KoranJokowi.com, Bandung : Merupakan kebahagiaan tersendiri saat (kembali) bersilaturahim dengan Mayor Jenderal TNI. Purn. Teuku Abdul Hafil Fuddin,SH, PSI, MH -mantan Pangdam Iskandar Muda (2018) Dan mantan AsOp Kemenhan RI (2019) yang demikian Mencintai tanah leluhurnya, Aceh. Terakhir saya bertemu beliau sekitar bulan Februari 2020 di Mabes YKIM, Jalan Timo, Kalibata, Jakarta Selatan. Dan hebatnya, beliau senantiasa terlihat ‘fresh.
Dari rangkaian pembicaraan akan rencana penerbitan buku beliau, kami pun mengenal istilah “ANEUK MANOEK UTEUN”, Anak Ayam Hutan.
Beliau meng-ibaratkan kehidupannya sejak kecil sebagai seekor ‘Anak Ayam Hutan’, yang Hidup Mandiri dan Penuh Perjuangan.
Disela bicaranya dibalik ‘medical-masker, intonasi sebagai komandan tidaklah hilang, bahkan membuat hangat pembicaraan kami (Jumat, 25/7) sejak pkl.10.00 pagi, lalu diselingi sholat Jumat di masjid terdekat kemudian lanjut hingga pkl.14.21.
Rumahnya yang asri dikawasan Bambu Apus, Pondokbambu, Jakarta Timur Itu pun banyak membawa Enerji positip. Juga pelayanan terbaik dari istri dan orang rumahnya.
Usai pamit, yang ada dibenak saya sepanjang perjalanan menuju Bandung adalah Kharisma dan Enerji beliau memang optimal, sebagaimana Ayam Hutan.
Maka berbahagialah istri (Yosi Indraswari) dan ke-dua belahan jiwanya (Cut Syahnaz Putri Aulia Dan Teuku Fil Rizky Syahputra) … hidup dan berjuang bersama mencapai Ridha illahi dalam segala hal.
Saya pun teringat ceritera orang tua tentang Ayam. Yang disebut sebagai pemilik mata-bathin yang sempurna. Karena dia mampu melihat makhluk Allah yang mulia yaitu Malaikat.
Bila datang waktu subuh dia akan berkokok, membangunkan manusia untuk bangkit dari tidur, khususnya Ummat Islam untuk segera sholat subuh.
Dalam hal ‘pasangan Hidup, ayam hutan juga memberi contoh yang baik bagi manusia. Ayam hutan jantan tidak akan membiarkan ayam jantan lain mendekati pasangannya, dia demikian Pelindung bagi sang ayam betina.
Dalam beberapa sumber disebutkan Ayam Hutan terdiri atas 4 spesies, yang menyebar mulai dari India, Sri Lanka sampai ke Asia Tenggara termasuk hutan hutan Indonesia.
Ke-empat spesies itu adalah: Ayam hutan merah, Gallus gallus. Ayam hutan sailan, Gallus lafayetii. Ayam hutan kelabu, Gallus sonneratii Dan Ayam hutan hijau, Gallus varius.
Di hutan hutan Indonesia lebih didominasi Ayam Merah yang menyukai bahagian hutan yang relatif tertutup; dan ayam-hutan hijau, yang lebih menyenangi hutan-hutan terbuka dan wilayah berbukit-bukit.
Ayam hutan merah adalah moyang dari ayam peliharaan, sedangkan keturunan dari persilangan antara ayam hutan merah dan ayam hutan hijau kemudian dikenal sebagai ‘Ayam bekisar.
Ayam hutan adalah pemakan segala, meskipun cenderung sebagai pemakan biji-bijian. Namun sebagaimana ayam umumnya, ayam hutan juga memakan pucuk-pucuk rumput, serangga dan berbagai hewan kecil yang ditemuinya.
Ayam hutan yang masuk kedalam jenis burung ini hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil. Tidur di atas ranting perdu atau semak, tidak terlalu jauh dari atas tanah.
Pada musim bertelur, betina membuat sarang sederhana di atas tanah dan mengerami telurnya hingga menetas. Anak-anak ayam hutan diasuh oleh induk betinanya, dan sang ‘suami/ayah akan menjaganya dengan sekuat tenaga hingga anak-anaknya mampu mandiri dan ‘terbang
Ayam hutan memang pandai terbang kalau pun tidak serupa burung, ia terbang sebentar Untuk mencari makan dan menghindari dari predator termasuk ular pohon.
Dan pagi ini (Sabtu, 25/7) saya mendapat ‘japri dari Tgk.M.Raju, Putra Aceh Utara , Waketum YKIM yang juga kemarin hadir. Berikut isinya, ..’Aneuk Manoek Uteun ( Anak Ayam Hutan) … begitu menetas dari ibunya, ia dibiarkan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya tanpa campur tangan sang induk..’, Mantap !
-BERSAMBUNG-
(PpRief/Rahma/HL/Den)
Be the first to comment