
Lapor Pak Kapolda Riau ! – (14), “JIWA JURNALIS KORANJOKOWI.COM TERANCAM SAAT PENGGEREBEKAN PETI BERSAMA POLSEK KUANTAN HILIR”
Koranjokowi.com, Kab. Kuansing, Riau : Hari ini (Rabu,15/9) sekitar pkl.12.00 , saya mendapat laporan dari ‘Spiderman’ desa Kasang Limau bahwa ada kegiatan puluhan Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) disana, “Geser kesini bang”, katanya, saya pun bergegas setelah minta arahan dari Pimp.Umum/Redaksi. “Laporkan ke Polsek terdekat”, kata pimpinan.
-Potongan video aktifitas PETI-
Saya pun meluncur ditemani seorang rekan jurnalis lain, setelah diperbatasan desa (pkl.15.05) , ‘Spiderman’ desa bersama 3 warga lainnya meminta saya agar memarkirkan mobil diparkir jauh/tersembunyi. Kami pun mengendap-endap dan mem-videokannya. Kemudian kami laporkan ke Kapolsek Kuantan HIlir sebagaimana pesan pimpinan.
Kapolsek menyambut baik hal ini kami diminta untuk menunggu disana
Sambil menanti kedatangan Kapolsek , kami pun ke warung terdekat, ‘Spiderman’ menambahkan bahwa di TKP itu memang marak PETI dan anehnya tdak tercium penegak hukum sedangkan lokasi tidak jauh dari jalan sehingga terlihat jelas dari jalan, itu info pertama. Yang ke-dua di TKP akan ada rakit dengan ‘bendera merah’ sebagai tanda ‘siap setor’. “Setor apa?”, tanya saya , “Setoran bang, upeti pelaku PETI”, “Setor kesiapa?”, “Kami tidak tahu setor kesiapa”, jawab Spiderman ,kemudian pamit meninggalkan lokasi. Tinggalah saya dan teman jurnalis itu.
-Bendera Merah tampak dari kejauhan-
Dalam edisi edisi sebelumnya disebutkan bahwa ‘Spiderman’ adalah istilah untuk orang-orang desa yang berpihak kepada penegakan hukum, mereka adalah ‘relawan Jokowi yang tersebar hingga daerah terpencil di Kab. Kuansing, maka keberadaannya demikian disukai jajaran Polres Kuansing sejak lama.
Sekitar pkl. Pkl.17.00, Kapolsek datang dengan 7 unit R2 dan 14 personil Polsek. Oh ya, TKP tepatnya di desa Kasang limau sundai kecamatan Kuantan hilir seberang kabupaten Kuansing.
Dari tempat parkir mobil jarak ke TKP sekitar 500-an meter, dari kejauhan tampak masa mendekat parkir mobil, ada pun Kapolsek dan rombongan ke TKP dengan motor. Saya dan teman harus berpikir cepat, jika saya menyusul rombongan bagaimana bisa karena mobil sulit untuk kesana, jika ditinggal siapa yang akan menjamim keselamatan mobil.
Saya pun pun diam dimobil, diantara masa itu ada 3 orang yang memang sudah siap mengajak kami berkelahi, yang kami yakini mereka adalah pelaku PETI atau ‘orang bayaran. Kami tidak gentar menghadapi mereka namun tidak mau konyol, ada warga yang melerai dan meminta kami agar meninggalkan lokasi. Kami tidak mau karena kami merasa telah ‘diminta membuktikan dan menjadi tanggung-jawab Kapolsek dan jajarannya’ saat kami di TKP, seharusnya ‘Lalat pun tidak boleh ada yang menyentuh kami. Namun realitanya tidak demikian.
Kami harus tetap disini bahkan kalau perlu melawan mereka, dalam kericuhan itu, kami teringat oknum polsek initial ‘D’ sebelum meninggalkan kami KE TKP PETI berkata, “Kau jangan berbuat ribut aja sore ini”, bukankah kami datang kesini atas permintaan Kapolsek ?, mengapa pula oknum D ini harus ada nada ancaman?
Warga terus memaksa agar kami segera meninggalkan TKP, kami sempat telpon Pimpinan, “Balik kanan, bukan karena kita kalah. Ini agar tidak salah paham dengan warga yang selama ini menolong kita”, jawab pimpinan. Kami pun masuk mobil, mereka masih mengejar, beberapa kali kami mencoba turun untuk melawan mereka. Namun warga meminta kami untuk ‘cabut.
Bagi kami mengalah bukan karena kalah, karena kami adalah Relawan Jokowi yang setia kepada program Presiden Jokowi , ‘Agent of change, berani mengkritisi sesuatu hal yang tidak baik dengan proporsi, profesional dan ber-keadilan. Dan kami akan lakukan itu.
Yth Pak Kapolda Riau, Yth Pak Kapolres Kuansing,
Apakah kami terjebak atau dijebak?
Dimana salah kami?
Mengapa kami seolah ditelantarkan?
(RWD/Foto.ist)
Lainnya,
7 Trackbacks / Pingbacks