KORANJOKOWI.COM – (4), MENGAPA SEMAKIN BANYAK DIBENCI ORANG ?
KoranJokowi.com, Bandung : Kehadiran KoranJokowi.com demikian ‘dibenci’ orang banyak bahkan hingga saat ini (Sabtu,6/11/2021) pkl. 22.10 sejak kelahirannya tgl.24/8/2020 lalu jumlah/upaya yang meng-hack telah mencapai 2.983 kali/orang, sedangkan jumlah berita yang tayang hanya 2.026 berita, mengapa jumlah pembencinya lebih tinggi?, Ahahahaha…
Agh, sudahlah, nggak penting sob.
JUST REMIND:
Media adalah alat untuk menyampaikan informasi, bersifat pribadi maupun umum. Kecenderungan media sebagai alat bisa menjadi tempat ataupun sebagai senjata. Kekuatan media yang bisa memengaruhi pola pikir pembaca mampu merubah dunia. Media banyak macam yang digunakan oleh perorangan maupun kelompok ataupun organisasi.
Media era teknologi dan informasi harus bisa dikuasai oleh kalangan yang peduli untuk kebaikan dan kemaslahatan umat manusia. Mengapa harus dikuasai!? Karena media pun mampu menjadi senjata yang menggerakkan senjata utama, yaitu rakyat.
Sejarah media tidak terlepas dari perkembangan kebutuhan manusia. Kebutuhan untuk bertahan hidup dan memperjuangkan hidup. Melalui media, negara negara yang mengalami penjajahan bisa merdeka dan berdikari. Sejarah Indonesia tidak terlepas dari peran media.
Media mengikuti evolusi manusia, dan media pun akan melakukan evolusi dari waktu ke waktu.
Seperti kita; Dari Tabloid MediaUmmat (Thn.2012-2016), menjadi Tabloid KoranJokowi (2016-2017) kemudian menjadi KoranJokowi.com (Tgl.24/8/2021).…… dan …next…. menjadi ISTANANEWS.COM
Kita ada diantara ribuan bahkan jutaan media cetak, media elektronik audio , media elektronik audio visual dan media online lainnya termasuk sosial media.
Macam media berdasarkan kepemilikan
1. Media pemerintah
2. Media swasta
3. Media personal / individual & Komunitas
Media dalam setiap usahanya tentu menyampaikan informasi, terkait kebenaran dan kejujuran dari isi pemberitaan tentu media tersebut yang bertanggung jawab. Dengan segala slogan dan simbol yang dimiliki oleh media akan berpengaruh pada pandangan masyarakat terhadap suatu peristiwa maupun opini yang dibangun.
Media mainstream
Media mainstream merupakan istilah yang disematkan kepada media yang cenderung memojokkan kepada suatu golongan atau kelompok yang tidak disenangi. Media massa mainstream biasanya dibawah kendali dan arahan dari Pimred (Pemimpin/Pimpinan Redaksi) sehingga mainstream akan berlaku apa yang diminta dan diarahkan Pimred.
Ironisnya karena dianggap ‘abu-abu’ maka seiring waktu mereka pun ditinggalkan, masyarakat hanya menjadikan ‘media mainstream – Arus utama, sebagai refrensi berita, atau yang ‘menggelikan’ mereka dibutuhkan saat ada jumpa-pers atau rilis berita.
Ada pakar yeng menyebut jika media non-mainstream itu hanyalah hoaks, banyak opini , inilah, itulah. Mari kita bercermin saja kepada kita sendiri, KoranJokowi.com ; Mengapa semakin banyak orang yang membenci, bukankah angka 2.983 kali/orang yang mencoba hack itu bukan satu bukti?
Namun lihat gaya media non-mainstream ibarat renang mereka pakai gaya bebas, kadangkala gaya kupu, kadangkala gaya batu, kadangkala mereka pun ‘tidak renang, diam dipinggir sambil ngopi. ‘AHahaha..
Seorang pakar komunikasi media pernah mengatakan bahwa media non-mainstream > 90% isinya adalah hoaks, tidak dapat dipertanggung-jawabkan.
Nagh kita selaku KoranJokowi.com dengan ‘isme’ Non-mainstream sepertinya bukan diantaranya karena jumlah hacker pun terus meningkat, bagaimana bisa ada orang ‘membenci’ jika mereka tidak merasa salah dan berdosa.
Bagi saya KoranJokowi.com ibarat kopi rasa sachet, murah meriah, dapat disruput kapan saja – dimana saja dan oleh siapa saja. Yang jelas rasa ‘kopi’nya akan tetap ada, manis pahitnya tergantung bagaimana takaran gula dan kopinya.
Bagi saya KoranJokowi.com ibarat Nasi bungkus, jika tidak pedas maka karetnya satu, jika mau ‘pedas’ maka karetnya pun harus tiga bahkan lebih.
(Red-01/Foto.ist)
Be the first to comment