Diary, GUNTUR SUKARNOPUTRA 1944 – 2022 (15), ” INDONESIA PILIH AMERIKA ATAU CHINA “

Diary, GUNTUR SUKARNOPUTRA 1944 – 2022 (15),

” INDONESIA PILIH AMERIKA ATAU CHINA “

KoranJokowi.com, Jakarta:

Presiden Filipina Rodrigo Duterte beberapa waktu yang lalu berujar:

If we choose America it means war

If we choose China it means peace

See the source image

Beberapa tahun yang lalu ketika Hassan rouhani berkuasa di Iran ia berujar:

Western democracy allready bankrupt

Demokrasi Barat sudahlah Bangkrut

Bahkan beberapa dekade yang lalu Sukarno berkata:

To build a world a New!

Bangunlah dunia yang baru.

See the source image

Bagaimana dengan kita Indonesia saat ini yang masih tetap menganut politik bebas aktif khususnya menghadapi perhelatan G20, Oktober yang akan datang di Bali yang Presidensi nya dipegang oleh Indonesia. Dalam G20 kita ketahui anggotanya bermacam-macam negara layaknya “gado-gado” ada Amerika Serikat negara-negara Uni Eropa bercampur dengan negara-negara setengah maju dan negara-negara berkembang yang politik luar negerinya beraneka warna.

Menurut mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti dalam salah satu webinar, Ia mengatakan Amerika masih dapat diajak berdialog untuk membebaskan tarif ekspor ikan kesana sedangkan negara-negara Uni Eropa sangat sulit diajak dialog apalagi kompromi, sedangkan RRC (China) walaupun berkoar sebagai negara adidaya yang anti intervensi terbukti kapal-kapal nelayan dengan dikawal oleh Costguard selalu lalu-lalang mencari ikan di daerah Laut China Selatan dan masuk ke wilayah perairan Indonesia.

Sejauh Ini belum ada kapal nelayan China yang ditenggelamkan karena mencuri ikan. Selain RRC atau China kapal-kapal nelayan Vietnam bahkan Malaysia juga ikut-ikutan untuk mencari ikan di perairan Indonesia tadi.

See the source image

Penulis kurang jelas sejauh mana aparat-aparat yang berwenang sudah bertindak untuk mengatasi kejadian-kejadian tersebut di atas. Walaupun kita menganut politik luar negeri bebas aktif bukan berarti kita berdiri di tengah-tengah, tidak berpihak kemanapun melainkan berpihak kepada pihak-pihak yang anti sistem kolonialisme dan imperialisme.

Walaupun hal ini akan berarti it means war seperti kata Duterte terhadap China belum tentu juga it means peace.

Untuk kekuatan-kekuatan Barat memang harus kita akui bahwa sistem demokrasi disana saat ini dalam keadaan bangkrut, karena dalam keadaan sosial politik interasional saat ini terutama di era setan siluman covid-19 dengan varian barunya Omicron sebagai keketuaan (Presidensi) G20 harus berani bersikap tegas dan lugas dalam mempertahankan nilai-nilai Pancasiala dan UUD45 asli dalam kondisi tersebut diatas.

See the source image

Kita tidak dapat ingin bersikap netral dan seolah-olah duduk-duduk di atas pagar, menonton situasi yang berkembang tanpa mengambil sikap tegas dan lugas bila tidak ingin ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan negara-negara adikuasa dan adidaya tersebut di atas.

Sudah berulang-ulang dijelaskan oleh Bung Karno politik bebas aktif bukanlah politik netral akan tetapi politik yang memihak. Memihak kepada hal-hal yang menguntungkan Indonesia dalam rangka agar berdaulat dalam bidang politik, berkepribadian dalam bidang kebudayaan dan berdikari dalam bidang ekonomi.

Trisakti Inilah yang harus dapat dipegang teguh bahkan diperjuangkan oleh Indonesia di dalam forum G20 yang akan datang.

See the source image

Makna Konferensi Asia-Afrika Dan Non Blok

Bila kita melongok kembali adanya Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 ketegasan politik luar negeri Indonesia dapat menjadi penuntun bagi negara-negara peserta yang sebagiannya masih merupakan negara jajahan Kolonialisme Barat yang sebenarnya sudah bangkrut menurut Presiden Iran Hassan Rouhani.

Berkat adanya konferensi Asia-Afrika tersebut sebagian terbesar negara-negara terjajah di Afrika dapat memerdekakan dirinya. Seperti diketahui keputusan konferensi Asia-Afrika tersebut antara lain menyatakan: semua bentuk penjajahan dengan segala bentuk dan manifestasinya di muka bumi harus dilenyapkan.

