
LAUNCHING BUKU ALDEN TUA SIRINGORINGO,SH,MH BERJUDUL :”” INSPIRASI DIMASA PANDEMI COVID- 19” DAN “SETIAP ORANG ADA MASANYA, SETIAP MASA ADA ORANGNYA”
KoranJokowi.com, Jakarta: Ada empat (4) orang Doktor yang menjadi komentator dalam membedah buku kedua judul tersebut diatas (Sabtu,11/9)
1).Dr. Wilson Rajagukguk,M.Si,M.A, Ministry ( wakil Rektor UKI -red), Dalam sambutannya, dia mengatakan, menyambut baik buku bapak Alden Tua Siringoringo, SH,M.H, “ Setiap masa ada orangnya, Setiap orang ada masanya”. Buku ini kata dia mengungkapkan karakter penulis sebagai mahluk Ilahi yang mencintai kehidupan , peradaban, latar belakang budayanya dan NKRI. Penulis mengajak pembacanya ujar Wilson, menghargai kehidupan , Ketika pandemi covid-19 sebagai bencana non alam melanda tanah air Indonesia. Mengakhiri sambutannya sang cucu, diajak memandang berbagai hal yang terjadi dijamannya, Dr. Wilson Rajagukguk M.Si, M.A, mengatakan Doa dan harapan kami, dengan menikmati buku ini , pembaca tercerahkan , agar sebagai mahluk ciptaan yang maha kuasa semakin mencintai semua orang tanpa memandang ras dan latar belakang primordialnya.
2)Dr.Tagor Pangaribuan, M.Pd, Dibawah tema “ Semangat Pagi Indonesia”Sang kakek dalam tata pandang sederhana kakek ( julukan -Alden Tua Siringoringo-red) menguraikan dengan lugas dan jernih , 66 judul tulisan berisi kasus-kasus dalam Konstruksi NKRI, bagaimana insan bangsa yang hidup dalam berbagai institusi dan pranata sosial harus menata laku diera pandemi covid-19 ini. Sang kakek meneroka situasi kekinian Indonesia yang berada dalam berbagai keruwetan nyata, apakah bangsa ini sudah atau belum berhikmat. Buku “Inspirasi dimasa pandem covid-19: Dialog sang Kakek dan sang cucu ini patut kita hikmati,uraikan dan terakan dan berwatak dan yang menyinari sang cucu diajak memandang berbagai hal yang terjadi dijamannya. Dengan dialog-dialog sederhana , Sang Kakek dan Sang cucu menguraikan berbagai permasalahan di Indonesia yang harus dipandang dan dihadapi secara berbeda dari proses alami kehidupan prapandemi. Diusia 75 tahun NKRI pandemic covid-19 menguji tidak hanya setiap insan Indoneaia, tetapi juga semua insan yang hidup dimanapun , bagaimana hidup yang benar dan baik , bagaimana bertanggung jawab sebagai warganegara maupun petinggi negara .
Buku ini merupakan suatu mozaik yang lugas, dalam dan serius yang berhasil memotret kompleksitas laku 270 juta insan Indonesia yang hidup di NKRI, era M3, Artikulasi permasalahan yang dibahas paten. Dialog tentang tata lakupun mantap. Goal-Means-Ends Analisys diuraikan secara komprehensive.
3)Dr.Naslindo Sirait. Dalam sambutan pada bedah buku Alden Tua Siringoringo ini, saya menyambut baik kata Naslindo,pertama: kehadiran buku ini akan menambah perbendaharaan literasi ditengah-tengah dunia yang semakin jauh dari kehidupan manusia. Hanya sedikit orang yang berkutat dengan buku pada era digital saat ini.Kedua : Buku ini ditulis dalam masa pandemic covid-19, suatu masa yang tidak pernah diduga-duga sebelumnya, oleh masyarakat dunia, Dampaknyapun sangat luas, tidak saja memberikan ancaman kehidupan tetapi juga memorak porandakan ekonomi dan merusak tatanan kehidupan sosial yang sudah terbangun begitu lama. Isu keseharian tentang pandemi covid-19 dikupas dengan baik oleh penulis ( Alden Tua Siringoringo-red) melalui dialog imajiner yang menampilkan sosok sang cucu yang mewakili masyarakat umum , dan sang Kakek sebagai tokoh sepuh yang memiliki banyak pengalaman dan kebijaksanaan sehingga menjadi sumber pengetahuan , keteladanan dan inspirasi dengan gaya bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh semua kalangan. Setiap tulisan dalam buku ini kata Dr. Naslindo Sirait, selalu ditutup dengan kalimat akhir yang bijaksana sebagai sebuah solusi dan perenungan bersama yang membangunkan kita bahwa kritik tanpa solusi kesejahteraan hanya akan membawa kita kepada anarkhisme dan keputusasaan . Buku ini menjadi dokumentasi perjalanan kehidupan sosial bangsa kita, terutama saat kita berjuang melawan pandemic covid-19. Selamat untuk buku Inspirasi dimasa pandemic covid-19:Dialog sang kakek dan sang cucu,tutup Dr.Maslindo Sirait.
