Apa Kabar Vaksin Anak Negeri?

Apa Kabar Vaksin Anak Negeri? 

Oleh: Yuniman Taqwa Nurdin

Awal Juli Lalu Indonesia memasuki tahap second wave Covid-19. Pada 22 Juli lalu, tercatat penambahan 49.509 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Angka itu tertinggi dalam penambahkan kasus baru virus Corona di Indonesia.

Pada 12 Juli lalun Indonesi menempatkan peringkat ke-16 di dunia penyebaran tertinggi Covid-19. Pemerintah pun memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa Bali dan beberapa daerah di Indonesia yang bertujuan menekan kasus Covid-19 di Indonesia.

Kurang dari dua bulan – keputusan itu diambil – angka penyebaran Covid-19 mulai melandai. Berdasarkan data Satgas Covid-19, hingga Senin (13/9) hanya bertambah 2.577 kasus baru yang terinfeksi Corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 4.170.088 kasus positif Corona. Jumlah sembuh dari kasus Corona bertambah 12.474 orang sehingga menjadi sebanyak 3.931.227 orang.

Keberhasilan itu merupakan  koordinasi lintas sektor, dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ini merupakan bukti bahwa “garis komando” untuk menekan penyebaran virus itu terbukti ampuh. Di samping kesadaran masyarakat dan semua elemen bangsa menjalankan titah pemerintah itu, sehingga berbuah manis.

Pemerintah meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Pasalnya, upaya menekan wabah Covid-19, dimulai dari menekan angka penularan.  Itu sebabnya, pentingnya perilaku 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

Sementara program vaksinasi yang digencarkan pemerintah merupakan langkah konkret bahwa pemerintah  hadir dalam upaya penekanan angka penyebaran virus Corona. Pemerintah meminta masyarakat memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk mematuhi protokol kesehatan. Karena untuk menekan wabah Corona, dimulai dari menekan angka penularan.

Kementerian Kesehatan melaporkan sebanyak 41.734.734 juta warga Indonesia telah mendapat vaksinasi Covid-19 secara lengkap sampai pada 12 September lalu. Rilis Kemenkes menyebutkan target sasaran vaksinasi ssecara lengkap (vaksinasi pertama, kedua dan ketiga) sebesar 208.265.720 jiwa atau 70 persen dari jumlah penduduk sampai akhir Desember 2021. Hal ini bertujuan  menciptakan herd immunity (kekebalan komunal/kelompok).

Keberhasilan Indonesia dalam menangani lonjakan kasus itu mendapat perhatian dan pujian dari banyak negara. Demikian diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat diskusi daring yang disiarkan Kanal YouTube RSU Persahabatan dan dikutip pada Sabtu (11/9).

Pujian negara-negara terhadap penanganan pandemi di Indonesia disampaikan saat dirinya menghadiri pertemuan G20 di Roma, Italia, pada 5-6 September 2021 lalu. Pertemuan itu, kata Menkes, adalah pertemuan fisik pertama dirinya sebagai Menkes dengan insan kesehatan dari seluruh dunia.

Menkes menyampaikan kepada seluruh dunia, Indonesia sudah menyuntikkan 108 juta dosis vaksin Covid-19 kepada 69 juta orang di seluruh Tanah Air. Menurut Menkes, pernyataan itu mengejutkan bagi Menteri Kesehatan Italia karena warganya berjumlah 57 juta orang. “Jadi kita sudah menyuntik vaksin ke lebih banyak orang dibandingkan Italia. Bahkan kita sudah menyusul Jerman dari jumlah orang yang disuntik,” kata Menkes.

Berdasarkan data yang dikutip dari worldometers.info/coronavirus, pada 6/9/2021, pukul  18.04 WIB menyebutkan Indonesia menempati posisi ke tujuh dunia tambahan kasus covid-19 dengan jumlah 4413 positif; peringkat keenam adalah Mexico dengan tambahan 7504 kasus; peringkat kelima Jepang dengan tambahan kasus 12.908; peringkat keempat adalah Thailand dengan tambahan 13.988 kasus; peringkat ketiga adalah Malaysia dengan tambahan kasus 17.352;peringkat kedua adalah Rusia dengan tambahan 17.856 kasus dan peringkat pertama adalah Filipina dengan tambahan kasus 22.415 positif.

Itu merupakan potret keberhasilan Indonesia dalam menangani kasus Covid-19.  Langkah strategis yang diambil pemerintah – dari mulai pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) – sampai PPKM Darurat, ternyata berjalan on the track. Walaupun dalam kurun pemberlakukan kebijakan tersebut, terjadi kontraksi ekonomi.

