Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementrian Pendidikan dan kebudayaan Indonesia Peduli Cimahi
Koran Jokowi.Com, Cimahi, Jabar: Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementrian Pendidikan dan kebudayaan Indonesia,Wika Sakarinto mendatangi Balai Besar Pengembangan Penjamin Mutu Pendidikan Vokasi UPT Kemendikbud di Bidang pengembangan Penjamin Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV BMTI) Cimahi,di jln Pasantren,KM 2,Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi utara,Kota Cimahi,Jawa Barat,kamis (5/11).Dimana terkandung maksud ingin menyaksikan secara langsung aktivitas serta kegiatan rutin di balai tersebut. Dengan melakukan cros cek,audiens berkaitan dengan aktivitas program kerja masing-masing departemen serta memperhatikan fisilitas dan sarana- prasarana pendukungnya.
Kepada koran Jokowi.com beliau menuturkan titik fokusnya kepada pengembangan Pendidikan vokasi di Indonesia, salah satunya yaitu menjadikan 7 balai besar vokasi terbaik Indonesia menjadi sentral menciptakan bibit-bibit Kepala pendidikan Sekolah dan guru-guru SMK yang handal serta memiliki pola pikir atau mindset yang penuh dengan terobosan dan inovasi. Diantara balai balai tersebut, salah satunya yang menjadi icon terbaik dan diakui, baik secara nasional maupun international adalah BMTI Cimahi yang saya kunjungi hari ini.
Dikatakannya ada empat hal yang harus dilaksanakan dalam mengembangkan konsep Pendidikan kejuruan di Indonesia, yang tentunya bisa menjawab kebutuhan serta keinginan masyarakat, pertama, Balai Besar harus menjadi andalan utama,dengan menjalani dua fungsi, yakni menjadi training center,dan mak comblang sehingga terjadinya link and match dengan dunia industri. Mereka melatih dan membina guru dan mak jomblangi dengan industri. Disisi lain, mereka harus memiliki target. Saat ini,kita targetkan dalam setahun kita bisa menghasilkan 5000-10.000 guru .Namun ada yang berbeda dengan Kepala Balai Besar pengembang penjamin mutu Pendidikan vokasi Cimahi, ditengah pandemic Covid, malah melatih dan membina lebih dari 20.000 guru.Luar Biasa, diluar prediksi dan dugaan kita,imbuh Wika dengan penuh optimistis Ketika berkomunikasi dengan Kepala Balai Besar pengembangan penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi,Supriyono,M.Si.
Kedua,focus balai besar adalah terus melakukan training kepada para kepala sekolah,guru-guru,maupun dosen agar mereka bisa menanamkan ke anak didik jiwa enterpreunership yang hebat.Kehadiran Balai Besar penjaminan mutu tentu, tidak saja menciptakan lulusan vokasi yang memiliki ijazah,tapi memiliki lulusan kompetensi dan skill.Untuk itu saya meminta agar balai besar ini memiliki kurikulum pelatihan guru yang bisa melatih guru,dosen sehingga mampu menciptakan lulusan SMK yang memiliki jiwa enterpreuner atau start up-start up yang hebat.
Anak-anak tidak hanya diajarin hal-hal teknis saja,”bagaimana memasang kabel,memasang auto otomatis saja” akan tetapi, mengajari dan mengetahui siklus bisnisnya,” berapa harga sparepart,berapa harga materialnya dan kemana barang-barang itu dijualnya serta hasil penjualan yang diperoleh berapa,serta incomenya .Dengan itu kita telah membantu merencanakan bisnis atau perhitungan bisnis bagi anak didik.Disisi lain, guru-guru juga harus mampu menjelaskan perihal pendapatan yang akan raih bila bekerja, kalau menjadi teknisi gajimu sekian,5 juta misalnya, sementara ,jikalau ingin menjadi kontraktor listrik omsetmu bisa 1miliar,imbuhnya sambil terus memberikan impian-impian bagi peserta pelatihan dan melatih menjadi enterpreuner.
