AHOK , ERICK & JENDERAL SCIPIO ROMAWI, “GILA AJA NIH !”
KoranJokowi.com, Jakarta : Sekitar tahun 390 SM, Warga Roma terdiri atas orang Sabin dan Latin yang bersatu membangun sebuah kota. Akan tetapi, mereka merasa bahwa mereka adalah bangsa Romawi. Sebagai masyarakat baru, mereka berusaha untuk menjadi
yang lebih baik dari yang lainnya. Mereka memperoleh berbagai pemikiran baru mengenai kebudayaan dan masyarakat dari bangsa Etruska, serta para pedagang dari Yunani dan Kartago. Bangsa Etruska sendiri memiliki kebudayaan yang mengadopsi dari bangsa Yunani, di antaranya adalah huruf atau abjad, baju serta dewa yang mereka sembah adalah Dewa Yunani. Hal
ini membuat budaya Yunani menjadi sama dengan budaya Romawi, bahkan bangsa Romawi mengambil alih budaya-budaya tersebut menjadi budaya utama bangsa Romawi.
Mereka hidup rukun hingga kepemimpinan 7 raja kemudian di tahun 500-an SM.
Ahahahah… Itu hanya kutipan sejarah Kerajaan Romawi yang saya baca, dan tidak ada hubungannya dengan ‘ngamuknya’ Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama yang kali ini menyasar kepada Menteri BUMN, Erick Tohir. ‘Gila Aja nih !
Dalam sebuah video yang diunggah akun YouTube POIN pada Selasa, 14 September 2020, Ahok menjabarkan permasalahan di PT Pertamina. Adapun permasalah tersebut adalah dari utang hingga lobi-lobi antara direksi.
Nah, berikut rangkuman bocoran Ahok soal permasalahan PT Pertamina:
1. Direksi Pertamina Lakukan Lobi-Lobi
Ahok menyebut bahwa perubahan sejumlah direksi Pertamina dilakukan melalui lobi-lobi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Terutama soal jajaran direksi.
2. Menteri BUMN Tak Kabari Ahok soal Perombakan Direksi
Ahok menegaskan, dirinya sebagai Komisaris Utama Pertamina pun tidak diberitahu ketika ada perubahan tersebut. “Dia ganti direktur pun tanpa kasih tahu saya, sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya yang penting lobinya ke Menteri karena yang menentukan Menteri,” ujar Ahok.
3. Ahok Sebut Komisaris Rata-Rata Titipan
Selain direksi, komisaris pun rata-rata merupakan titipan dari sejumlah kementerian. Meski begitu, Ahok tidak menyebut kementerian mana saja yang menitipkan direksi dan komisaris kepada Menteri Erick Thohir.
“Komisaris pun rata-rata titipan dari kementerian, kementerian,” kata dia.
4. Direksi yang Dicopot Tetap Digaji Sama saat Menjabat
Ahok juga mengutarakan persoalan gaji yang dinilainya sebagai persoalan lain di internal Pertamina. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, ada jabatan direktur utama dari anak perusahaan yang gajinya Rp100 juta per bulannya, tapi ketika seseorang itu dicopot sebagai direksi, dia tetap dibayar dengan angka yang sama.
Ahok bilang, hal itu tidak masuk akal sebab seseorang yang sudah diganti atau dicopot dari jabatannya seharusnya dibayar berdasarkan posisi dia saat ini.
“Orang yang dicopot dari jabatan dirut anak perusahaan misalnya gajinya Rp100 juta lebih, masa dicopot tapi gaji masih sama, alasannya dia orang lama, harusnya kan gaji mengikuti jabatan Anda, tapi mereka bikin gaji pokok gede-gede semua. Jadi, bayangkan orang kerja sekian tahun gajinya pokoknya Rp75 juta, dicopot gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih,” katanya.
5. Jalur Birokrasi Pertamina yang Berbelit-belit
Ahok pun menyebut, keinginan dia untuk memotong atau membersihkan jalur birokrasi di Pertamina yang dinilainya terlalu berbelit-belit. Misalnya, ada karyawan yang naik pangkat di Pertamina harus melalui syarat yang disebut Pertamina Level of Reference.
Bahkan, pegawai Pertamina yang bisa menikmati jabatan Senior Vice President, pegawai itu harus bekerja lebih dari 20 tahun. “Saya potong sekarang. Semua harus lelang terbuka,” ujar Ahok. ‘Gila Aja nih !
