Kabar Jakarta – (43), APA YANG DILAKUKAN CHARLES MALELA PAKAR ECO ENZYME DI NTT ?
Koran Jokowi.com, Jakarta : Untuk kesekian kalinya Koran Jokowi.com mengangkat Eco Enzyme(EE ) kepublik karena dia mempunyai semboyan “ Tiada hari tanpa eco Enzyme”.Setiap hari bergelut dengan EE dan berbagi secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan. Charles Malela, S.P, M.Si sebagai Dosen Luar biasa di Unimor, tapi, juga Penyuluh pertanian Kabupaten Timor Tengah Utara , NTT,
Semoga mahasiwanya menjadi embrio, lahirnya Charles-charles baru Yang mengabdi kepada nusa dan Bangsa lewat karya-karyanya melalui EE dan menjaga bumi, mebersihkan udara, membuat kompos dan lain-lain. Charles Malela tidak kenal Lelah,pagi,siang dan malam dan waktu sekecil apapun di manfaatkan untuk mengedukasi masyarakat, termasuk kelompok ibu-ibu dan para pemuda dan komunitas-komunitas lainnya. Dia hampir seluruh NTT, sudah dijelajahinya guna mensosialisasikan Proses pembuatan dan pemanfaatan EE.
Untuk Pengantarnya selalu diawali “Salam Eco Enzyme…. Terus menjaga Bumi… Tiada hari tanpa EE”. Charles sampai menelusuri masuk pelosok desa di NTT untuk sosialisasi dan mengimplementasikan proses pmbuatan EE dan pemanfatannya d desa Kenbaun dan membantu Petani di Pedalaman … terus menjaga bumi kata Charles Malela. Dia juga sebagai pendiri Komunitas EE di NTT. Suatu hari lanjut Charles Kelompok tani Firdaus menjual tomat yang menggunakan EE dengan kwalitas sangat baik sehingga laris dengan harga tinggi Rp. 235 ribu – Rp.300 ribu /keranjang.
Teringat waktu koran Jokowi mengikuti zoominar bertema “Eco Enzyme untuk Bencana “ tanggal 12 Agustus 2021 yang salah seorang nara sumbernya ialah Charles Malela, SP, M.Si BersamaSumarsono dari PMI pusat, EE untuk bencana kata Charles Malela: 1) Tuangkan EE ke areal banjir,2) mengobati luka,3)membersihkan udara di pengungsian, 4) menghilangkan bau bangkai,5)menjernihkan air,6) memulihkan kondisi tanah pertanian.
Dalam kaitan Pemanfaatan EE inilah muncul pertanyaan dari stafsus DKI Jakarta, kepada nara sumber: menanyakan Danau Toba sudah terkontaminasi akibat maraknya Keramba Jaring Apung ( KJA) sehingga tercemar , Kami dari Sie Kategorial Lingkungan Hidup Santo Servatius Kampung Sawah Bekasi berencana untuk mencoba untuk mengolah sampah dikabupaten Samosir,bahkan kami sudah mengajukan Proposal Ke Pemkab Samosir melalui Kepala dinas Lingkungan hidup Kabupaten Samosir S.Tamba Tapi hingga sekarang belum ada tindak lanjutnya. Bahkan seorang teman sudah terlebih dulu ada disana untuk melakukan pendekatan dan diskusi. Sedangkan di kabupaten Toba program ini sudah berjalan dengan baik, karena respon positif dari Pemdanya. Program ini sangat didukung oleh PMI pusat sembari memberi nama pejabat PMI Sumut dan Nomor Telepon selularnya untuk bisa berkolaborasi, mudah-mudahan ada tanggapan dari Pemkab Samosir.
(Ring-o)
Lainnya,
Kabar Jakarta – (42), KONFLIK PARTAI BERKARYA BUKAN URUSAN PRESIDEN JOKOWI – KORAN JOKOWI
1 Trackback / Pingback