
ORANG AFGAN INGIN SEPERTI INDONESIA, ORANG INDONESIA INGIN SEPERTI AFGAN. “YANG SEHAT SIAPA?”
KoranJokowi.com, Bandung : Suatu penghargaan besar saat Indonesia diakui dunia paling mempu menjaga toleransi beragama sebagaimana yang telah dicontohkan Presiden Jokowi sejak tahun 2014 lalu, bahkan hal ini dikatakan oleh Wakil Dubes Republik Islam Afghanistan – Qais Barakzai yang berharap semua negara di dunia menyadari untuk tidak memberi ruang sekecil apapun bagi radikalisme. Karena hal itu hanya akan membawa penderitaan bagi rakyat. Afghanistan adalah contoh yang baik bahwa radikalisme hanya akan membawa penderitaan. “Semua orang di Afghanistan ingin mengikuti Indonesia. Negeri ini patut menjadi rujukan bagi Afghanistan dalam menatap masa depan,”
Seperti kita ketahui, sudah puluhan tahun pemerintah Afghanistan dan Kelompok Taliban selalu bertikai, dan telah beberapa kali datang ke Indonesia untuk belajar bagaimana negara majemuk ini bisa begitu demokratis. Sebagai negeri dengan populasi muslim terbesar di dunia ternyata segenap rakyat Indonesia dapat bersatu padu membangun menjadi bangsa yang maju. Karena itu, kata Qais Barakzai, sangat keliru bila ada kelompok tertentu atau segelintir orang di Indonesia yang justru ingin meniru seperti Afghanistan.
“Percayalah, radikalisme hanya akan membawa penderitaan dan keterbelakangan dan akan menghentikan satu-satunya jalan ke depan,” tegasnya…
Salah satu yang dikagumi Afghanistan dari Indonesia selain soal kehidupan demokrasinya, juga kerukunan antar umat beragama maupun yang sesama muslim. Para pemimpin Afghanistan maupun Taliban telah melihat juga bagaimana pendidikan secara luas dan khususnya bagi kaum perempuan diberi ruang yang setara dengan kaum pria.
“Saya dengar beberapa hari lalu Ibu Menlu (Retno Marsudi) berdiskusi dengan perwakilan Taliban di Doha, Qatar. Tentu hal itu akan sangat menginspirasi bagaimana pemerintahan baru ke depan dapat menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan menghargai hak-hak kaum perempuan,” kata Qais Barakzai.
Teman teman KoranJokowi.com dimana saja berada, kita ‘flashback ya, bulan September tahun 2017 lalu Presiden Jokowi bertemu dengan delegasi dari Afganistan, yang dipimpin oleh ‘High Peace Council – Mohammad Khalili di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, dan mengatakan. “Indonesia memiliki 714 suku, memiliki 1.100 lebih bahasa daerah dengan agama yang berbeda beda, dan kata delegasi mereka menyampaikan bahwa Indonesia adalah sebuah contoh penerapan Islam yang benar dan merekan ingin sharing dan belajar banyak Islam moderat yang ada di Indonesia, delegasi juga sangat senang sekali kalau Indonesia bisa berperan dalam menyelesaikan konflik di Afghanistan, karena kita dianggap yang pertama, Islam di Indonesia adalah Islam moderat. Yang kedua kita dianggap netral, di tengah dan tidak memiliki kepentingan,” ujar Presiden.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa akan menyusun jadwal secepatnya untuk mengundang ulama-ulama dari Taliban, Afghanistan, Pakistan dan bersama dengan ulama-ulama Indonesia untuk bersama sama mencarikan solusi bagi Saudara yang ada di Afghanistan.
Dan benar saja, Presiden Jokowi pun menemui Presiden Afganistan – Ashraf Ghani (30/1/20180 , Pertemuan kedua kepala negara ini tampak seperti dua orang sahabat yang sudah lama tak berjumpa. bahkan pada saat pemeriksaan pasukan, keduanya menebarkan senyum sebagai pesan kepada dunia bahwa persahabatan dan perdamaian adalah kunci dalam memanifestasikan kesejahteraan.
Hujan dan salju tiada henti turun, kalau pun satu hari sebelumnya ada bom di kota Kabul. Saat sambutan, Presiden Afgan mengatakan, ” Kedatangan Yang Mulia tidak perlu membawa emas, tapi membawa hujan dan salju. Hujan dan salju merupakan berkah bagi kami. Salju dan hujan tidak pernah memilih akan turun pada orang kaya atau orang miskin..”, kata Presiden Ghani.
JADI SANGAT ANEH JIKA ADA ORANG INDONESIA YANG INGIN SEPERTI AFGANISTAN, SIAPA MEREKA ?
ahahahaha…
(Red-01/Foto.ist)
Be the first to comment