Cinta Polri (17), "DICARI POLISI GANTENG PASCA KRISNA MURTI & FERDI SAMBO "

Cinta Polri (17),

“DICARI POLISI GANTENG PASCA KRISNA MURTI & FERDI SAMBO “

Koranjokowi.com, Bandung :

Kasus Irjen Ferdi Sambo terus berjalan , banyak hal yang menarik, khususnya yang keluar dari para pengamat dan orang – orang yang membuat pernyataan, cilakanya itu bukan unsur resmi dari Mabes Polri dsb. Sosial media pun semakin ‘panas, saling membenarkan, saling menyalahkan. Inilah Indonesia.

Sebagaimana sikap kami selaku Koranjokowi.com, kami mempercayakan sepenuhnya kepada Kapolri akan kelanjutan kasus Irjen FS ini. Hitam putih putih hitamnya hanya Polri yang mampu mengungkap dengan sejujur – jujurnya sebagaimana harapan orang banyak.

Jika ingat FS maka saya ingat kembali dengan seorang ‘Polisi ganteng yang terdepan saat Bom Sarinah (14/1/2016) terjadi , Brigjen. Pol. Krishna Murti, S.I.K., M.Si., itulah dia, yang saat itu berpangkat Kombes dan menjabat Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya.

KM tanpa direkayasa, tampil bak selebritis, maka wajar jika kemudian disebut ‘Polisi ganteng. yang kemudian wajahnya menghiasi pemberitaan terutama saat memegang pistol , kaca-mata hitam & celana cargo cream

Brigjen. Pol. Krishna Murti, S.I.K., M.Si. kelahiran Lampung tgl. 15 Januari 1970, seorang perwira tinggi Polri yang sejak 21 Juli 2017 mengemban amanat sebagai Karomisinter Divhubinter (Kepala Biro Misi Internasional Div.Hubungan Internasional) Polri.

Krishna Murti (KM) dijamanya dikenal publik sebagai ‘Polisi Ganteng, saat kasus Bom Sarinah Thamrin (2016), Kasus Kematian Sianida Mirna Salihin (2016) , Kasus Pengaturan Skor Ketua Umum PSSI Joko Driyono (Satgas Anti Mafia Bola) (2019), dsb.

KM , merupakan lulusan Akpol 1991, berpengalaman di bidang Reserse. Jabatan terakhir Jenderal Bintang Satu ini adalah Kabagkembangtas Romisinter Divhubinter Polri.

Soal fesyen ‘Polisi Ganteng, KM pernah menyampaikan bahwa penampilan untuk seorang polisi apalagi yang tampil di depan publik, harus rapi. “Polisi Polda Metro Jaya ini sudah sejajar dengan polisi New York, jadi harus berpenampilan rapih dan elegan, sporty.”

Dan ‘Buummm… sejak saat itu fashion ‘Polisi Ganteng dan aneka atribut-nya pun demikian dahsyat, ada kebanggaan siapapun jika memakai atribut ‘Polisi Ganteng, seolah merasa paling ganteng sedunia. Itulah kebanggaan publik kepada Polri era thn.2016-2017 lalu

‘Polisi Ganteng itu identik dengan ‘Turn Back Crime’ , program kampanye Polisi dunia (Interpol) sejak tahun 2014 lalu. Di Indonesia, kampanye Turn Back Crime dimulai pada 5 Juni 2014. Tujuannya mengajak masyarakat secara luas untuk bersama-sama memerangi kejahatan dan menciptakan dunia yang aman

Saat menjabat Wakapolda Metro Jaya semarak berita kasus dugaan kekerasan KM terhadap seorang wanita bernama Novena Widjaya, model cantik ibukota. Saat itu beredar berita KM dikabarkan menganiaya Novena dan telah dilaporkan kepada Propam Polri.

Namun isu itu dibantah Novena, “Beliau (KM) sedang meluncurkan inovasi teknologi untuk kemajuan kepolisian Indonesia, panic button. Tau juga kan beliau akan dipromote menjadi jenderal? Mari kita tarik garis kesimpulan yang pas. Di hari yang sama menurut keterangan berita dari situs recehan tersebut, tanggalnya berbarengan dengan peluncuran panic button Lampung. Menteri datang support, bukan hanya Kapolri yang support,” kilah Novena, kemudian beredar foto mereka berdua.

Dan isu itu pun hilang dengan sendirinya, karir KM pun melejit, ehehehe.

Namun saat kasus Irjen FS muncul, KM melalui pesan video yang dibagikannya melalui timeline Instagram pribadirnya mengatakan “Kalau naik gunung itu, pijakan kakinya harus kuat. Jangan mengandalkan tarikan orang di atas. Kekuatan diri sendiri yang membawa kita ke atas. Kejar karirmu, jadilah pemimpin Polri di masa depan. Pesan saya ke generasi muda Polri: Polri itu milik bangsa Indonesia. Bukan sebaliknya dan bukan juga bersebrangan”

Entah ini menyindir Ferdy Sambo atau bukan itu tidak penting, KM pun menyinggung soal proses jabatan dan pangkat secara instan. Kebetulan, FS adalah sosok perwira yang terbilang sangat cepat dalam urusan karir, pangkat dan jabatan. Dia tercatat sebagai perwira termuda di angkatannya yang mendapat dua bintang di pundak. Bahkan, semua senior-seniornya pun sudah dilibas dan disalip Ferdy Sambo yang rata-rata masih bintang satu.

KM penggemar Ketoprak & Gudeg pinggir jalan ini , menganalogikan jenjang karir dengan ‘naik gunung’. Bahwa dalam berkarir, semestinya merupakan usaha sendiri. Bukan ditarik dari atas.

“Karir tidak usah dikejar, makin dikejar makin lari. Lagipula, kamu bisa frustasi kalau tidak dapat mencapainya. Atau yang parah, kamu bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya,” katanya.

Dengan tetap menjalani apa yang ada dan tak ‘serakah’ untuk urusan karir dan jabatan, justru membuat hidup lebih damai dan nyaman. Jika memiliki kapabilitas dan kompetensi, justru karir dan jabatan yang akan mencari dan membutuhkan. “Bukan kita yang butuh jabatan,” tandas Krishna Murti dalam unggahan itu.

Untuk diketahui, sebelum menjabat sebagai Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo pernah menjabat sebagai Wakil Dirreskrimum Polda Metro Jaya. Saat itu, Krishna Murti menjabat sebagai Dirreskrimum atau atasan Ferdy Sambo. Ketika itu, Ferdy Sambo masih berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi atau AKBP, yang juga masuk kelompok ‘Polisi Ganteng. Sedangkan Krishna Murti berpangkat Komisaris Besar atau Kombes.

Agh, Polisi Ganteng !

(Red-01/Foto.ist)