LAPORAN PERJALANAN JURNALISTIK TENTANG JALINBAR LAMPUNG-BENGKULU’ “ JALAN TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN (TNBBS) BUTUH PERAWATAN !?” – (1)
KoranJokowi.com, Bengkulu : Tom Wolfe, seorang wartawan merangkap seorang novelis asal dari Amerika Serikat pada tahun 60-an memperkenalkan sebuah reportase mendalam dengan gaya sastrawi. Ia memperkenalkan genre ini sebagai “New Journalism” (Jurnalisme baru).
Lainnya, dia kemudian dikenal sebagai penganut ‘travel journalist’ ( jurnalisme perjalanan,), lewat tulisannya ini ‘audien/reader bisa membayangkan dan merasakan rasa senang, bahagia, kesal, marah, sedih dan tanpa disadari membuat audiens ingin singgah, mendatangi, dan merasakan pengalaman yang dirasakan oleh penulis. Hal ini tumbuh setelah membaca apa yang dialami penulis secara panjang, mendalam, intens dan lugas/komunikatif.
Laporan yang disajikan oleh Een H. Prayudha – Wkl.Pimp.Umum/Redaksi dan Asep Hermawan – Kordkab Lampung Barat ke Bengkulu (13-16/10/2020) pun demikian, minimal mendekati ‘Travel-Journalist’, sebagaimana pointers dibawah ini.
1.Jalan Darat sejak Kota Metro Lampunng – Pesisir Bart Prov. Bengkulu berjarak lebih dari 330 Km2, normalnya ditempuh dengan R4 sekitar 9-11 jam lamanya
- Saat perbatasan Jalan Lintas Barat (Jalinbar) Prov.Lampung – Bengkulu harus melalui jalan panjang membelah bukit dan hutan sekitar 14 Km
3.Jarak pandang sangat terganggu dengan bertumbuh nya ilalang di sepanjang jalan hutan bukit TNBBS dengan ketinggian 1-1,5 meter
- Jika malam hari rentan terjadinya kecelakaan pengendara R2/R4 karena minim nya penerangan dan masih ditemukannya banyak penyempitan bahu jalan ditambah lagi tumbuhan ilalang yang menyita bahu jalan itu, tanpa perawatan.
5.Dibeberapa titik pengendara akan ‘dihadang’ kawanan monyet dgn jumlah ratusan ekor yang hampir setiap hari turun di jalan lintas barat khususnya di daerah TNBBS untuk meminta makanan.
–Apakah habitat kawanan monyet sudah rusak/dirusak sehingga hewan tersebut harus mencari makan di tengah jalan?, atau memang kawan hewan ini ingin bermain dgn manusia?
6.Hal lainnya tidak memadai/tersedianya rambu2 lalu lintas hinga kaca cembung di setiap tikungan tajam agar pengendara saling berhati2.dan bisa menekan angka kecelakaan
“Jika perawatan TNBBS tidak mampu di lakukan oleh kementrian terkait,apa perlu kita saja yang meminta angaran untuk perapihan ilang2 jalan nasional lintas barat tepat nya di TNBBS sehingga pengendara bisa menikmati panorama alam?”, demikkian catatan kecil diselipkan Een dan Asep.
Catatan lain yang berkaitan atas hal diatas ;
1.KoranJokowi.com masih ingat sekitar tahun 2013 lalu terjadi longsor jalan dengan lebar 3 meter dan kedalaman 10 meter khususnya dikawasan Pekon (desa-red) Tembakak, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung nyaris putus. Dimana separuh badan jalan tergerus longsor. Padahal jalan nasional tersebut merupakan satu-satunya akses jalan penghubung dari Pesisir Barat menuju Provinsi Bengkulu atau sebaliknya.Semua sepele, karena hujan, air tidak mendapatkan saluran keluar jalan bahkan sebaliiknya. Pertanyaannya siapa yang jamin hal ini tidak akan terjadi dikeudian hari sedangkan sekarang sudah masuk penghujan?
2.Presiden RI Joko Widodo di tahun 2014 mengatakan salah satu kunci untuk mendukung pemerataan pembangunan di Provinsi Lampung – Bengkulu adalah meningkatkan konektivitas antar daerah. Dengan kelancaran konektivitas, pertumbuhan ekonomi Bengkulu akan bergerak lebih cepat lagi itu yang kemudian disebut dengan JALINBAR – Jalan Lintas Barat dengan total 2.550 Km anggaran > Rp. Rp1,44 triliun, dengan lebar standar 7 meter dan bahu jalan 2 meter. Selain itu struktur jalan ditargetkan akan lebih kuat sehingga lebih aman dari longsoran atau gempa.
Menurut Presiden Jokowi pula, pembangunannya harus lebih ekstra hati2, mengingat Jalinbar ini persis berada di jalur gempa. Pernah gempa tahun 2004 di Padang, kerusakannya tepat sepanjang Jalinbar, dan perbaikkannya sangat mahal.
Melalui program WINRIP – Western Indonesia National Road Improvement Project Untuk itudItu semua tersedia 10 paket dari 21 paket WINRIP untuk Lintas Barat Lampung dan Bengkulu.Yaitu; 3 paket untuk penanganan Jalinbar Lampung sepanjang 104,05 Km yaitu ruas Krui-Biha (25,25 Km), Rantau Tijang-Kota Agung (42 Km) dan Simpang Gunung Kemala- PG Tampak (36,8 Km).
Sementara 7 paket lainnya berada di Bengkulu untuk penanganan ruas Ipuh-Bantal (42,4 Km), PS Pedati-Kerkap (25 Km), Bantal-Muko-muko (50,1 Km), Simpang Rukis- Tanjung Kemuning (56,3 Km), Seblat-Ipuh (34,5 Km), Muko-muko-Batas Sumatera Barat (25,8 Km), Lais-Bintunan (11,6 Km).
3.Versi rilis Bank Indonesia perihal PROYEK-PROYEK BIDANG PEKERJAAN UMUM DI PROPINSI LAMPUNG lalu disebutkan bahwa Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum, berusaha melakukan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2005-2007, Departemen Pekerjaan Umum (PUPR) telah mengalokasikan dana sebesar total Rp1,86 triliun untuk pembangunan infrastruktur di Provinsi Lampung. Dimana dana tersebut berasal dari anggaran Belanja APBN dan Dana Alokasi Khusus, diantaranya ; Pembangunan ruas jalan Sanggi-Bengkunat-Biha.
Untuk lebih memperlancar akses transportasi dari Lampung ke Bengkulu, terutama untuk menunjang jalan lintas Barat Sumatera, pemerintah membangun ruas jalan Sanggi-Bengkunat-Biha yang merupakan bagian dari ruas Lintas Barat Sumatera yang menghubungkan Bandar Lampung dengan Propinsi Bengkulu. Jalan yang dibangun sepanjang 27 km dengan lebar 4,5m ini menggunakan dana dari APBN sebesar Rp 26,6 miliar
Apapun ke-3 catatan diatas adalah telah menunjukan betapa Presiden Jokowi telah mengeluarkan dana yang cukup besar untuk konektifitas Prov. Lampung – Bengkulu yang juga semua didapat dari pajak masyarakat. Maka laporan Perjalanan Een dan Asep ini cukup ‘membuka’ mata bahwa Jalinbar masih kurang perawatan. Lalu apa peran TNBBS?,
Hal lain masih ditemukannya ketidak-beresan ‘ganti untung atas warga akibat Jalinbar di Wilayah 2, silahkan klik link berita kami sebelumnya dibawah nanti.
MOHON MAAF JIKA ADA HAL YANG KURANG BERKENAN. (Red-1/Foto,ist) – BERSAMBUNG-
Before,
Be the first to comment