MARSANTABI, SANTABI DA OPPUNG: KORANJOKOWI.COM MULAI BERAKSI DI PROV.SUMUT. DESA HELVETIA, TUNGGORONO, LAU CIH, SAMPALI, PERCUT SEI TUAN, SIMPANG AMPAT ASAHAN & MANY MORE – (1)
KoranJokowi.com, Bandung : Dalam perjalanan berkeliling ke kota Medan, Kota Binjai, Kab, Deli Serdang waktu lalu. Tibalah kami di Desa Tunggorono, Binjai tepatnya sekitaran jalan desa dan apitan Kantor OP-6 PTPN 2, Kebun Sei Semayang, Kec.Binjai Timur, Kota Binjai. Disana terhampar lahan produktif serupa tanaman singkong dsb.
Rombongan pun menyeruak kedalamnya, marsantabi, berbicara dengan alam dan para makhluk hidup yang ada diatasnya. “Tangan do botohon ujungna jari-jari, laho manggurithon sidohonku, jumolo ma ahu marsantabi !. Ramba na poso naso tubuan lata, halak na poso dope ahu naso umboto hata. Dimana , kalau pun saya etnis sunda meyakini Umpasa /pribahasa batak ini sebagai bagian dari penghormatan kepada alam dan para leluhur , sikap merendah diri bagi seseorang berusia muda atas sesuatu hal.
Hal ini bukan saja sebagai percakapan beretika Batak dimana hendaknya didahului dengan ucapan “maaf” atas kesilapan/kesalahan yang mungkin timbul dalam suatu pertemuan/ percakapan adat atau sesuatu hal yang dituju, sekaligus menghindari kesalah-pahaman/ salah pengertian.
Bahkan pada suatu tempat dimana tempat itu dianggap keramat, sering terdengar ucapan: “santabi da oppung”. Dengan ucapan itu ada keyakinan roh yang menghuni tempat tersebut tidak merasa tersinggung, sehingga tidak mengganggu kita.
Saya tidak tahu apakah yang kami lakukan ini benar atau tidak, namun saya senang dapat melakukan semacam marsantabi / santabi disana sebagai bagian penghormatan kepada yang terlihat atau tidak. Apakah ini juga tepat atau tidak saya lakukan hal ini di sudut kota Binjai yang jaraknya sekitar 22 Km dari kota Medan itu?
Yang saya tahu sebelum berstatus kotamadya, Binjai adalah ibu kota Kabupaten Langkat yang kemudian dipindahkan ke Stabat. Binjai berbatasan langsung dengan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Deli Serdang di sebelah timur dan selatan. Binjai memang terletak di daerah strategis di mana merupakan pintu gerbang Kota Medan ditinjau dari provinsi Aceh, Yang juga saya tidak tahu apakah kota Binjai masih juga disebut kota rambutan karena rambutan Binjai memang sangat terkenal hingga bibitnya pun tersebar hingga tanah kelahiran saya di Jawa Barat.
Yang jelas Marsantabi itu saya lakukan bersama teman-teman KoranJokowi.com Prov. Sumatera Utara dalam rangka melengkapi niat besar sebagaimana harapan beberapa masyarakat di Desa Helvetia, Desa Tunggorono, Desa Cau Cih, Desa Sampali, Percut sei tuan, Desa Cinta damai, Kec.Simpang Ampat-Asahan, dsb. atas semua yang telah disampaikan kepada teman teman di KoranJokowi.com Prov.Sumut agar diteruskan kepada Presiden Jokowi melalui Kantor Staf Presiden RI, Salah?
Yang saya tahu juga teman-teman KoranJokowi.com Prov. Sumatera Utara khususnya KoranJokowi.com Kota Binjai mempunyai harapan besar kepada Presiden Ir.H. Joko Widodo agar tanah/lahan Ex-HGU PTPN II di Desa Tunggorono, Binjai Timur, Kota Binjai seluas 100 hektar dapat segera terselesaikan,
Bahkan upaya lainnya untuk ini, kami telah berkirim surat kepada Presiden Jokowi melalui Kantor Staf Presiden (KSP), no.02014/KJ/Red/II/2021 tgl. 14 Februari 2021 , dan telah diterima KSP per.tgl.15 Februari 2021.
‘MARSANTABI, SANTABI DA OPPUNG !
(Red-01/Team/Foto.ist-ill)
13 Trackbacks / Pingbacks