KORANJOKOWI.COM TIDAK PERLU MENULIS INDAH: "GALI, CATAT, GALI, CATAT !"

KORANJOKOWI.COM TIDAK PERLU MENULIS INDAH: “GALI, CATAT, GALI, CATAT !”

KoranJokowi.com, Bandung : Banyak Relawan Jokowi yang terjebak kepada paranoia ‘apa yang bisa saya lakukan’ untuk terus mengawal kinerja Presiden Jokowi sekaligus menjadi ‘sparing-partner’ kabinetnya. Maka banyak sebagian yang hanya berkutat dalam sosial media, sebut saja facebook, group WA, dsb.

Sedangkan effek-readernya terbatas, dia lagi, dia lagi. Sedangkan banyak hal lain yang dapat kita lakukan, agar pesan Kita sampai keseluruh lapisan masyarakat.

Pengalaman sejak Pilpres 2014, banyak program Presiden Jokowi yang tidak ‘sampai’ kepada masyarakat didesa -desa, maka banyak pula ‘pemlintiran kinerja beliau, itu KESATU.

KE-DUA, bagaimana Presiden Jokowi dapat mengetahui bahwa masih banyak masalah dan kendala dilapangan jika tidak ada yang ‘mengangkatnya‘ kepermukaan, teman teman media mainstream Itu banyak yang Relawan Jokowi,namun temuan dilapangan banyak yang ‘kandas‘ saat dimeja editor.

KE-TIGA, Akhir Pilpres 2014 Lalu Presiden Jokowi meminta agar Relawan jangan bubar,namun ber-transformasi dalam bentuk lain yang juga ‘nyata dan kongkrit. Maka berbondong-bondonglah membuat badan hukum, sayangnya ibarat jamur dimusim hujan, kandas juga ditengah jalan. Karena orientasinya adalah jabatan di kementerian, instansi/ Bumn Dsb.Ahahah…

KORANJOKOWI.COM adalah buah pikir dan diversifikasi produk dari KoranJokowi bentuk media cetak (tabloid bulanan,12 halaman) yang pernah eksis sejak tahun 2014-2017. Kemudian kandas karena memang terlalu berat untuk operasional khususnya biaya Cetak + distribusi ke hampir 15 provinsi. Ahahah.. sedih brow !

Sedangkan kehidupannya saat Itu tergantung kepada ‘sedekah‘ para Relawan, baik materi maupun Informasi. Tanpa honor pula. Ahahah…

Kehancuran sehancur-hancurnya, disaat datang badai TABLOID OBOR RAKYAT, kita pun tiarap dan mengangkat handuk putih, MENYERAH !

Teman, kita bukan orang-orang jurnalis kawakan, juga bukan pemilik kapital. Kita hanya ingin mengabdi kepada Presiden Jokowi ,diantara sulitnya kehidupan masing-masing. Jadi jangan berharap karya kami Itu INDAH, jauh dari Itu. Kita hanya punya kesukarelaan, data dan fakta.

Tahun 2020 kita mencoba bangkit dengan Enerji yang tersisa, kita bangun KORANJOKOWI.COM.

Kita bukan jurnalis, hanyalah Relawan yang sok ‘jurnalis, kita hanya ingin tetap ikut andil mengawal Presiden Jokowi hingga akhir jabatan. Karena dilapangan masih banyak temuan yang harusnya beliau tahu, Kita adalah penyeimbang atas laporan para kabinet dan kepala daerah. Salah !?

Wajar jika kemudian gaya tulisan ‘sok jurnalis kita ini lebih mengarah kepada ‘gaya bebas’ sebagaimana dalam ilmu’ Jurnalistik sampaikan dengan nama gaya penulisan feature (ficer).

Gaya ini lebih kita suka, karena ‘rambunya’ sangat sederhana, yaitu human interest. Tentu saja tanpa mengabaikan sisi informasi yang harus diberikan kepada pembaca, yang terpentingnya ada DATA & FAKTA, titik !, Ahahah..

Gaya ini lebih ‘gue banget’, dimana kita bisa sisipkan EDUTAINMENT , Edukasi dan Entertainment (hiburan) ,Namun mampu menggugah simpati maupun empati pembaca.

Gaya ini tidak ada expired-nya, tak mudah basi. Penulisan ini tak lagi terikat oleh faktor 5W+1H, seperti yang harus ada pada tulisan-tulisan bergenre hardnews/straight news. Seorang pembaca bisa menikmati sebuah feature Kita kapan saja, meski peristiwa atau objeknya telah berlalu hingga belasan tahun.

Teman,

Puluhan juta orang telah melakukan ini, pertanyaannya kemudian berapa orang RELAWAN JOKOWI yang melakukannya?

Bagi saya pribadi, bagaimanapun, feature lebih bersifat subjektif—di mana opini maupun sudut pandang kita terlihat jelas di sana. Tak hanya itu, pembaca juga akan “dituntun” untuk ikut merasakan dan seolah-olah terlibat, melalui penggambaran suasana, pendeskripsian latar, serta karakter tokoh —yang membuat orang, seolah-olah sedang membaca sebuah cerita pendek atau novel, ketimbang laporan jurnalistik.