Kabar Purwakarta (5),
APAKAH BUNG KARNO ,IR.DJUANDA & PRESIDEN JOKOWI TAHU JIKA ECENG GONDOK DI WADUK JATILUHUR PURWAKARTA SEMAKIN MENGERIKAN ?
KoranJokowi.com, Kab. Purwakarta : Edisi sebelumnya telah cukup kita bahas tentang mengapa kita harus perduli dengan Waduk Jatiluhur, check it dot ….
Salah satunya adalah dahsyatnya perkembangan tanaman air Eceng Gondok yang telah hampir 50% menguasai permukaan waduk disana yang luasnya sekitar > 83 Kilometer, berarti hampir 40-50 Km luasan Eceng gondok disana.
Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuwan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya
Dalam beberapa sumber disebut efek negtif dari Eceng gondok, yaitu :
- Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
- Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).
- Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
- Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.
- Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.
- Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan
Seorang nelayan initial WA mengatakan kepada kami, KoranJokowi.com, ” Eceng gondok itu selain merusak pemandangan juga mempengaruhi akses kapal para nelayan, kang. Kami yang mau menyebrang ke wilayah galumpit dan Kilalawang tidak bisa menyebrang, perahu tidak bisa bersandar. Juga menghambat sinar matahari ke dalam permukaan dasar air”
Warga lain mengatakan, Eceng Gondok pun seolah ‘teror menakutkan bagi para petani ikan. Pasalnya banyak ikan hasil panen mereka mati akibat terlalu lama di atas perahu lantaran terjebak serbuan tumbuhan mengapung tersebut.
Sumber lain mengatakan , Sembel (2015) peledakkan eceng gondok pada daerah perairan akibat pupuk pertanian yang masuk kedalam perairan dan terakumulasi dalam dasar sungai atau danau dan mengakibatkan eutrofikasi. Eutrofikasi adalah meningkatnya kandungan mineral pada perairan yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada eceng gondok
Hal lain, proses evapotranspirasi akibat penguapan terjadi pada daun eceng gondok, mengakibatkan ketersediaan oksigen di air menjadi berkurang. Menurunnya kandungan oksigen terlarut pada perairan mengakibatkan kematian pada organisme seperti ikan (Sachoemar dan Wahyono, 2007)
JIKA SAJA SAAT INI ECENG GONDOK DI WADUK JATILUHUR LEBIH DARI 1 JUTA POHON, KITA AKHIRNYA SEMAKIN TAHU BAGAIMANA EFEK NEGATIF DARI ECENG GONDOK. SAYANGNYA KAMI KORANJOKOWI.COM BUKAN AHLINYA DALAM HAL MEMINIMALISIR ITU SEMUA, YANG KAMI INGAT ECENG GONDOK DAN TURUNANNYA BERMANFAAT JIKA DIBUAT SEBAGAI CINDERA-MATA, MIS: HIASAN DINDING, TAPLAK, DSB.
Mungkin TP-PKK Kab. Purwakarta telah melakukan itu bersama Kemenparekraf dan Dekranasda ?
-BERSAMBUNG-
(Red-01/Saehudin-Foto.ist)
Sebelumnya,
2 Trackbacks / Pingbacks