
ANIES BASWEDAN ‘CEROBOH’ MENGATAKAN ITU DI ACARA HAUL ALM.PRESIDEN SUHARTO !?
KoranJokowi.com, Bandung : Dalam acara syukuran atau haul memperingati 100 tahun lahirnya Presiden RI ke-dua Jenderal Besar TNI HM Soeharto di Masjid Agung At-Tin, TMII, Jakarta Timur, Selasa (8/6/2021) lalu tampak hadir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Usai acara Anies kepada Pers mengatakan, Soeharto merupakan sosok pemimpin yang memiliki jiwa selalu mengayomi sekaligus ibarat bapak rakyatnya. “Ketenangan beliau dalam menghadapi situasi apapun, mengirimkan pesan kepada semua yang nuansanya selalu kebapakan, nuansanya mengayomi, nuansanya membangun perasaan persatuan,” katanya
Lebih lanjut kata Anies, selama memimpin Republik Indonesia, Bapak Pembangunan RI itu juga merupakan sosok pemimpin yang memiliki kematangan jiwa dan memiliki mental yang sangat besar dan telah memberikan beragam program yang hingga saat ini dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Diantaranya pembangunan2 Puskesmas, SD inpres, dsb. Atas itu pula Anies berharap, masyarakat Indonesia bisa meneruskan perjuangan yang telah diraih oleh Soeharto.
Turut hadir dalam acara tersebut, Selain para pejabat negara itu, acara haul ini juga dihadiri para anak dari Jenderal Soeharto yakni Bambang Trihatmodjo, Titiek Soeharto serta Siti Hardijanti Rukmana (Tutut Soeharto). Juga Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Bambang Soesatyo.
Namun Anies lupa,
1.Semua program itu adalah program pemerintah bukan Suharto pribadi sebagaimana Presiden sebelum dan sesudah alm.Suharto
2.Alm.Suharto disebut The Smiling General: yang dianggap tak banyak bicara, jenderal yang terkenal dengan senyumannya yang ikonik. Namun, meski tak berwajah garang, (rezim) Soeharto menggebuk pihak-pihak yang ia anggap (bisa) merongrong.
“Kekuasaan pemimpin tidaklah mutlak,” demikian yang kerap dikatakannya, atas alasan katanya, tapi ia bertakhta selama lebih dari 30 tahun di pucuk kekuasaan negeri ini sebelum akhirnya “mengundurkan diri” setelah dituntut lengser oleh aksi rakyat dan mahasiswa pada Mei 1998. Simak pula lidah Soeharto yang berucap, “Ia (pemimpin) harus pula bersikap jujur dan tidak licik.”
Belum genap setahun, Soeharto sudah melanggar nasehatnya sendiri tentang dua sifat mulia itu. Tanggal 17 Oktober 1959, ia tersangkut kasus. Eros Djarot (2006:41) dalam buku Siapa Sebenarnya Soeharto: Fakta dan Kesaksian Para Pelaku Sejarah G-30-S/PKI menyebut bahwa Soeharto nyaris dipecat karena menggunakan kuasa militernya sebagai Pangdam Diponegoro untuk memungut uang dari berbagai perusahaan di Jawa Tengah.
Tak hanya itu, Soeharto juga ketahuan melakukan penyelewengan dengan menyelundupkan gula dan kapuk ilegal bersama Bob Hasan dan Liem Sioe Liong. Yang kemudian bahkan menjadi ‘kawan karib’ Suharto.
3.Anies lupa saat itu Menteri Keamanan dan Pertahanan A.H. Nasution. Nasution pun berniat memecat Soeharto namun atas ‘jaminan’ Jenderal Gatot Soebroto, karier militer Soeharto terselamatkan.
4.Anies lupa bahkan mungkin tidak tahu, saat Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Hendardi merilis catatan tentang Soeharto (2018) lalu yang intinya;
-Soeharto hanya tinggal pelajaran saja. Pertama yang harus diingat adalah bagaimana bisa meraih gelar sekaligus dalam militer. Yakni, Panglima AD, Pangkostrad, kemudian Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) di tahun 1965. “Kebesaran Soeharto adalah sukses memborong tiga jabatan Panglima militer sekaligus hanya dalam dua minggu saja,” sindir Hendardi saat itu.
-Setara mencatat perkiraan secara moderat selama 1965 sampai 1966, sebanyak 500.000 warga sipil jadi korban pembantaian. Serta 1,6 juta orang dijebloskan ke penjara.
6.Anies lupa, Presiden Jokowi melalui Kastaf Presiden RI – Jenderal Moeldoko lah yang kemudian ‘mendinginkan’ keresahan para keluarga KORBAN HAM BERAT 1965 – 1998 lalu. Dimana Moeldoko bertemu dengan keluarga Korban Tj. Priok, Aktivis hilang 1997/1998, yang selama ini seolah ‘dibiarkan’, pertemuan (Kamis (10/12/2020) lalu di Jakarta itu merupakan langkah awal rekonsialisasi Pemerintahan Jokowi kepada 9 perwakilan KORBAN HAM BERAT itu.
Teman teman KoranJokowi.com dimana saja berada,
Hendaknya Anies tidak bicara seperti itu, karena keluarga alm. Suharto pun belum tentu bangga atas statemen itu khususnya disaat acara sakral haul seperti itu. Karena akan muncul pro-kontra kembali setelah lama semua ini ‘mendingin. Dan salah jika itu dilakukan untuk mendapat simpati dari keluarga besar Alm.Suharto dalam menuju tahun 2024.
Alfatihah untuk Alm.Suharto & Ibu Tien Suharto ……..
Mohon maaf lahir bathin
(Red-01/Foto.ist)
2 Trackbacks / Pingbacks