BANJIR MEMATIKAN KEHIDUPAN WARGA MELAWI KALBAR, KAPAN SUNGAI ITU DIKEDUK?
KoranJokowi.com, Kalbar : Hasil pengamatan F.Luwi, Wartawan KoranJokowi.com – Kalbar, membenarkan bahwa terdapat
Ribuan Rumah di Melawi Kalimantan Barat yang Terendam Banjir
setelah Kalbar diguyur hujan sejak kemarin (13/9) Lalu.
Jika sudah demikian apakah Kita wajib menyalahkan Tuhan karena air hujan tidak ‘masuk’ kedalam bumi sebagaimana di ibukota Jakarta?, Yang jelas Banjir ini telah memastikan Ribuan rumah warga di 18 desa di Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat.
“Salut kepada Kapolsek Nanga Pinoh Dan jajarannya yang terus bersama Warga terdampak Banjir, seperti di Desa Tanjung Lay, Tembawang Panjang, Desa Pal, Tanjung Niaga, Kenual, Baru dan Desa Sidomulyo”, kata Luwi melalui seluler (14/9) lalu.
Kapolres Melawi, AKBP Tris Supriadi, memimpin langsung jajarannya agar ikut mengawasi dan membantu warga juga bagaimana menjaga aktivitas pasar sayur Nanga Pinoh tetap aktif. Termasuk menjaga Lantas jalan Provinsi Nanga Pinoh-Sintang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Nanga Pinoh yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kapolres Melawi menambahkan hingga saat ini belum ada korban jiwa yang dilaporkan akibat bencana banjir tersebut, sementara kerugian materil belum dapat diperkirakan. Terkait dampak banjir tersebut maka demi keselamatan masyarakat dan lingkungan maka pihak PLN ULP Nanga Pinoh melakukan pemadaman beberapa gardu dan pemadaman 13 gardu yaitu gardu di Tanjung Niaga, Sisipan Tanjung, Kva Kelakik, Sisipan Kelakik, Kva Sidomulyo II ( Jepara ), Kva Kaswari, Kva AP 21, Kva Markasan, Kva Erti, Kva Kenanga 1, Kva Kenanga 2, Kva Nawawi 1 dan di Kva Nawawi 2.
TAK KENAL MAKA TAK SAYANG
Kabupaten Melawi adalah sebuah kabupaten di provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Melawi memiliki tiga sungai , yaitu Sungai Kayan, Sungai Melawi dan Sungai Pinoh.
Dahulu dikenal sebagai Batang-Melawei (alias Laway, Melahoei, Pinoe).Daerah aliran sungai Pinoh merupakan termasuk wilayah Kerajaan Kotawaringin.
Kontrak 1756, Sultan Tamjidullah I dari Banjarmasin dengan VOC-Belanda mendaftarkan Melawai (alias Melawi) dalam wilayah pengaruh Kesultanan Banjarmasin. Tanggal 1 Januari 1817 Raja Banjar Sultan Sulaiman menyerahkan Sintang dan Melawi (disebut dengan nama Lawai) kepada Hindia Belanda. Tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam dari Banjarmasin menyerahkan Lawai (alias Melawi) kepada Hindia Belanda.
Jika memang punya 3 sungai disana, pertanyaan kita kapan terakhir dilakukan normalisasi/pengedukan? (F.Luwi/foto.ist)
1 Trackback / Pingback