
FEBRI BILANG KPK LEMAH, RELAWAN JOKOWI JAWAB, “CAPEDE !?”
KoranJokowi.com, Bandung : Mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah dilantik menjadi Juru Bicara Kantor Darurat Pemberantasan Korupsi pada Jumat (24/9/2021). Solidaritas masyarakat sipil mendirikan Kantor Darurat Pemberantasan Korupsi di depan Gedung ACLC KPK atau gedung lama lembaga antirasuah itu.
Kantor darurat ini didirikan sebagai bentuk kekecewaan terhadap kinerja KPK dan pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini, pendiriannya melibatkan sejumlah elemen masyarakat sipil, seperti BEM Seluruh Indonesia dan Koalisi Bersihkan Indonesia. Kemudian, ICW, Amnesty International Indonesia, YLBHI, LBH Jakarta, SERBUK, KASBI, KPBI, LBH PP Muhammadiyah, dan Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi.
Dalam orasinya, Febri mengatakan, Gedung Merah Putih KPK telah dibajak. Padahal, Gedung yang ada sejak 2012 itu dibangun dengan uang receh yang mungkin bagi sebagian orang tidak berharga. Uang itu, ujar dia, dikumpulkan untuk membangun Gedung Merah Putih dengan harapan agar pemberantasan korupsi betul-betul menjadi lebih kuat di Gedung rakyat tersebut.
“Tapi sekarang Gedung Merah Putih itu dibajak untuk kepentingan-kepentingan yang dapat berseberangan dengan pemberantasan korupsi, salah satu indikasinya adalah ketika para pagawai KPK, para penyidik, para penyelidik, para pegawai di berbagai unit di KPK itu disingkirkan dengan alasan tes wawasan kebangsaan yang kontroversial,” ucap dia.
ITU KATA FEBRI, APAKA KATA KORANJOKOWI.COM ?
>.Febri Diansyah, S.H. Lahir di Padang, Sumbar tgl.8 Februari 1983, Pada tanggal 18 September 2020, Setalah menjabat selaku humas/Jubir KPK . Febri Diansyah mengajukan surat pengunduran diri di KPK dengan alasan kondisi KPK telah berubah.Sesuai aturan di KPK, maka sejak 17 Oktober 2020 atau sebulan kemudian, Febri Diansyah secara resmi bukan lagi sebagai Pegawai KPK
>.Sempat viral sebuah Video Taliban dikaitkan dengan KPK oleh akun Twitter @mochamadarip pada Sabtu (23/1) lalu. Dalam video itu, Febri menjadi orang yang dicatut sebagai anggota Taliban KPK dan disebut tengah menggembleng mahasiswa untuk melakukan tindakan anarkis saat demo menolak revisi UU KPK 2019 lalu.
Kalaupun kemudian ada bantahan Febri, yang mengatakan. video tersebut diambil pada 11-12 September 2019 lalu saat KPK menerima audiensi dari sejumlah tokoh terkait gerakan antikorupsi, termasuk BEM.
>. Febri sempat ‘sewot dengan Eko Kuntadhi – Senior Pegiat medsos, yang mengatakan film animasi Nussa seolah menunjukkan Indonesia sedang mempromosikan khilafah ke seluruh dunia. Seperti diketahui, hal itu dicuitkan oleh pegiat media sosial Eko Kuntadhi yang menyebut pakaian karakter Nussa mirip taliban.
“Saya nonton sejumlah film-film tersebut bersama anak-anak, dan saya menemukan banyak sekali pesan dan nilai-nilai positif,” Febri menyebut Eko dan isu taliban itu murahan dan pernah dipakai pula untuk menyerang KPK.
‘Nyambung gak sih?
Ahahaha…
(Red-01/Foto.ist)
Be the first to comment