
KAPAN PRESIDEN JOKOWI KE GUNUNG TANGKUBAN PARAHU ? – (1)
KoranJokowi.com, Jakarta : Waktu lalu saya pernah ‘mampir ke wisata Gunung Tangkuban Parahu, Lembang, Bandung Barat. Pengunjung terlihat taat prokes, petugas Satgas Covid 19 pun gencar berkeliling dengan mobil berspeaker mengingatkan pengunjung. “Belum pulih 100% bu, tapi alhamdulillah ada perkembangan, situasi sulit PPKM ini membuat banyak kios tutup juga para pemandu wisata termasuk tukang foto keliling dan tukang cindera-mata”, kata Yusep seorang tukang cindera mata.
Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Akses wisatanya teah baik tertata sejak kita masuk gerbang depan.
-Pasca Erupsi thn.2019-
Asal usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi/Rarasati. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat sebuah telaga dan sebuah perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda aktivitas gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunungnya, di antaranya adalah di kawasan Ciater, Subang. Gunung Tangkuban Parahu pernah mengalami letusan kecil pada tahun 2006, yang menyebabkan 3 orang luka ringan.
Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m di atas permukaan laut merupakan sisa dari danau besar yang terbentuk dari pembendungan Ci Tarum oleh letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung Sunda Purba terhadap peristiwa pada saat itu.
KAWAH RATU
Kawah Ratu merupakan kawah utama di kawasan TWA – Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu dan merupakan kawah terbesar di antara kawah-kawah lain di area ini. Kawah Ratu berbentuk seperti Mangkuk Besar dengan kedalaman kawah sekitar 500 meter dari permukaan kawah. Kawah ini berjarak sekitar 1,5 km dari Kawah Upas dan 1,2 km dari Kawah Domas. Kawah Ratu terbagi menjadi 3 secara rinci, yaitu Kawah Ratu (1920), Kawah Ratu (muda), dan Kawah Ratu (tua).
Kita Flashback dulu ya,
Nama Tangkuban Perahu ada kaitanya dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh hati kepada ibunya sendiri, Dayang Sumbi. Untuk menolak cintanya, sang ibu meminta dibuatkan Perahu/Parahu besar dalam waktu semalam dan selesai sebelum kokok ayam dini hari.
Sangkuriang sangat marah dan menendang perahu yang dibuatnya, sehingga mendarat dalam posisi terbalik. Posisi ‘penendangan itu disebut banyak orang posisinya di Kawah Ratu yang saat itu masih belum ada. Perahu yang ditendang inilah yang kemudian membentuk sebuah Gunung Tangkuban Parahu. Yang kemudian Gunung ini memiliki beberapa kawah terkenal, dan yang paling popular diantaranya yaitu : KAWAH RATU, KAWAH DOMAS, KAWAH UPAS.
“Iya bu pak Jokowi ,belum pernah kesini, semoga ada waktu bapak presiden kesini dengan ibu dan cucunya”, demikian seorang ibu pemilik kios dekat Pusat Informasi TWA Gunung T.Parahu.
Insyaallah
(Puang/Foto.ist)
BERSAMBUNG
Be the first to comment