Misalnya Kinerja sektor manufaktur kembali anjlok pada Juli 2021 menurut catatan  IHS Markit, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia sebesar 40,1 atau turun drastis dari 53,5 pada Juni 2021. Namun demikian angka ini bergerak naik pada Agustus 2021 menjadi 43,7.

Kementerian Perindustrian optimis kinerja manufaktur kembali meningkat pada bulan-bulan mendatang, seiring semakin melandainya kasus Covid-19 di Indonesia. Sementara APBN kita dirancang fleksibel dan akuntabel untuk mengantisipasi kasus Covid-19 yang belum selesai.

Beberapa waktu lalu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan akan memulai proses transisi dari pandemi ke endemi. Ia menegaskan, bahwa Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu dekat, makanya masyarakat harus siap hidup berdampingan dengan virus tersebut. “Kita harus mulai menyiapkan transisi dari pandemi ke endemi dan juga mulai belajar hidup bersama dengan Covid-19,” ujar Presiden usai meninjau kegiatan vaksinasi Covid-19 di SLB (Sekolah Luar Biasa) Negeri 1 Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 10/9.

Boleh jadi kita kini mulai memasuki kondisi endimi. Suatu saat bisa saja menjadi wabah dalam kondisi tertentu di suatu daerah. Sama halnya seperti penyakit Malaria yang masih terjadi di pedalaman Papua atau penyakit deman berdarah, bila dalam kondisi tertentu kondisi sanitasi suatu daerah buruk, akan  terjadi wabah penyakit deman berdarah.

Fenomena itu pun akan terjadi pada kasus Covid-19. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat menjalankan prokes (protokol kesehatan) jangan lalai. Seharusnya prokes menjadi budaya dalam masyarakat, karena kita tidak tahu kapan berakhirnya Covid-19 ini. Makluk yang tak kasatmata ini menjadi “musuh bersama warga bangsa seantero dunia”.

Program vaksinasi menjadi salah satu instrument untuk membentengi pertahanan diri, di samping menjalankan kaedah-kaedah prokes yang telah ditetapkan. Sementara kebutuhan vaksinasi dari waktu ke waktu terus meningkat. Apalagi daya ampuh vaksin Covid-19 tidak ada yang mencapai 100% dalam benteng perlindungan diri. Vaksin-vaksin yang beredar saat ini di Indonesia – rentang keampuhaannya — hanya berkisar dari 60 % sampai 90%.

Belum ada kejelasan sampai kapan vaksin bisa bertahan mencegah Covid-19.  Amerika Serikat (AS) sendiri menggunakan vaksin Covid-19 buatan Pfizer. Dalam rilis data terbarunya vaksin mereka 91,3% efektif mencegah gejala Covid-19 mulai dari satu minggu setelah dosis kedua hingga enam bulan.

Lana Dbeibo, seorang ahli penyakit menular di Indiana University School of Medicine, mengatakan mungkin saja kita membutuhkan vaksin penguat seperti yang kita lakukan untuk suntikan flu.

Bila demikian, kita membutuhkan berkali-kali divaksin untuk meningkatan kekebalan tumbuh supaya tidak terkena virus Corona itu. Bila asumsi demikian benar, maka masyarakat dunia, termasuk Indonesia akan membutuhkan jumlah vaksin yang banyak untuk tetap menjaga dari serangan virus itu.

Pernyaannya, apa kabar vaksin Merah Putih? Dan apa kabar vaksin Nusantara yang digagas oleh Dr.Terawang Agus Putranto yang saat ini sudah masuk uji coba tahap kedua? Kapan vaksin anak negeri bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri?

Sementara  kelanjutan riset vaksin Nusantara, Kementerian Kesehatan RI telah menandatangani nota kesepahaman atau MoU bersama Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan TNI Angkatan Darat pada April silam

Oleh karena itu, stakeholder  yang terkait terhadap pengembangan vaksin anak negeri jangan dihambat. Justru harus didukung, karena dunia butuh jumlah vaksin yang sangat besar dan ini menjadi peluang bisnis yang menggiurkan. Jangan biarkan devisa kita mengalir ke negara lain, sementara potensi dalam negeri memungkinkan kita justru mencetak devisa di masa mendatang!

Semakin cepat vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara dapat diproduksi di dalam negeri, maka semakin memberi nilai tambah bagi keselamatan umat dunia, di samping dapat mendulang devisa. Sampai saat ini dunia masih banyak membutuhkan vaksin Covid-19.

Itulah peluang Indonesia menjadi penyelamat umat dan sumber devisa yang menggiurkan. Selamat bekerja para anak negeri. Semoga kita mampu menjadi tuan rumah vaksin Covid-19 dan penetrasi pasar global![] foto ilustrasi: Pixabay/torstensimon

*Penulis Dewan Redaksi KoranJokowi.com dan PimRed pelakubis.com

Tentang Koran Jokowi 4116 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan