PASCA TSUNAMI 1994 BANYUWANGI JAWA TIMUR, ‘ADA YANG TERSISA CERITERA DISANA !” – (2); “MISTERI KERAJAAN GUNUNG IJEN, GUNUNG TUMPANGPITU & TSUNAMI 1994”

PASCA TSUNAMI 1994 BANYUWANGI JAWA TIMUR, ‘ADA YANG TERSISA CERITERA DISANA !” – (2); “MISTERI KERAJAAN GUNUNG IJEN, GUNUNG TUMPANGPITU & TSUNAMI 1994”

KoranJokowi.com, Bandung : “Tragedi tsunami 1994 di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, masih melekat di benak masyarakat pesisir selatan. Tragedi yang terjadi Jumat Pon ini, meratakan rumah penduduk dan menewaskan ratusan orang. Tsunami Pancer terjadi pada Jumat Pon, tgl. 3 Juni 1994 sekitar pukul 02.00 dini hari. Sayang sebagaimana kenyataannya, banyak hal menarik yang tidak ter-expose oleh media. Maka saya memohon KoranJokowi.com dapat hadir di PERS – ROOM kerajaan hari ini pkl.10.00 pagi”, demikian pesan WA saya terima (Selasa,1/6), saya tidak tahu siapa yang mengirimnya dengan nomor 03061994 itu

Saya pun membalas dengan pertanyaan, “Bagaimana bisa saat ini sudah pkl.08.00, sedangkan jarak kota Bandung ke Banyuwangi itu sekitar 900-an kilometer?”, kemudian sipengirim itu membalas kembali. “Jika memang niat datang, pejamkan mata lalu baca alfatihah, sebelum selesai alfatihah kamu sudah tiba disini”

Saya pun bergegas membereskan semua keperluan liputam tidak lupa satu lembar kopi-sachet saya bawa dalam tas kecil. Saya pun menghadap kiblat dan membaca alfatihah,…. Dan ‘Tarrraaaaaa…. Dalam hitungan detik saya telah tiba disebuah ruangan yang demikian megah dan disana telah berdiri seorang kstaria gagah perkasa. Dia tersenyum dan menjabat tangan saya, kemudian mempersilahkan duduk.

“Terima-kasih anda telah datang kesini, anda sengaja kami undang ekslusif dalam arti tidak ada media lainnya. Nama saya GANDARAGA, jenderal perang kerajaan, anda telah tiba disebuah kerajaan jauh sebelum berdirinya Kabupaten Banyuwangi, jauh dari sebelum adanya Kerajaan Blambangan di abad-17, kami berada di puncak  Gunung Ijen , sebuah gunung berapi yang sekarang  terletak di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi  dan Kabupaten BondowosoJawa TimurIndonesia. Kerajaan kami tepat diatas ketinggian 2.386 mdpl dan terletak berdampingan dengan Gunung Merapi”, katanya sambil mengajak saya kedekat jendela dan menunjukan sebuah Istana yang mengelilingi dengan kooh kawah Gunung Ijen dan mengatakan bahwa Raja dan ratu tinggal disana, sedangkan tempat ini adalah Menara pengawas yang juga berfungsi sebagai PERS-ROOM.

Kerajaan kami ini kaya akan SDA termasuk air jernih yang keluar dari bukit-bukit dan sebagian mengalir , sekarang, ke Kecamatan Pesanggaran yang luasnya  80,36 Km2 dan terbagi atas  5 desa. Air air itu mengalir melalui Sungai Sukamade, Sungai Kawat, Sungai Karangtambak, Sungai Buyuk, Sungai Agung (Kaliagung), Sungai Tembakur, Sungai Lompong (Gangga) dan Kali Baru. Kemudian dia mengatakan mengapa namanya GANDARAGA, karena dia bisa hidup dalam 2 dunia, masa lalu dan sekarang. ‘ Wow !

Kerajaan kami juga mewariskan SDA lain khususnya , sekarang, di Wilayah Desa Sumberagung yang berdekatan dengan  Gunung Tumpangpitu yang disana banyak potensi EMAS yang dijaga oleh teman kami bernama KI BAMBUREBUNG, yang mempunyai ribuan prajutrit berupa burung wallet dan naga berkepala dua. Sehingga disaat kerajaan Blambangan berdiri tempat itu menjadi tempat bertapa WONG AGUNG WILIS.

Beliau adalah penguasa Blambangan pada periode 1767 – 1768 yang memimpin pasukan dalam perlawanan melawan VOC di Blambangan, beliau kemudian dikenal dengan nama MAS SIRNA.

 

Pesanggrahan dan Sumberagung adalah bagian dari garis pantai yang kemudian berkembang karena disana kemudian terdapat pelabuhan nelayan kecil di Pantai Pancer yang kemudian ‘hilang’ tersapu gelombang Tsunami pada 3 Juni 1994.(kemudian GANDARAGA menghela nafas panjang)

Masih kata dia, Gunung Ijen terakhir meletus pada tahun 1999. Salah satu fenomena alam yang paling terkenal dari Gunung Ijen adalah BLUE FIRE (API BIRU)  di dalam kawah yang terletak di puncaknya. Gunung Ijen ini akan marah dan mengeluarkan gas racun, aliran awan panas, lumpur panas, aliran lava, hujan abu lebat dan laharpanas jika masyarakatnya banyak melakukan maksiat. Dia juga dapat meminta PENGUASA LAUT untuk berbuat apapun disaat masyarakat tidak lagi menjaga lingkungan hidup warisan kerajaan Ijen itu. Wallahualam bishowab.

“Tanggal 3 Juni 2021 mendatang adalah perayaan hitam ke- 27 tahun bagi masyarakat keturunan kami yang tinggal di kab. Banyuwangi khususnya sekitar Pantai Pancer”

(Red-01/Foto.ist)

-BERSAMBUNG-

PASCA TSUNAMI 1994 BANYUWANGI JAWA TIMUR, “ADAKAH CERITERA KELAM SESUDAHNYA !?” – (1) | KORAN JOKOWI

Tentang Koran Jokowi 4190 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan