
NGopitainmen (37),
” ADA APA DI RAWAMANGUN JAKARTA TIMUR ? “
Koranjokowi.com, Lifestyle :
Kemarin malam (6/9) kami bertemu dengan teman teman dari kelurahan Rawamangun, Jakarta Timur ; Mbak Naning, Mas Agus ‘Pak De, Pak RT ‘Budi dan Santo ‘Bycer. Tidak ada diskusi khusus , ini hanya ‘kangen – kangenan saja. Kalau bicara Rawamangun maka yang ada dalam pikiran kita adalah punya ‘branding dan image sebagai satu daerah yang ekslusif sebagaimana Tebet, Kelapagading, Otista dsb. Namun ada salah salah satu kelebihan disana dibanding yang lain, karena di Rawamangun ada Jakarta Golf Club (JGC) lapangan golf tertua di Indonesia karena berdiri sejak tahun 1872
Rawamangun memang sebuah kelurahan yang terletak di wilayah Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. Yang Luas wilayahnya sekitar 2,60 Km dan dilintasi oleh Kali Sunter yang berhulu di daerah Jonggol, Jawa Barat.
Dari beberapa referensi yang Koranjokowi.com himpun, asal muasal nama ‘Rawamangun’ karena dahulu pada masa penjajahan Belanda, khususnya era bernama ‘Batavia (1619–1949) , saat itu Jakarta adalah kumpulan rawa dan hutan lebat . Bahkan, biar pun pada musim kemarau, tanahnya cenderung basah dan berair, termasuk diseluruh wilayah Jakarta Timur.
Dan seiring waktu hutan dan rawa rawa itu diuruk untuk pemukiman, dan kemudian menjelma sebagai ‘Kampoeng Rawamangoen;, kampung yang dibangun diatas rawa (?)
Sejarah Lapangan Golf Rawamangun


Satu situs penting yang dapat dicatat pada awal perkembangan area Rawamangoen adalah pembangunan kanal untuk pengembangan dan pencetakan sawah baru. Kanal ini juga dengan sendirinya menjadi fungsi drainase. Kanal ini dengan menyodet kanal lama (Buitenzorg-Weltevreden) di sekitar gang Solitude (sekitar Pal Meriam yang sekarang). Ruas pertama kanal area Rawamangoen ini ke arah timur (Pisangan), lalu dibelokkan ke arah utara (sekitar lapangan golf yang sekarang) dan kemudian dibelokkan lagi ke arah timur (yang kelak disambungkan dengan sungai Soenter di sekitar Djatinegara lalu ke Poelo Gadoeng).
Sayangnya karena kurang dirawat, urukan sampah dan lumpurnya cukup tinggi
Pada tahun 1937 area Rawamangoen mulai terkenal sehubungan dengan selesainya lapangan golf modern (yang pertama). Lapangan golf ini sangat luas dan memiliki banyak hole. Lapangan golf ini menjadi semacam rest area yang cukup dekat dari kota yang saat itu sangat bau dan berdebu. Akses menuju lapangan golf ini tetap menggunakan jalur lama dari Salemba Tengah dan Oetan Kajoe.
Permainan golf sudah sejak lama dilaksanakan di Batavia (bahkan lebih dulu dari sepak bola). Pada tahun 1911 klub gol Batavia BGC menyelenggarakan kejuaraan golf dengan mengundang tim Semarang dan Soerabaja (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 18-04-1911). BGC terus melakukan konsolidasi organisasi seiring dengan perkembangan permainan golf dengan peminat yang terus meningkat. Dukungan dari para ekspatriat dari Eropa, Amerika dan Jepang mulai memikirkan lapangan golf yang refresentatif. Lapangan golf di Manggarai sudah tidak optimal (terlalu sempit).
Dalam rapat tahunan Batavia Golf Club tahun 1927 muncul ide pembangunan lapangan yang baru (Bataviaasch nieuwsblad, 18-02-1927). Dengan adanya gagasan baru ini maka di Batavia, lapangan golf akan pindah untuk yang ketiga. Lapangan golf pertama (1872) berada di Koningsplein (sekitar Lapangan Monas yang sekarang). Oleh karena lapangan yang kala itu masih ukuran kecil lalu dipindahkan ke Manggarai sehubungan dengan pembangunan perumahan (elit) Menteng dan reposisi rel kereta penghubung utara-selatan dari lintasan di Tjikini ke lintasan yang baru di Manggarai (1918).
Kemudian terpilihlah area Rawamangoen, suatu area yang masih hijau dan lahan yang cukup luas. Kandidat area ini sangat sesuai karena sudah ada jalan akses melalui Salemba, yang tidak jauh dari kota (Batavia dan Weltevreden). Lapangan golf ini kemudian dibangun tepat berada di utara kanal Rawamangoen. Adanya kanal ini dengan sendiri area lapangan golf akan terhindar dari kemungkinan bahaya banjir.
-BERSAMBUNG-
(Red-01/Foto.ist)
#Jokowi2Periode
Lainnya,
NGopitainmen (35) ” PERAN KETUA RT/RW SEJAK JAMAN PENJAJAHAN JEPANG ” – KORAN JOKOWI
Be the first to comment