
Kegaduhan Uang Rp.2 Trilyun Prov.Sumsel – (1), “KAPOLDA SUMSEL JANGAN ANGKAT ‘BENDERA PUTIH, ISU MUTASI & GUBERNUR SUMSEL PIYE ?”
KoranJokowi.com, Bandung : Akhirnya Kapolda Sumsel – Irjen. Pol. Prof. Dr. Eko Indra Heri, M.M meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas isu dana hibah 2 Triliun dari almarhum Akidi Tio yang hampir 2 pekan ini membuat ‘gaduh. Hal ini dilakukannya 2 hari lalu (5/8) Permohonan maaf ini ia sampaikan saat melakukan konferensi pers di Mapolda Sumsel.
“Saya Secara pribadi maupun sebagai Kapolda, mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya kepada Bapak Kapolri, Mabes Polri, para anggota Polri se-Indonesia, masyarakat Sumatera Selatan”, ungkapnya, kalau pun memkai masker namun nada kegetiran dan penyesalan demikian mendalam.
Ia mengakui telah lalai dalam menyelidiki kebenaran informasi dana hibah tersebut sehingga telah menyebabkan kegaduhan pada masyarakat. “Kegaduhan yang terjadi dapat dikatakan sebagai kelemahan saya sebagai individu, sebagai manusia biasa. Saya sebagai manusia memohon maaf, ini terjadi akibat ketidakhati-hatian saya. Yang kemudian nyatanya uang Rp.2 trilyun itu ternyata tidak ada/fiktif”
NAMUN KAMI RELAWAN JOKOWI
TIDAK SIAP MENERIMA INI SEMUA PAK JENDERAL, SEPERTINYA ADA AGENDA LAIN DIBELAKANG INI ? JANGAN KIBARKAN BENDERA PUTIH “?” ITU.
KARENA KITA TIDAK DILAHIRKAN SEBAGAI ,,,,,, (titik titik) ….
ANDESWAY ANDESWOY
Lihat saja pak Jenderal, dilaman Eko Indra Heri – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas , yang narasinya “bertolak-belakang”, check it dot ………………… Mendiang pengusaha Akidi Tio memberikan bantuan uang tunai Rp 2 triliun lewat keluarganya untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan, dokter keluarga mendiang pengusaha Akidi Tio menyerahkan pengelolaan dana sumbangan Rp 2 triliun kepada Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri. Dokter pribadi keluarga mendiang pengusaha Akidi Tio, Hardi Darmawan mengungkap latar belakang pemberian sumbangan Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel). Hardi mengatakan keluarga Akidi bersahabat dengan Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Eko Indra Heri. Menurut Hardi, pihak keluarga pun memberikan kewenangan kepada Irjen Eko Indra Heri dalam mengelola sumbangan Rp2 triliun tersebut.
Hardi menjelaskan persahabatan keluarga Akidi Tio dengan Irjen Eko Indra Heri mulai terjalin sejak 1990-an, saat anak sulung Akidi bernama Johan berkenalan dengan Irjen Eko Indra Heri yang masih perwira pertama di Langsa, Aceh Timur. Kala itu, rumah keluarga Akidi dekat dengan rumah dinas polisi yang ditinggali oleh Irjen Eko Indra Heri. Meskipun Akidi dan Johan telah meninggal 12 tahun lalu, hubungan kekerabatan keluarga Akidi dengan Irjen Eko Indra Heri masih terus terjalin.
“Bahkan orang tua Jenderal Eko pun kenal dengan keluarga almarhum Akidi, terjalin lah hubungan emosional. Jadi sumbangan ini memang atas dasar kepercayaan, hubungan emosional, tidak ada balas jasa. Murni persahabatan,” ujar Hardi. Menurut Hardi atas dasar kepercayaan tersebut dan keprihatinan keluarga mendiang Akidi terhadap situasi pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya Sumatera Selatan, akhirnya diputuskan untuk memberikan bantuan melalui Kapolda Sumatera Selatan Irjen Eko Indra Heri
Kiranya pak Jenderal segera meminta admin wikipedia menghapus/merevisi ini sehingga tidak semakin membuat gaduh. ‘uhuu, uhuuk, uhuuk…(maaf batuk) …
-2 Jenderal musuh koruptor-
MENGENAL LEBIH JAUH
Irjen. Pol. Prof. Dr. Eko Indra Heri, M.M. lahir di Palembang, Sumatra Selatan, 23 November 1964, yang sejak 1 Mei 2020 mengemban amanat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Selatan. Beliau , lulusan Akpol 1988 yang berpengalaman dalam bidang SDM. Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia.
Eko pernah bermain dalam Film PERWIRA, sebuah film drama Indonesia tahun 2019 yang disutradarai dan diproduseri oleh Ponti Gea serta ditulis oleh Onet Adithia Rizlan. Yang inti ceriteranya, sbb: … Horas (Adityo ACP), yang lahir di sebuah kampung di tepian Danau Toba, bercita-cita menjadi polisi. Keinginannya tersebut ditentang oleh ayahnya lantaran ayahnya ingin Horas menjadi pengusaha sukes agar bisa mengubah status sosial keluarga. Juga ada kisah cinta Horas dan Nauli (Anggika Bölsterli) yang romantis dan rumit.
Film ini diproduksi oleh MRG Film bersama Mabes POLRI. Film tersebut dibintangi hampir seluruhnya oleh pejabat negara diantaranya Ipda Aditia ACP, Ipda Dimas Adit S, Ipda M. Fauzan Yonanndi, Tito Karnavian, Luhut Binsar Pandjaitan, Yassonna H. Laoly, Ganjar Pranowo, Irjen Dr. Eko Indra H S (Kapolda Sumsel), Irjen Agus A (Kabareskrim) , Herman Hadi Basuki, Mayor JenderalTNIMohamad Sabrar Fadhilah (Pa Sahli Tk. III Kasad Bidang Intekmil dan Siber) dan Mayjend. M. Sabrar F. Film ini dirilis pada 28 November 2019.
Film Sang Prawira mendapatkan penghargaan rekor MURI film dengan pemeran polisi aktif terbanyak
AND ?
Beredar kini, isu Kapolda Sumsel ini akan dimutasi?,
Ada pribahasa Sumsel yang menarik hati saya,
“Musuh Jero Kemul , …..
Diantara teman sendiri tanpa sepengatahuan kita ada yang sebenarnya menjadi musuh”
(Red-01/B4Ron-Foto.ist/ill)
Sebelumnya,
2 Trackbacks / Pingbacks