Melawan Lupa – (25),  ” SEMERU & SOE HOK GIE,  SEMOGA KALIAN TETAP DAMAI DISANA “

Melawan Lupa – (25),  ” SEMERU & SOE HOK GIE,  SEMOGA KALIAN TETAP DAMAI DISANA “

KoranJokowi.com, Bandung : Setelah erupsi Sabtu (4/12) lalu, Guguran awan panas pun mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menyebabkan lebih dari 300 bangunan dan rumah serta 3 desa tertimbun lahar dingin setinggi > 30 Cm yang kini telah membeku menyatu dengan bumi; Alhamdulillah korban meninggal demikian minim, hanya 3 orang dan 57 terluka – bakar, data lain masih terus ter-up-date

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun menetapkan wapada level II pada radius1 – 5  kilo meter dari bukaan kawah Jonggring Seloko di sisi tenggara puncak Mahameru yang luasnya sekitar 10-20 Km

Semoga cepat pulih, Amin Yarabil’alamiin…

Gunung Semeru adalah gunung api tertinggi di pulau Jawa dan tertinggi nomor tiga di Indonesia setelah gunung Kerinci (1), dan gunung Rinjani (2). Puncak tertinggi gunung Semeru yakni bernama Mahameru memiliki ketinggian 3.676 mdpl dan memiliki sebuah kawah yang masih mengepulkan asap bernama Kawah Jonggring Saloko.

Dalam buku Soe Hok Gie Sekali Lagi: Buku, Pesta, dan Cinta di Alam Bangsanya tulisan Rudi Badil dkk., ada kitab kuno bernama Tantu Pagelaran yang diyakini berasal dari abad ke-15. Di dalamnya dicatat bahwa suatu kala Pulau Jawa terombang-ambing di atas lautan.


Dalam legenda itu disebut, Batara Guru yang mana adalah penguasa tunggal, meminta para dewa dan raksasa untuk memindah Gunung Mahameru di India sebagai paku pada Pulau Jawa agar tidak bergerak.

Gunung Mahameru kemudian diletakkan di barat Pulau Jawa. Namun, karena bagian timur pulau ini terjungkit ke atas, akhirnya Gunung Mahameru dipindahkan ke timur.

Dalam perjalanan pemindahan ini, Gunung Mahameru tercecer dan membentuk gunung-gunung lainnya di Pulau Jawa. Ketika Gunung Mahameru berhasil diletakkan di sebelah timur Pulau Jawa, posisinya miring ke arah utara. Sehingga, dikisahkan ujung gunung tersebut dipotong dan potongannya itu diletakkan di barat laut. Potongan gunung tersebut diberi nama Gunung Pawitra yang kini dikenal sebagai Gunung Penanggungan.

SOE HOEK GIE SEMERU

-Monumen Soe Hok Gie di Gn Semeru-

Ditambahkan dari The Seven Summits of Indonesia tulisan tulisan Hendri Agustin, dalam kepercayaan masyarakat Bali, Gunung Semeru diyakini adalah napak dari Gunung Agung yang ada di Bali.

Sejarah Pendakian dan Letusan Gunung Semeru
Dalam The Seven Summits of Indonesia dicatat, orang yang pertama kali mendaki Gunung Semeru adalah ahli geologi dari Belanda bernama Clignet di tahun 1838. Dia mendaki dari arah barat daya melalui pintu Widodaren.

Selanjutnya, di tahun 1911 Van Gogh dan Heim juga mendaki, tapi melalui lereng urara. Di tahun 1945, ada seorang ahli botani Belanda yang mendaki melalui jalur utara, yaitu Ayek-ayek, Inder-inder, dan Kepolo.

TANJAKAN CINTA SEMERU

Pasca pendakian di tahun 1945 tersebut, pendakian ke Gunung Semeru pada umumnya dilakukan dari arah utara melalui Ranu Pani dan Ranu Kumbolo, seperti yang dilakukan saat ini.

Letusan pertama kali Gunung Semeru tercatat pada 8 November 1818. Berpuluh-puluh aktivitas Gunung Semeru kemudian berlanjut dan yang terakhir tercatat adalah pada akhir 2020 lalu sampai Januari 2021.

SOE HOK GIE

16 Desember 1969, seorang mahasiswa dan aktivis Indonesia di era pemerintah Soekarno dan Soeharto, Soe Hok Gie meninggal dunia di kawasan puncak Gunung Semeru (3.676 mdpl), Jawa Timur.  Soe meninggal di gunung tertinggi Pulau Jawa karena menghirup gas beracun, beberapa jam sebelum genap berusia 27 tahun.

See the source image

Soe Hok Gie berangkat menunju Gunung Semeru pada 12 Desember 1969, bersama temannya, Aristides Katoppo, Herman Onesimus Lantang, Abdurrachman, Anton Wijana, Rudy Badil, dan dua anak didik Herman Idhan Dhanvantari Lubis serta Freddy Lodewijk Lasut – dari Stasiun Gambir pukul 07.00 ke Stasiun Gubeng Surabaya. Pendakian kali ini istimewa bagi Hok Gie, lantaran pada 17 Desember ia akan merayakan ulang tahun ke-27.

Anggota Mapala UI dipotret saat melakukan kegiatan pemasangan plakat In Memoriam Soe Hok-Gie di Gunung Semeru, Jawa Timur pada tahun 1971. Soe Hok-Gie, anggota Mapala UI dengan nomor M-007-UI meninggal di Gunung Semeru pada tanggal 16 Desember 1969. Mapala UI sebagai salah satu pelopor pencinta alam di Indonesia, memiliki foto-foto yang menjadi bagian sejarah kepencintaalaman di Indonesia.

Lihat Foto Anggota Mapala UI dipotret saat melakukan kegiatan pemasangan plakat In Memoriam Soe Hok-Gie di Gunung Semeru, Jawa Timur pada tahun 1971. Soe Hok-Gie, anggota Mapala UI dengan nomor M-007-UI meninggal di Gunung Semeru pada tanggal 16 Desember 1969. Mapala UI sebagai salah satu pelopor pencinta alam di Indonesia, memiliki foto-foto yang menjadi bagian sejarah kepencintaalaman di Indonesia.(Dokumentasi Mapala UI


Mereka menggunakan jalur yang tak umum. Jika biasanya jalur yang dipakai penduduk dengan menggunakan Desa Ranupane dengan jalur landai, tim mendaki melalui Kali Amprong mengikuti pematang Gunung Ayek Ayek, sampai turun ke arah Oro Oro Ombo. Perjalanan pun dilanjutkan. Sampai di Arcopodo, mereka membentangkan ponco (jas hujan dari militer) untuk jadi tempat perlindungan, meninggalkan tas dan tenda.

Mereka membawa minuman untuk bekal menuju puncak. Rombongan dibagi menjadi dua kelompok. Aristides, Hok Gie, Rudy Badil, Maman, Wiwiek, dan Freddy. Sedangkan Herman bersama Idhan. Sampai di Puncak Mahameru jelang sore, tenaga mereka sudah habis. Hok Gie menunggu Herman yang tertinggal di belakang. Tiba-tiba rekan satu lagi Maman, mulai meracau. Akhirnya Aristides dan Freddy bahu membahu membawa Maman kembali ke shelter.

See the source image

Herman dan Idhan akhirnya tiba di Puncak Mahameru. Sesampainya di sana, Hok Gie sedang dalam kondisi duduk dan kemudian Idham ikut duduk, tetapi Herman tetap berdiri. Karena duduk itu, menurut Herman, Hok Gie dan Idhan menghirup gas beracun yang massanya lebih berat dari oksigen. Herman bercerita kondisi Hok Gie sudah sangat lemas. “Tahu-tahu dia enggak ngomong, menggelepar,” jelas Herman.

Evakuasi jenazah Gie dan Idhan dilakukan dengan proses yang terbilang panjang.  Pada 24 Desember, jenazah keduanya tiba di rumah masing-masing, kemudian disemayamkan di Fakultas Sastra UI Rawamangun.

Gie, aktivis yang lahir di Jakarta, 17 Desember 1942 ini dikenal lantang melawan rezim awal Indonesia pasca-kemerdekaan. Sosok yang mengerikan, Soe Hok-Gie, anggota Mapala UI dengan nomor M-007-UI meninggal di Gunung Semeru pada tanggal 16 Desember 1969.

(Red-01/Foto.video-ist)

www.istananews.com

Lainnya,

Melawan Lupa – (24), ” MEMBEDAH KEPUTUSAN JAJAK PENDAPAT SETELAH 22 TAHUN ” – KORAN JOKOWI

Tentang RedaksiKJ 3810 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

2 Trackbacks / Pingbacks

  1. Melawan Lupa – (26), PASUKAN TERATE DIANTARA BUNG KARNO , SRI SULTAN HB IX & MAYJEN MOESTOPO  - KORAN JOKOWI
  2. Melawan Lupa – (21), PASUKAN TERATE DIANTARA BUNG KARNO , SRI SULTAN HB IX & MAYJEN MOESTOPO | ISTANA NEWS

Tinggalkan Balasan