
PASCA TSUNAMI 1994 BANYUWANGI JAWA TIMUR, “ADAKAH CERITERA KELAM SESUDAHNYA !?” – (1)
KoranJokowi.com, Bandung : Teman teman KoranJokowi.com dimana saja berada, Banyuwangi berasal dari kata Banyu dan Wangi. Banyu artinya air. Sedangkan Wangi berarti harum. Kota yang terletak di jawa timur ini. Memiliki cerita rakyat tentang asal usul nama kotanya yang unik. Disana juga tersimpan sebuah serita rakyat dijaman kerajaan saat itu, ada cinta segitiga antara raja, perdana menteri raja bernama Sidapaksa dan istri raja. ‘Uhuuyy…
Agh , namun kali ini kita bukan mau berceritera tentang itu. Ahahah. Kita akan lebih merasa penting bicara bagaimana kehidupan warga Dusun Pancer, desa Sumberagung, kecamatan Pesanggaran, Kab.Banyuwangi, Prov. Jawa Timur.
Tsunami Banyuwangi ini diawali 2 Juni 1994 sekira pukul 18.17 dengan Gempa tektonik di Samudra Hindia sana > 7SR. Gempa itu menyebabkan gelombang setinggi 10-14 meter, dan 7 jam kemudian gelombangnya menyapu pantai Banyuwangi Jumat 3 Juni 1994 dini hari dan pemukiman penduduk di pesisir selatan Kabupaten Banyuwangi seperti Pantai Plengkung, Pantai Pancer dan Pantai Rajegwesi dan seluruh kehidupannya pun tersapu gelombang kemudian tenggelam kedalam laut.
Teman teman KoranJokowi.com dimana saja berada,
Benar, jika di Pulau Jawa, daerah yang paling rawan bencana tsunami adalah wilayah kepesisir bagian Selatan karena berhadapan langsung dengan Samudera Hindia . Khususnya sepanjang pantai di Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Yogyakarta dan Provinsi Jawa Timur, khususnya di Kab. Banyuwangi.
Tsunami Banyuwangi tahun 1994 lalu adalah ‘sejarah hitam yang mengakibatkan kerusakan parah di daerah sepanjang Pantai Pancer Desa Sumberagung Banyuwangi , sebagaimana yang dihimpun KoranJokowi.com korban meninggal lebih dari sebanyak 377 jiwa, 15 hilang, lebih dari 789 orang luka-luka, lebih dari 992 rumah hancur tertelan laut, 340 perahu hilang, dsb …. dan (konon) kerugian material dan ambruknya ekonomi lebih dari Rp.200 milyar (?), hingga memerlukan recovery hingga tahun 1997-an, Wallahualam bishowab.
Saat itu ombak mencapai 11 – 14 meter dengan jarak jangkau sepanjang 300 – 1000 meter kedarat dan menyapu habis kehidupan disana, ‘sejarah kelam’ ganasnya Tsunami kemudian tertuang dalam Sebuah tugu peringatan berdiri kokoh di depan balai dusun Pancer, sebagai prasasti untuk mengingat tentang mereka yang telah tiada akibat tragedi tersebut. Merekalah warga di Pantai Mustika Pance, Dusun Pancer, desa Sumberagung, kecamatan Pesanggaran, Kab.Banyuwangi, Prov. Jawa Timur.
Atas kejadian itu pula, Tragedi tsunami 1994 disana yang saat itu jatuh pada ‘hari Jumat Pon, kemudian dijadikan ‘larangan melaut’ disetiap Jumat Pon sampai saat ini. Mereka trauma !
KoranJokowi.com ingat saat itu disana ada rencana Menteri Pekerjaan Umum Bidang Keterpaduan Pembanguna & Pemkab. Banyuwangi Cq.BPBD Kab. Banyuwangi akan membangun Tempat Pengungsian (Shelter) Tsunami khususnya dalam melindungi kehidupan dan masyarakat di 40 desa disana untuk tidak lagi kejadian seperti tahun 1994 lalu bahkan anggarannya mencapai lebih dari Rp.10,2 milyar.
Teman teman KoranJokowi.com dimana saja berada,
Jika saja disana saat ini ada sekitar 250 KK yang berhimpitan diatas lahan 29,4 hektar bagaimana roda ekonomi dan kehidupan mereka pasca Tsunami 1994 itu.
Tsunami 1994 pastinya tidak akan pernah dilupakan, akan membekas dalam kehidupan warga juga para pewaris dan keturunannya hingga akhir jaman. Sudahkan ada keadilan untuk mereka? , saya bersama tim KoranJokowi.com Prov.Jawa timur akan susuri kesana, Inshaa Allah (Red-01/Foto.ist)
-BERSAMBUNG-
2 Trackbacks / Pingbacks