Ketiga, Ketika anak-anak itu berkembang menjadi enterpreuner awal menemukan bisnis,bagaimana Lembaga atau guru-guru bisa memperdayakan mereka dia.”Mereka tidak punya mesin tapi bisa nyari proyek.Bagaimana caranya.Balai besar misalnya mengetahui ada perusahaan besar yang butuh sparepart atau suku cadang tertentu .Disitu Peran sentral guru-guru bisa membantu memperkenalkan ke anak perusahaan tersebut.Beda lagi kalau sudah lulus, tapi tidak memiliki mesin, maka anak bisa diarahkan memanfaatkan peralatan dibalai-balai besar yang ada atau anak-anak bisa memanfaatkan peralatan yang ada di SMK masing-masing hanya menyewa saja ,sehingga konsep nya balai besar dan SMK yang mempunyai mesin hebat akan menjadi incubator,start up berbasis teknologi bagi para lulusan vokasi. Kita menghendaki konsep ini yang harus dipakai,sehingga peralatan-peralatan di Lab ini,apabila tidak digunakan diwaktu sore atau malam bisa disewakan kepada start up-start up bikinan anak SMK yang dilatih oleh guru BMTI.Dia bisa mencari proyek tetapi ditahun-tahun awal,menyewa dulu, sehingga ini menjadi incubator start up,lulusan teknologi yang berbasis teknologi.
Ditegaskannya hanya melalui penerapan seperti yang digambarkan diatas, dirinya merasa yakin dan pasti kita bisa menciptakan ekosistem yang subur.Apabila dilaksanakan dengan baik diseluruh balai besar akan lahir pula enterpreuner-enterpreuner baru.
DIBALIK KUNJUNGANNYA
Selain melakukan kunjungan dan komunikasi langsung, beliaupun mengaungkan kesejumlah balai agar kurikulum harus dirubah.Jangan sampai kita hanya mengajarkan kepada guru-guru hal-hal bersifat teknis saja,tetapi diajarkan juga perhitungan bisnisnya juga.
Keempat,Kondisi real lembaga BMTI yang ada pada umumnya mereka sudah memiliki sejumlah peralatan diatas rata-rata sehingga dengan peralatan ini bisa menciptakan ekosistem,inkubator.Dengan peralatan dan control otomasi yang bagus itu bisa menciptakan banyak kontraktor listrik, menciptakan home industry dan sparepart untuk listrik di Indonesia
Ditekankannya tolong jangan hanya mengajarkan hal-hal teknisnya saja, tetapi soft skill,enterpreunership yang kuat. Anak-anak harus dibawa kemimpi masa depan.Mimpi yang jauh kedepan sehingga dia pasti akan giat bekerja tanpa disuruh.Maka yakinlah soft skill adakan dulu baru setelah itu, high skill. Untuk itu kami meminta ke Balai besar BMTI Cimahi agar bisa menerapkannya sehingga dalam kurung waktu 2 tahun lagi dari balai ini akan lahir enterpreuner-enterpreuner baru.
Ditambahkannya apabila membutuhkan peralatan tambahan pasti kita akan tambahkan.Jangan sampai membeli peralatan hanya untuk pelengkap dan tidak punya target yang dihasilkan.Kami menargetkan dalam setahun kami bisa menciptakan seratus start up yang hebat yang lahir dari incubator ini.Ditegaskan jangan sampai membeli alat hanya sekedar ikut-ikutan saja,kerjanya hanya bongkar-bongkar saja.Vokasi itu harus mampu menciptakan enterpreuner ,tenaga kerja yang super match dengan industri. Lulusan yang siap Bekerja,Melanjutkan studi serta menjadi Wirausaha yang sukses (BMW)imbuhnya (Sinto)
1 Trackback / Pingback