Keputusan tersebut adalah penerapan dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab (perikemanusiaan) dari Pancasila.

Sambutan kepada adanya konferensi Asia-Afrika sangat luar biasa terutama dari negara-negara Afrika yang saat itu masih banyak yang belum merdeka. Nama Indonesia dan Sukarno menjadi terkenal di kalangan pemimpin-pemimpin negara Asia-Afrika serta Bandung dinyatakan sebagai ibukota negara Asia-Afrika. seterusnya semangat Bandung oleh Bung Karno digaungkan di forum PBB dengan pidatonya yang fundamental yakni “Membangun dunia kembali” Atau “to Build a world a new) pada tahun 1960.

See the source image

Gerakan Non-Blok Beograd 1961 

Seruan tersebut ternyata mendapat sambutan dari berbagai kalangan negara-negara yang politik bebas aktif seperti: Ghana, India, Yugoslavia, Mesir dan Indonesia yang tokoh-tokohnya adalah Kwame Nkrumah, Pandit Jawaharlal Nehru, Josip Broz Tito, Gamal Abdul Nasser dan Indonesia dipimpin oleh Sukarno.

Konferensi tersebut dilaksanakan pada era perang dingin di tahun 1961 di Beograd Yugoslavia.

Adapun hasil yang terpokok adalah mengutus Presiden Sukarno untuk menemui Presiden Amerika Serikat John F Kennedy dan menjelaskan sikap politik gerakan Non Blok menghadapi perang dingin khususnya perang Vietnam.

Sedangkan Jawaharlal Nehru Perdana Menteri India diutus menemui Nikita Khrushchev untuk maksud yang sama. Atas saran Sukarno, Presiden Kennedy yang pola pikirnya sangat rasional dan lapang dada bersedia menarik seluruh pasukannya dari kawasan Indochina dan menyerahkan masalah Vietnam serta Korea kepada rakyat masing-masing negara. Selain tersebut di atas Kennedy juga didesak kekuatan new left, gerakan kiri baru yang saat itu mulai merebak di Amerika Serikat. Walaupun gerakan tersebut menamakan dirinya kiri baru akan tetapi dalam kenyataannya politik yang dianut tidaklah berciri-kiri melainkan justru sebaliknya yaitu ekstrim kanan. Gerakan tersebut dipelopori oleh Herbert Marcuse.

See the source image

Dampak Terhadap Pertemuan G20

Sikap Indonesia di dalam G20 hendaknya benar-benar memperhitungkan kepentingan-kepentingan praktis dari negara negara adikuasa Amerika Serikat dan Uni Eropa yang jelas mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda dengan kepentingan-kepentingan nasional negara-negara berkembang khususnya Indonesia. Disinilah terletak tanggung jawab yang berat di punggung Presiden Joko Widodo namun sejauh pengamatan kekuatan-kekuatan patriotik selama ini kita yakin bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo pasti tidak akan mengorbankan kepentingan-kepentingan nasionalnya walaupun sifat dan corak dari G20 jauh berbeda dengan Konferensi Asia-Afrika ataupun gerakan non-blok beberapa dekade yang lalu.

Salah satunya adalah G20 diselenggarakan dalam era dunia diinvasi oleh setan siluman Covid-19 dengan varian barunya Omicron serta adanya perlombaan roket-roket Hipersonik yang malang melintang antara negara adikuasa dan adidaya khususnya dengan Rusia dan Korea Utara yang tujuan akhirnya adalah menguasai angkasa luar (Dirgantara) sebagai hari depan umat manusia!

Jakarta, 25 Januari 2022,-

Guntur Soekarno

Pemerhati Sosial

Catatan Redaksi:

Kepada Om Gun/Mas Tok, kami atas-nama Relawan Jokowi menghaturkan rasa bangga karena om masih menyempatkan waktu untuk berbagi ceritera, semoga om Gun dan keluarga senantiasa diberikan kesehatan dan kemudahan dalam segala aktifitasnya. Hormat & salam kami sepanjang hayat

Aamiin Yrabil’alamiin

…….

Lainnya,

Diary, GUNTUR SUKARNOPUTRA 1944 – 2022 (14), WASPADA TERHADAP KUASANYA KERONGKONGAN – KORAN JOKOWI

Tentang RedaksiKJ 4026 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

1 Trackback / Pingback

  1. Diary, Guntur Sukarnoputra 1944 – 2022 (16), MENGAPA SUKU DAYAK KALIMANTAN DI HUJAT !? - KORAN JOKOWI

Tinggalkan Balasan