
ALUMNI KONGRES RELAWAN JOKOWI AKAN MELAWAN SKENARIO MENYAMAKAN NASIB PRESIDEN SUHARTO KEPADA JOKOWI !!?
Koranjokowi.com, Bandung : Awalnya Presiden M.Suharto ‘dipuja-puji para menterinya, diujung sejarahnya , beliau pun ditinggalkan sendiri oleh mereka, dan skenario itu telah ‘tercium’ oleh kami, ALUMNI KONGRES RELAWAN JOKOWI 2013 (AKARJOKOWI2013 / KORANJOKOWI).
Skenario besar dari kelompok yang Pura Pura bersikap baik dihadapan Jokowi namun siap juga ‘menenggelamkan Pres Jokowi kedasar bumi, as soon as possible. Ahahaha
Ini terjadi disaat jabatan. presiden yang beliau emban th.2014 berusia 5 bulan ,mereka baru tahu jika beliau adalah ‘sang petarung, bukan kaleng kaleng. Pemberantasan korupsi pun di’geber, entah sudah berapa korbannya: eksekutif, legislatif, yudikatif, kepala daerah, hingga kepala kepala desa di-buinya.
Cilakanya mayoritas berasal para kader Parpol pendukungnya baik di Pilpres 2014 & 2019 lalu.
‘Ngehe kan !?
Atas sikap beliau yang seperti SINGA LAPAR ini , ketum PDIP pun merasa perlu mengingatkan jika beliau adalah “Petugas Partai, ada juga yang menyebutnya dengan Mister Koppig (Keras Kepala)
Jokowi adalah Jokowi yang memang orang Desa, yang pernah merasakan hidup dalam kemiskinan , Maka korupsi adalah musuh besarnya sebagaimana radikalisme, terorism dan anarkism.
Teman teman,
Pada 11 Maret 1966, Indonesia masih dalam keadaan terguncang dan terjebak dalam kekacauan. Tepat pada hari itu, Presiden Soekarno dipaksa menandatangani sebuah dekrit yang memberikan kekuasaan kepada Jenderal Suharto untuk melakukan tindakan-tindakan demi menjaga keamanan, kedamaian dan stabilitas negara. Dekrit ini dikenal sebagai dokumen Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) dan menjadi alat pemindahan kekuasaan eksekutif dari Soekarno ke Suharto.
Meski masih tetap presiden, kekuatan Soekarno makin lama makin berkurang sehingga Suharto secara formal dinyatakan sebagai pejabat sementara presiden pada tahun 1967 dan dilantik menjadi Presiden Indonesia kedua pada tahun 1968. Ini menandai munculnya era baru yang disebut ‘Orde Baru’ dan berarti bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah diubah dengan drastis. Pemerintah Suharto ini berfokus pada pembangunan ekonomi. Hubungan dengan dunia Barat, yang telah dihancurkan Soekarno, dipulihkan sehingga memungkinkan mengalirnya dana bantuan asing yang sangat dibutuhkan masuk ke Indonesia.
Rezim Orba terus melesat dan menari – nari diatas penderitaan rakyatnya sendiri, dan sekitar thn 1974 ribuan orang turun kejalan berbaur dengan para mahasiswa , ibu kota rusuh dan kacau balau itulah kemudian yang dikenal dengan ‘Kerusuhan Malari’.
Rezim ini takut bahwa ini akan memicu gerakan yang lebih besar lagi secara nasional, beberapa media cetak pun kena ‘breidel’, banyak ya betul ada sekitar 12 surat kabar ditutup dan para jurnalis ditahan tanpa persidangan. Suharto pun ‘merangkul’ NU & Muhammadyah sebagai penyeimbang , Hal lain, mulainya penempatan para perwira yang lebih ‘ramah Islam’ di pucuk pimpinan militer, dan pendirian Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). ICMI didirikan lebih sebagai sebuah tempat menyuarakan masukan-masukan dari umat Muslim untuk kebijakan publik daripada sebuah organisasi politik berbasis massa.
Karena terbiasa enak dan nyaman sendiri, kekuasaan ‘Keluarga Cendana’ tidak dapat dihilangkan begitu saja kalau pun demo besar besaran kerap terjadi. Dan para pengusaha pribumi frustasi tidak dapat kesempatan bisnis karena sudah dimiliki keluarga dan teman-teman dekat Suharto (kroni-kroninya).
Keluarga Cendana semakin ‘syahdu dan cetar membara, apalagi banyak institusi asing yang menjuluki Indonesia sebagai ‘Keajaiban Asia Timur’ pada tahun 1990an, ‘Macan Asia’ dan ‘High Performing Asian Economy‘ (HPAE).dsb
Dan semua terhenti menjelang tahun 1987, sel sel tidur aktifis dan demonstran pun bangkit secara sembunyi – sembunyi, menakar dan menyusun kekuatan. Di beberapa daerah mulai muncul demo demo kecil sebagai ‘Cek Ombak, Taste The Water;
Khusus di Jakarta , saya ikut ada didalamnya bersama Aktifis Kemang Jakarta Selatan , yang berposko dibelakang Kem-Chick, Kerja kami demikian senyap.. Beberapa kali disana kami kedatangan Adrian Napitulu – Forum Kota, Forum Dosen Indonesia, dsb. Terjalinlah komunikasi baik hingga kota kota lainnya.
Hingga kemudian munculah Gerakan Reformasi 1998 dengan tagline
#LENGSERKAN SUHARTO
Bandung, tgl.10 Maret 2022
Arief P.Suwendi
KordNas.Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013 / KoranJokowi.com)
-BERSAMBUNG-
(Red-01/Foto)
Lainnya,
#Melawan Lupa – (1); The Smiling General, “DARAH ITU MERAH JENDERAL !” – KORAN JOKOWI
ANIES BASWEDAN ‘CEROBOH’ MENGATAKAN ITU DI ACARA HAUL ALM.PRESIDEN SUHARTO !? – KORAN JOKOWI
5 Trackbacks / Pingbacks