PARA MEDIS COVID 19 JUGA PUNYA HAK UNTUK LELAH ! – (2), “ WABAH SAMPAR MENGGUNCANG INDONESIA TAHUN 1911”

PARA MEDIS COVID 19 JUGA PUNYA HAK UNTUK LELAH ! – (2), “ WABAH SAMPAR MENGGUNCANG INDONESIA TAHUN 1911”

KoranJokowi.com, Bandung : Jauh sebelum  wabah Pandemi Covid 19, manusia telah mengalami banyak wabah mematikan, check it dot !

Wabah/pandemic Sampar atau Pes atau Black-Death (Bubonic) adalah pandemi hebat awalnya melanda Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14 (1347 – 1351) dan membunuh hampir lebih 200 juta di Eropa, Afrika hingga Asia dan Timur Tengah, Konon dijaman itu banyak mayat yang dikubur dalam satu lubang tanpa prosesi wajar, seolah bangkai khewan karena ketakutan akan penularannya. Bahkan …(maaf) …dibakar dengan isi rumahnya.

Kemudian menjalar keberbagai negara , termasuk Indonesia , dalam sulitnya akibat penjajahan Belanda , wabah ini beredar sekitar tahun 1911-1926, Wabah yang bersumber dari virus yang dibawa oleh kutu yang menempel pada hewan tikus ini menewaskan sekitar 120.000 jiwa dan sebagian besar korban berasal dari Jawa Tengah.

Sebagian sumber menyebutkan wabah pertama kali terjadi di Malang, Jawa Timur dengan korban tewas lebih dari 37.000 orang. Wabah yang disebut kemudian sebagai ‘Pagebluk’ ditangani dengan cara diskriminatif, banyak dokter Belanda yang enggan menangani bumiputera alias orang pribumi.

Maka banyak warga yang menggunakan kemudian jasa non-medis, yaitu ‘dukun karena disebagian orang mereka mempercayai wabah itu adalah ‘magic.

Pemerintah Belanda mulai waspada agar tidak menjalar, maka dibuatlah semacam program ‘bedah rumah. Terutama di daerah2 rawan wabah, banyak rumah dibongkar di bagian atap, dinding anyaman, dan menutup lubang bambu tempat tikus bersembunyi. Sekaligus ‘memburu tikus-tikusnya.


Selain melalui penyembuhan ‘non-medis, sebagain masyarakat kita banyak yang menggunakan lintah untuk menyedot keluar darah kotor dari tubuh. Sebagian lagi memakai kain-basah/kulit kelapa dan spons yang dibasahi dengan cuka.

Namun, setelah ditelusuri secara mendalam, sumber masalahnya ternyata ada di sekeliling mereka: fasilitas sanitasi yang jadi sarang tikus got untuk berkembang biak dan berkeliaran. Tikus itu membawa kutu yang ditunggangi bakteri Pestis Yersinia. Akibat gigitan kutu pada manusia inilah penyakit Pes bubonic  atau Sampar menjadi wabah mematikan.

WABAH PES DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN

Dari sumber lain disebutkan bahwa wabah Pes pun menjalar hingga Prov. Jawa Barat sekitar tahun 1933-1939, dan lebih dari 15.000 orang lebih tewas.

Garut termasuk kawasan yang menyumbangkan korban agak besar dalam waktu cepat lebih dari 200 orang meregang nyawa akibatnya. Termasuk korban tewas di Ciamis, Tasikmalaya, Bandung dan Sumedang. Dan Tragedi itu menimbulkan trauma yang mendalam hingga puluhan tahun kemudian.

Apalagi setelah Belanda menggencarkan metode ‘suntik mayat’ (the speen puncture) untuk memastikan adanya sampar, utamanya di Garut. Yang kemudian mendapatkan kecaman dan perlawanan dari para ulama.

‘Gerilya pun dilakukan, dalam arti jika ada korban tewas maka akan dikuburkan secara sembunyi bahkan ada yang dikuburkan didalam rumah agar tidak ketahuan Belanda.

Diwaktu yang bersamaan pula dibeberapa tempat di Jawa tengah maupun Jawa barat penduduk desa diungsikan ke sebuah tempat yang disedikan Belanda  dan kemudian desa itu dibakar, setelah sebelumnya para penderita diminta menanggalkan pakaian dan barang apapun untuk ikut dibakar.

Apa ada hubungannya wabah Sampar/Pes ini dengan datangnya impor beras dari Burma?, bagaimana Pejuang kita menyiasati wabah ini untuk mengusir Belanda?

-BERSAMBUNG-

(Red-01/Foto.ist)

Sebelumnya,

PARA MEDIS  COVID 19 JUGA PUNYA HAK UNTUK “LELAH !”  – (1) | KORAN JOKOWI

 

Tentang Koran Jokowi 4107 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan