“Megawati Bangga, Jokowi-Suharto sebaliknya”
Koranprabowo.id, Politik :
“Kenalkan nama saya gitu (ada gelarnya), keren deh. Sama gelar-gelar setumpuk ini. Gitu lho,” kata Megawati – Ketum PDIP dengan bangga saat sambutan di sebuah acara Sinergi UGM-BRIN” Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu 1 Oktober 2025 lalu.
Megawati tidak ragu memperkenalkan dirinya di hadapan publik lantaran punya sederet gelar kehormatan yang dimilikinya. Meski tak pernah lulus kuliah dari universitas, dan hanya lulusan SMA Percik (Perguruan Cikini), Jakarta, namun Megawati senang menerima gelar kehormatan HC – Honoris causa dari berbagai lembaga.

Bahkan tercatat memiliki 13 gelar yang terdiri dari tingkat doktor dan profesor. Akan tetapi, 13 gelar tersebut merupakan gelar kehormatan yang diberikan berbagai kampus. ‘Ehehe.
Nah ini beda dengan Presiden Soeharto , kalau pun tak pernah menimba ilmu hingga perguruan tinggi namun berkuasa selama 32 tahun dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Beliau tidak ‘maruk’ dengan gelar akademis. Ketika para presiden lain ‘mengoleksi’ sekian banyak gelar doktor kehormatan (DR HC) dari dalam dan luar negeri, Soeharto justru menolaknya.

Termasuk saat Rektor UI Prof. Mahar Mardjono menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha, pada Rabu 30 Juli 1975, sekitar pukul 12.00.Dan menyampaikan rencana pemberian DR.HC, Suharto menjawab. “Wah, belum waktunya, sebaiknya UI melaksanakan pemberian penghargaan itu pada waktu yang tepat di kemudian hari”
Itu Suharto, begitu juga dengan Presiden Jokowi , Menteri Sekretaris Negara – Pratikno perah mengatakan kepada media bahwa ada 21 rencana pemberian gelar DR.HC yang akan diberikan kepada Jokowi. Namun Jokowi selalu menolak dan cukup bangga dengan gelar Insinyur Kehutanan yang diraihnya dari Universitas Gajah Mada pada 1985.

Menurut Pratikno, Jokowi selalu tersenyum kalau diberitahu ada yang akan memberikan gelar HC. “Janganlah, saya cukup gelar insinyur, bukan doktor he-he-he…” tiru Pratikno.
Bagaimana dengan Presiden Prabowo?, yang saya ingat saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI Prabowo thn. 2020 lalu, menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Pertahanan (Unhan) atas perannya dalam memperkuat pertahanan dan keamanan nasional. Namun sejumlah aktivis dan pembela hak asasi manusia (HAM) menuduh ‘tidak-layak’ karena Prabowo bertanggung jawab atas berbagai pelanggaran dan kekejaman HAM selama karir militernya.

Namun saat Prabowo menerima gelar Jenderal Kehormatan dari Presiden Joko Widodo, tgl. 28 Februari 2024, Prabowo terlihat terharu dan bangga apalagi disebut Jokowi Prabowo layak menerimanya karena memiliki kontribusi besar bagi negara dan telah menerima Bintang Yudha Dharma.
Cemooh juga diterima Raffi Ahmad yang menerima DR.HC dari kampus pendidikan jarak jauh, Universal Institute of Professional Management (UIPM) Thailand. Apalagi gelar itu untuk bidang Event Management and Global Digital Development.

Netizen pun menelusuri alamat kampus itu yang disebut beralamat di Vibhavadi Rangsit 64 Yeak 3 Alley, Talat Bang Khen, Lak Si, Bangkok 10210. Namun alamat tersebut justru mengarah ke sebuah hotel/apartment. “Taraaaa~ sampailah di Vibharadi-Rangsit 64, Yeak 3. Yang ternyata… Hotel 🤯 Sampe masuk dan tanya ke resepsionis terkait kebenaran alamat di website UIPM. Ternyata bukan kampus...” tulis akun Twitter @IbrahimNiar,
Doctor Honoris Causa (Doktor Kehormatan)
DR.HC adalah gelar kehormatan yang diberikan oleh perguruan tinggi yang memiliki program doktor dengan peringkat terakreditasi A atau unggul kepada perseorangan yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, atau berjasa dalam bidang kemanusiaan.

Gelar ini hanya dapat diberikan oleh perguruan tinggi yang memiliki wewenang menyelenggarakan program pendidikan dokter. Gelar doktor kehormatan yang selanjutnya disingkat Dr. (H.C.), dan ditempatkan di depan nama penerima. Gelar tersebut dapat dicabut oleh Menteri apabila tidak memenuhi persyaratan.
‘Paham ya?
(Red-01/Foto.ist)
Be the first to comment