4) Dr.Sigit Triyono, Sekretaris Umum lembaga Alkitab Indonesia(LAI). Dialog dalam banyak kesempatan lebih memiliki magnet dibandingkan dengan monolog. Dialog Sang Kakek dan Sang cucu dalam buku ini menguak banyak peluang dan kesempatan untuk tetap dapat menjadi berkat dalam bentuk apapun. Sekaligus menyadarkan kita bahwa pandemic covid-19 sesungguhnya tidak menghentikan pengejaran kita akan makna hidup dan berupaya terus untuk menjadi berkat bagi dunia.
Dalam menutup sambutan saya, saya berharap kata Dr,Sigit Triyono pembaca mendapatkan inspirasi untuk selalu berdialog dengan siapapun demi meningkatkan kwalitas kehidupan bersama yang penuh damai.
Dalam diskusi bedah buku Alden Tua Siringoringo ini, Staf khusus Koranjokowi.com DKI Jakarta turut menjadi partisipannya. Kebetulan penulis judul buku tersebut diatas dalam satu komunitas keturunan Nenek moyang kami Guru Bandailing Siringoringo dari Hatoguan Kabupaten Samosir, yang domisili di Jabodetabek sebelum pandemi covid-19 komunitas i9ni selalu kebaktian/arisan setiap bulan secara tatap muka, Namun selama pandemic covid-19 , pertemuan secara daring. Saya menyampaikan statement , “meskipun saya belum baca buku ini bahkan jauh sebelum buku ini terbit, dari semua ulasan dan komentar yang bernada penuh spiritualitas, memang sudah diimplementasikannya dalam komunitas keluarga, sehingga dia layak menjadi saluran berkat dan layak digugu dan ditiru “ Kalo ada anggota komunitas yang positif, dia yang pertama menyrankan untuk memberikan solidaritas utk membantu yang sakit.Dalam situasi berduka maupun suka pasti muncul gagasan untuk berbagi kasih guna menolong yang anggota komunitas yang membutuhkan
Kata Pengantarnya, dalam acara Launching buku “Inspirasi di masa Pandemi: Setiap masa ada orangnya, setip orang ada masanya’ Ketika pandemic sedang menggila ,dan Pembatasan sosial Bersklala Besar (PSBB) diberlakukan, suka tidak suka, siap tidak siap, kita harus mematuhinya. Kerumunan ,, memaksa kita bekerja. Perkantoran yang diliburkan dan keharusan untuk mencegah kerumunan , memaksa kita bekerja dari rumah. Dalam kondisi seperti itulah kata dia, penulis memanfaatkan waktu dirumah. Selain mengerjakan pekerjaan kantor dari rumah, kegiatan menulis ternyata bisa menjadi sebuah proses yang membantu kita tetap berpikir dan bekerja untuk perbaikan dimasa mendatang. Secara kreatif tanpa harus kalah kepada keadaan yang diakibatkan pandemic covid-19 ini. Penulis yang mempunyai akunt di Kopasiana– salah satu blog Bersama para penulis terkemuka Indonesia , mnggoreskan tulisan tulisan yang berhubungan dengan kondisi keseharian kita pada waktu itu. Dan dalam waku 100 hari dari tanggal 14 April 2020 sampai dngan 24 Juli 2020 penulis telah mnghasilkan 150 tulisan yang dibagi menjadi dua buku. Satu buku berupa dialog Sang Kakek dan Sang cucu yang berjudul Inspirasi dimasa pandemi covid-19 : dialog Sang Kakek dan Sang cucu. Satu lagi berisi artikel yang berjudul Setiap masa ada orangnya, Seiap orang ada masanya.
Diakhir pengantarnya, Alden Tua Siringoringo, SH, MH, menyampaikan ucapan Terimakasih kepada semua pihak yang membantu penerbitan kedua buku ini. Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca (Ring-o)
Be the first to comment