PENANGKAPAN AKTIVIS KAMI VERSI STAF JENDERAL MOELDOKO & MABES POLRI,, “NGERI !”

PENANGKAPAN AKTIVIS KAMI VERSI STAF JENDERAL MOELDOKO & MABES POLRI,, “NGERI !”

KoranJokowi.com, Bandung : “Tidak mungkin aparat kepolisian melakukan salah tangkap. Apalagi, Indonesia merupakan negara hukum. Sehingga, penangkapan yang dilakukan sudah sesuai aturan dan standar prosedur hukum yang berlaku. Terkait seseorang terbukti bersalah atau tidak, selayaknya  semua pihak menyerahkan perihal penangkapan deklarator KAMI kepada proses hukum. Namun jika terbukti bersalah, akan ada konsekuensinya”, demikian Tenaga Ahli Utama KSP ( Kantor Staf Presiden) – Donny Gahral Adian  kepada Pers (13/10) menanggapi peristiwa penangkapan terhadap sejumlah aktifis dan deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia ( KAMI ) sebelum digelarnya aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja pada Selasa (13/10/2020).

Menurut Donny, aparat yang berwenang tidak mungkin menangkap jika tidak memiliki bukti-buki yang lengkap. Lantaran, aparat kepolisian memiliki informasi dan memiliki rekam jejak digital seseorang yang ditangkap sehingga melakukan penangkapan.“Semua itu tidak mungkin dilakukan tanpa bukti-bukti yang solid, pasti ada alat bukti yang sudah dikumpulkan, ada informasi yang sudah diterima, ada digital forensik yang sudah dilakukan pelaku”

Disisi lain Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono  membenarkan adanya penangkapan aktifis KAMI  tersebut dan mengatakan, penangkapan dilakukan berawal dari adanya sebuah percakapan di grup aplikasi berbasis pesan WhatsApp (WA). Adapun pesan yang tersiar dalam grup itu diduga berisi penghasutan serta ujaran kebencian yang memicu adanya gerombolan massa untuk melakukan aksi demo penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja hingga berakhir anarkis.

“Percakapan di grup WhatsApp, pada intinya terkait penghasutan dan ujaran kebencian tadi berdasarkan SARA,” kata Awi kepada Pers di Bareskrim Polri, Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa, 13 Oktober 2020. Meski pihak kepolisian tak menjelaskan lebih lanjut bagaimana isi pesan di grup WhatsApp tersebut. Awi hanya memastikan, percakapan dalam grup anggota KAMI itu diduga kuat bisa memicu terjadinya unjuk rasa yang berakhir ricuh dan anarkis. Bahkan ia mengungkapkan, sejumlah isi pesan yang ada di grup itu bisa membuat siapa saja yang membacanya menjadi ngeri. Oleh sebab itu, menurut Awi, kelompok masyarakat yang tak terlalu paham dengan informasi yang beredar akan dengan mudahnya melakukan perusakan akibat tersulut emosi dari kabar yang menyesatkan.“Kalau rekan-rekan ingin membaca WA (WhatsApp Grup)-nya ngeri. Pantas di lapangan terjadi anarki,” kata dia.(Red-01/Foto.ist)

Tentang RedaksiKJ 4026 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan