
ANWAR AZIZ CAKETUM PMII TAHUN 2021 – 2023, “Diantara Penguatan Karakter Kepemimpinan PMII Untuk Menjawab Tantangan Zaman, Dukungan Untuk Presiden Jokowi & Gus Yaqut”
KoranJokowi.com, Bandung : Merupakan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi KoranJokowi.com dapat bersilaturahim dengan Anak muda millenial yang aktif dan enerjik , Anwar Aziz , ‘Bung Aziz, yang kini bersama ke-15 kandidat lainnya terdaftar sebagai calon Ketum PMII – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia tahun 2021 – 2023 mendatang.
Melalui seluler (12/2) percakapan pun berjalan lancar
REDAKSI:
Saat ini Ketua PB PMII adalah Agus M.Herlambang yang dipilih saat Kongres XIX PMII di Auditorium Masjid Agung Darussalam, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (16/5/2017) lalu. Mengapa Kongres XX tidak dilaksanakan 16/5/2020 lalu?
A.AZIZ :
Ahaha, jeli juga kalian ya. Begini bung, semua itu pastinya karena adanya Covid.19, ditunda penyelenggaraanya menjadi tgl .1-5 Maret sesuai dengan keputusan pleno PB. PMII. Jadi mundurnya ini bukan karena hal lain, itu semata Pandemi Covid 19 ya.
REDAKSI:
Tahun 2014 Bung Aziz telah mengikuti Pelatihan Kader Nasional PB PMII, hal terpenting apa yang berkesan dari pelatihan itu dikaitkan dengan keinginan men-caketum-kan yad?
A.AZIZ :
Saya kebetulan adalah alumni dari Pelatihan Kader Nasional (PKN) ke-5, yang itu merupakan buah ide dari kepengurusan ketum Aminudin Ma’ruf sebagai proses jenjang kaderisasi terakhir di PMII, untuk mempersiapkan kader kader yang siap menjawab tantangan bangsa kedepan.
REDAKSI :
Nama Bung Aziz terdaftar di nomor urut 16 sebagai kandidat , program kerja apa yang akan ditawarkan untuk PMII yad?
A.AZIZ :
Trylogy Development; human resources,instisusi dan teknologi. Sederhananya begini, Penguatan karakter kepemimpinan PMII untuk menjawab tantangan zaman, manajemen mutu organisasi berstandar internasional sebagai Mitra kritis pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Maju dengan menjadikan tekhnologi sebagai instrumen perjuangan.
REDAKSI :
Tanggapan beberapa ormas anti pancasila yang di-vakumkan Pemerintah saat ini?,
A.AZIZ :
Pada tahun 2015, saya selaku ketua PMII cab. Purwokerto bersama Kodim 0701 dan Polres Banyumas menginisiasi pembekuan salah satu oraganisai yang hari ini sudah di bekukan (HTI).
Langkah itu sejalan dengan apa yang sudah terjadi hari ini, jadi menurut hemat saya organisasi apapun “Haram hukumnya” ketika tidak menyertakan Pancasila sebagai landasan idiologis di Bumi pertiwi.
REDAKSI :
Apa yang akan dilakukan dalam mendukung Program – program Presiden Jokowi dan program apa yang perlu ditingkatkan?
A.AZIZ :
Kita selaku mahasiswa akan terus berperan aktif mengawal pemerintahan Presiden Jokowi atau siapapun pemimpin republik ini untuk terus menerus mengingatkan dan mengkritisi sebagai wujud Mahasiswa adalah ‘Agent of control. Bukan hanya mengkritisi tapi mencoba untuk ikut memberikan masukan strategis demi terwujudnya Indonesia maju.
REDAKSI :
Tanggapan atas kepemimpinan Nadiem Markarim sebagai Mendiknas, apa kelebihan dan yang harus diperbaiki?
A.AZIZ :
Pada dasarnya pemilihan Nadiem Makariem sebagai Mendiknas adalah langkah terobosan baru yang cenderung banyak menimbulkan kontroversi mengingat beliau tidak mempunyai latar belakang ‘pendidik’, tapi saya secara pribadi cenderung mempunyai harapan besar untuk menjawab daya tawar Indonesia di panggung dunia era 4.0.
Saya juga melihat beliau mempunyai latar belakang sebagai tokoh muda “Pelaku di industri teknologi dan digital”. Tetapi sampai saat ini saya melihat apa yang menjadi harapan banyak orang masih ” Jauh panggang dari Api”, implementasi mengawinkan teknologi dengan keadaan real bangsa Indonesia lambat terwujud.
REDAKSI :
Tanggapan atas kepemimpinan Menteri Agama ( Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat ini, apa kelebihan dan yang harus diperbaiki?
A.AZIZ :
Sebagai Kader NU dan Kader PMII saya mendukung penuh terhadap pemilihan Gus Yaqut, menjadi Mentri Agama baru. Beliau adalah tokoh muda Indonesia yang konsisten melawan idiologi dan haluan yang anti Pancasila. Beliau pasti terdepan soal ini. Dan Itu menjadi point penting, bahwa kementerian Agama wajib menjamin terkait pengawalan kerukunan beragama dengan melawan haluan ideiologi2 tsb.
Kalau pun ini dianggap masukan, oke lah, tentunya bukan mendikte. Saya dan semua ummat beragama di Indonesia yakin Kemenag akan lebih banyak melakukan pembenahan manajemen internal dilingkungan Kemenag itu sendiri. Karena sampai saat ini institusi Kemenag selalu diidentikan dengan Goverment yang kurang bagus alias “Acak-acakan”.
Dan Gus Yaqut tidak suka itu , pasti beliau dan jajarannya punya konsep dan strategi jitu untuk pembuktiannya kedepan. Insya Allah. Pembicaraan pun berakhir karena Bung Aziz ada giat lainnya. “Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakkatuh”, … “Waalaikumsalam wrwb, bung”
Sobat KoranJokowi.com dimana saja berada, demikian sebagian diskusi kami dengan bung Aziz kelahiran Cilacap, 13 April 1992 lalu. Yang juga alumnus IAIN Purwokerto tahun 2010-2015 dan saat ini kuliah di Universitas Paramadina Jakarta.
Tercatat pula rekam jejak Bung Aziz dalam ber-organisasi selama ini cukup ‘jam-terbangnya untuk menjadi Ketum PMII, al ; Tahun 2012-2013 Ketua Forum Mahasiswa Nasional Komunikasi Penyiaran Islam (FORKOMNAS KPI), Tahun 2013-2014 Ketua Bidang Luar Negeri Dema IAIN Purwokerto, Tahun 2014-2015 Ketua Lingkar Kajian Pergerakan Masyarakat (LKPM), Tahun 2015-2019 PB PMII , Tahun 2013-2014 Kelompok Study Islam Kemasyarakatan (KSiK), Tahun 2011-2012 LPM Obsesi , Tahun 2010-2011 Star FM Radio, Tahun 2014-2015 BEM Nasional, dsb.
Atas hal diatas, Saya teringat Nick Vujicic, Pembicara motivasi dari Australi 1982 yang mengatakan, “Imbalan terbesar datang saat Anda berserah diri. Ini tentang memperbaiki kehidupan orang lain, menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri Anda, dan membuat perbedaan yang positif”,Inshaa Allah, Aamiin Yarabil’alamiin (Red-01/Foto.ist)
Be the first to comment