6. Utang Pertamina Terus Menumpuk untuk Akuisisi
Masalah lain, lanjut Ahok, terkait utang Pertamina yang mencapai US$16 miliar. Meski utang perseroan negara yang menggunung itu, direksi perusahaan masih terus mencari pinjaman. Hingga Ahok menyebut hal itu sebagai suatu kebiasaan.
Hasil pinjaman itu digunakan Pertamina untuk mengakuisisi lapangan di luar negeri. Padahal, kata Ahok, masih ada 12 cekungan di dalam negeri yang berpotensi memiliki minyak dan gas.
“Pertamina sekarang sudah ngutang US$16 miliar, tiap otaknya pinjem duit saja nih. Saya suda kesel ini, minjem duit terus mau akuisisi terus lagi, saya bilang tidak berpikir untuk eksplorasi. Kita masih punya 12 cekungan yang berpotensi punya minyak, punya gas. Itu ngapain di luar negeri gitu loh, jadi jangan-jangan, saya pikir ada komisi kali nih beli minyak di luar,” ujar Ahok. ‘Gila Aja nih !
7. Ahok Geram Perum Peruri Minta Dana ke Pertamina
Ahok melontarkan kekesalannya kepada Perum Peruri. Ahok menyebut perusahaan pelat merah itu meminta dana sebesar Rp500 miliar kepada Pertamina untuk pembuatan paperless.
Ahok mengatakan, dirinya tengah mendorong tanda tangan digital atau paperless di Pertamina. Namun, Peruri meminta dana Rp500 miliar untuk proyek tersebut. Padahal, Pertamina dan Peruri sama-sama perusahaan pelat merah. Ahahah.. ‘Gila Aja nih !
..
Teman, biarkan Ahok dan Erick tangani masalahnya sendiri, karena mereka adalah orang pilihan Presiden Jokowi yang telah teruji segalanya, sehingga Saya pun dapat melanjutkan bacaan yang tertunda tadi. Ahahah..
..
JENDERAL SCIPIO EMANG KEREN !
Teman, Perang Dunia I dan II hingga kini menjadi perang yang paling dikenang hingga saat ini. Tapi tahukah Anda, ternyata ada perang yang memiliki sejarah begitu panjang. Bahkan disebut perang terbesar di zaman kuno dan konfliknya menjadi terlama sepanjang sejarah, 2.131 tahun lamanya, dari 149 Sebelum Masehi (SM) hingga 5 Februari 1985.
Perang antara bangsa Roma, Italia dan Kartago, Tunisia ini dinamakan Perang Punisia atau punic war yang terjadi sebanyak tiga periode pertempuran. Yakni Perang Punisia I, II dan III.
Saat perang pertama (264-241 SM), Romawi atau Roma merupakan kekuatan dan kota peradaban yang kuat di Semenanjung Italia. Sementara, Kartago adalah negara kota yang juga kuat di Afrika, terutama dalam bidang maritim. Perang ini dipicu karena Roma disebut campur tangan urusan perselisihan Pulau Sisilia antara Kota Syracuse dan Kota Messina.
Diantara Jenderal Perang Perkasa Roma adalah Jenderal Scipio, dari dialah strategi Perang Roma lahir, khususnya saat terjadi Perang Punisia III (149-146 SM) terjadi. Pasukan Roma di bawah pimpinan Jenderal Scipio Aemilianus melakukan gempuran terus menerus ke Kartago, hingga akhirnya pasukan Kartago menyerah.
Strategi perang ampuhnya adalah 2 tahap, tahap pertama menyerahkan 60% serdadunya hingga tengah malam lalu pura2 kalah. Yang 40%-nya dikerahkan saat dini hari/ menjelang subuh dimana lawan sedang tidur pulas & mabuk, yang 40% Itu adalah para perwira utama, semacam Kopassus.
Kemudian yang 60% setelah istirahat cukup, mereka pun masuk membantu lagi yang 40%.Silent attack !,
Teman, Kartago pun akhirnya lenyap setelah bertahan selama 700 tahun. Sekitar 50.000 warga Kartago yang tersisa kemudian diperjualbelikan sebagai budak.
Karena ini berbeda dengan prinsip hidup Jenderal Scipio, dia pun memilih mengundurkan diri.
Ahahaha, Ahok, Erick dan Jenderal Scipio memang ‘nggilani ..(Red-01/foto.ist)
Be the first to comment