
Komjen. Pol. Drs. Firli Danzo Bakabon Bahuri, M.Si, – (1) , #ANIS KE KPK? SABAR ! & CERITERA TAMBANG UNTUK GANTUNG ANAS URBANINGRUM
KoranJokowi.com, Bandung : Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri meminta masyarakat ‘Bersabar terkait pemanggilan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. “KPK pasti akan menyampaikan ke publik,” kata Firli kepada Pers (1/8) lalu yang kemudian menjadi hastag populer #ANISKEKPK?SABAR!. Ahahahah
Pagi ini sejak pkl.07.00, saya coba minta tanggapan atas hal diatas ke Pimp.Umum/Redaksi KoranJokowi.com, yang akrab sejak tahun 1987 lalu dan di panggil ‘Boss Bule, namun beberapa kali saya telephone belum juga terangkat, juga WA pun masih contreng satu.
Saya check aktifitas grup, wow… pkl.02.00 dini hari Boss bule rupanya masih aktif, berarti pingsan. Ahay.
Agh sudahlah biarkan si boss dalam mimpinya, sosok Firli Bahuri, Komjen. Pol. Drs. Firli Danzo Bakabon Bahuri, M.Si. Putra Lontar, Muara Jaya, Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan, kelahiran 8 November 1963 sejak menjabat sebagai Ketua KPK, memang telah menjadi pro-kontra. Yang pro & anti KPK, yang pro & kontra Firli. ‘Ahahah..
Yang jelas beliau adalah mantan ajudan Wakil Presiden RI Boediono, Wakapolda Banten, Karodalops Sops Polri, Wakapolda Jatim, Kapolda NTB, Deputi Penindakan KPK, Kapolda Sumsel, dan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri. Pastinya, atas hal ini pula Presiden Jokowi ‘merestui Firli sebagai Ketua KPK periode 2019-2023 (13/9/2019) lalu.
Belum juga sepekan Firli di KPK , ‘angin ribut pun muncul, Wakil Ketua KPK 2015-2019, Saut Situmorang dan Penasihat KPK (2017-2020) Mohammad Tsani mengancam ‘Lengser keprabon, “Firli beginilah, Firli begitulah..”, demikian alasan mereka, saya dan Relawan Jokowi asal Sumatera selatan saat itu hendak memberikan perlawanan kepada mereka berdua dengan ‘menggeruduk’ KPK dan membawa ‘Bendera putih untuk diserahkan kepada mereka berdua. Simbol kekalahan atas upaya ‘mengganjal Firli menjadi Ketua KPK.
Namun karena situasi di KPK terus tidak kondusif, dengan maraknya demo 2 pihak yang berlawanan secara masif saat itu, Boss bule pun membatalkan rencana ‘penyerahan bendera putih itu
Soal ini si boss bule tahu bagaimana menggunakan ‘idiom politik yang pastinya “nyelekit”. Sebagaimana pernah dilakukan saat kasus Anas Urbaningrum (AU) – Ketum P.Demokrat (saat itu) yang bersumpah Tidak terima uang korupsi Hambalang dan siap digantung di Monas. Hal ini ditegaskan kembali AU (9/3/2012), “Satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung saya di Monas”
Jika soal bendera putih ‘ter-cancel, namun soal AU itu dapat terlaksana, kalau tidak salah itu terjadi tidak lama tahun baru 2014. Kami saat itu dipimpin si boss bule dan beberapa teman berencana datang ke KPK menyerahkan ‘Tambang Sumur’ sebagai simbolik /sindiran kepada KPK agar berani tegas atas kasus AU secepatnya. Karena sesuatu hal, saya tidak bisa datang ke KPK , hanya si Boss bule dan aktifis lain yang datang dan Tambang sumur itu pun diterima Humas KPK . Ahahaha…
Sebetulnya yang saya tahu, Boss Bule ini mengidolakan AU sebagaimana pemimpin masa depan, sayangnya AU ambil pilihan politik di partai lambang mercy biru yang menjadi ‘musuh bebuyutan’ Relawan Jokowi. Selain AU, kami memang ada nama lain yang dijagokan yaitu Maruarar Sirait, Ace Hasan Sadzali., Suharso Monoarfa , dsb.
Cilakanya kata si boss dan teman2, esok harinya, mobil si boss di-pecah kaca belakang kiri saat parkir dihalaman kantor teman, dan dokumen serta camera digital pun raib. Sehingga dokumentasi bersejarah itu pun ikut hilang. Ahahahah…syukur !
Namun konsep menggantung Anas tidak stop sampai situ, bahkan hal ini kita ramaikan melalui sosmed dan media2 online non-mainstream lainnya, lumayan gemuruhnya cukup juga menggetarkan ‘gedung KPK. Ahahaha…
Entah ada hubungannya dengan ‘Tambang Sumur’ itu atau tidak yang jelas Anas U Ia ditahan KPK sekitar tgl.10/1/2014. Dan kemudian divonis 8 tahun penjara sejak September 2014 setelah melalui persidangan yang alot hampir 9 bulan lamanya.
Sekarang waktu telah menunjukan pkl.10.27, tanda-tanda si Boss bule telah ‘siuman dari pingsannya pun belum juga muncul.
Uwong mudo Menanggung Rindu, Uwong Tuo Menanggung Ragam ,
Menjadi orang tua harus senantiasa sabar ….
Agh sudahlah..
(Baron/Foto.ist)
-BERSAMBUNG-
Be the first to comment