DIRGAHAYU TNI KE-75, JENDERAL SUDIRMAN DIFITNAH AKAN KUDETA SUKARNO !?

DIRGAHAYU TNI KE-75, JENDERAL SUDIRMAN DIFITNAH AKAN KUDETA SUKARNO !?

KoranJokowi, Bandung : Kedekatan Presiden Sukarno (Bung Karno) dengan Jenderal Sudirman banyak membuat ‘banyak’ orang sakit hati, sehingga banyak upaya untuk menjauhkan mereka dalam segala hal,  bahkan kalau perlu diciptakan fitnah jika Sudirman akan melakukan ‘kudeta militer .

Sampai suatu waktu ini menjadi nyata, Soedirman  dijemput “paksa” dengan ancaman ditahan di tempat kalau menolak ‘jemputan’  detasemen khusus Brigade 29 pimpinan Kolonel Dahlan, dimana surat “penjemputan” itu diteken Menteri Pertahanan Amir Sjarifoeddin.

Peristiwa itu terjadi pada 3 Juli 1946 di Loji Gandrung, rumah Soedirman di Solo, Jawa Tengah. Menteri Amir meminta Soedirman segera menghadap Presiden Sukarno yang ada di Istana Yogyakarta, sore itu juga, terkait dengan tudingan ada kudeta di Istana Kepresidenan Yogya hari itu, yang dikenal dalam sejarah Indonesia sebagai kudeta pertama saat Republik Indonesia belum berumur setahun.

Istana Yogya pagi itu, menurut ajudan Presiden Soekarno, Mangil Martowidjojo dalam bukunya—Kesaksian Bung Karno 1945-1947, sudah beredar desas-desus pasukan tentara mau menyerbu Istana untuk kudeta. Lalu tiba-tiba datang satu truk berisi belasan tokoh itu, tokoh Persatuan Perjuangan dan Barisan Banteng, seperti Chairul Saleh, Muwardi, Abikusno, M. Yamin, Sukarno, Iwa Koesoema Soemantri, dan Ahmad Soebardjo.

Persatuan Perjuangan adalah organisasi pimpinan Tan Malaka dan dikenal segaris dengan Soedirman, juga Mayor Jenderal Soedarsono, Panglima Divisi Yogyakarta. Soedarsono juga terlihat memimpin rombongan, dan masuk Istana dengan mobil lain.

Menurut Mangil, rombongan Soedarsono dilucuti dan dibawa ke paviliun Istana. Hanya Soedarsono yang diizinkan bertemu Presiden Sukarno setelah Presiden rapat dengan Wakil Presiden Muhammad Hatta dan Menteri Pertahanan Amir Sjarifoeedin. Soedarsono menyerahkan maklumat ke Soekarno dan mengklaim itu sudah ‘persetujuan’ Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Kepada Soekarno, Hatta—yang sedang berbicara dengan Jenderal Oerip Soemohardjo kemudian menemui Sukarno dan mengatakan tidak mungkin Sudirman melakukan Itu, Sukarno tersenyum. “AKU TAHU, TIDAK MUNGKIN ORANG BAIK MELAKUKAN ITU”

Hatta juga menemui Sukiman, satu dari sejumlah anggota staf penasihat Soedirman yang mengaku tak tahu soal maklumat yang dibawa Soedarsono. Hatta lalu berbicara dengan Soekarno.

Apa yang terjadi?, Ahahah… Soedarsono digiring keluar istana dan langsung ditahan.

Manuver 3 Juli 1946 itu sebenarnya puncak dari aksi berbalas perseteruan antar-elite pada pemerintah saat itu. Hubungan tak sehat dan perselisihan timbul antara kubu Amir serta Perdana Menteri Sjahrir dan Markas Besar Tentara.

Itu ceritera lama, sampai KAPAN pun jangan ada ceritera seperti ini lagi ya, Haram !!, Ahahahah...(Red-01/Foto.ist)

“DIRGAHAYU TNI KE-75 TAHUN, RAKYAT BERSAMA MU. AMIN YARABILALAMIIN”

Tentang RedaksiKJ 3810 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan