Editorial (24), RELAWAN KUBU PUAN, KUBU GANJAR & RELAWAN KUBU NGOPI SYANTIK ?

Editorial (24),

RELAWAN KUBU PUAN, KUBU GANJAR & RELAWAN KUBU NGOPI SYANTIK ?

Koranjokowi.com, Bandung : Jika ini adalah ‘setting-an, maka langkah ini salah. Perseteruan Puan Maharani & Ganjar Pranowo berbeda pandang dengan sebelum Ir H Joko Widodo ikut dalam perghelatan Pilgub DKI Jakarta thn.2012 lalu. Juga pre-Pilpres 2014 & 2019 lalu. ‘Beda, brow !

Daya juang Relawan Jokowi demikian dahsyat saat itu demikian dahsyat terutama dalam menghancurkan fitnah dan caci-maki kepada beliau. Sehingga beliau pernah mengatakan, ‘Relawan itu Moral-force, Tiap hari beritanya gitu, gimana relawan enggak panas. Salahnya yang manas-manasin. Jangan salahkan relawan. Salahin yang membuat isu, yang membuat fitnah, yang bikin panas,” kata Jokowi di Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/7/2014) lalu.

Bagi Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (Akarjokowi2013), hastag Jokowi3Periode sudah ditinggalkan sejak beliau mengatakan tidak akan nyapres kembali agar bangsa dan negara besar ini kondusif, dan kami taat.

Saat Kongres di Bandung, tgl.15 Juni 2013 lalu, kami lah yang meminta PDI-Perjuangan agar segera mencapreskan beliau tahun 2014, karena dalam aturan tidak ada Presiden dari unsur independen. Dan alhamdulilah, saat Rakernas PDIP 6 September 2013,Megawati pun merestui Pencapresan Jokowi di 2014. Kerja relawan pun dimulai.

Kami tidak perduli siapa nanti Wapresnya, karena yang kami usung adalah ‘Mantan Tukang Meubel itu, kemudian nama JK pun menjadi wapres dan kami pun tidak perduli hingga kemudian Jokowi lolos Pilpres 2014 dengan suara > 70,9 juta (53,2%).

Pasca Pilpres 2019, Perseteruan Puan – Ganjar hingga saat ini menyimbolkan ketidak-sepemahaman diantara ke-2 kubu mereka. Dan ini yang menyebabkan Relawan Jokowi pun terpecah menjadi 3, Kubu Puan – Kubu Ganjar & Kubu Zero.

Dan, Kubu Zero itu dimiliki oleh kami para alumni & simpatisan kongres yang tergabung dalam Koranjokowi.com,

Ahahaha.

Layaknya PDIP dapat ‘menentramkan Puan-Ganjar, nyatanya tidak. Ini terlihat lagi saat Mei 2021, Ganjar tak diundang dalam sebuah acara rangkaian HUT ke-48 PDI-P yang digelar di Panti Marhaen Semarang. Acara tersebut dihadiri oleh Puan selaku Ketua DPP PDI-P. Dalam rundown acara tertulis bahwa semua kepala dan wakil kepala daerah se-Jawa Tengah diundang, kecuali Ganjar. B, kemudian viral di sosmed mengapa Ganjar tidak diundang, karena Ganjar “berambisi maju dalam Pilpres 2024”, ‘opo meneh, zal?, ahahaha.

Tak hanya itu, dalam acaraitu, Puan menyinggung pemimpin yang hanya muncul di media sosial. Puan mengatakan, sosok pemimpin yang layak menjadi capres ialah orang yang bekerja di lapangan, bukan di media sosial. “Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan dan bukan di sosmed (sosial media/media sosial),” kata Puan, sontak sejak itu simbol ‘Ganjarist pun bermunculan didaerah daerah.

Muncul lagi, dimana Puan terkait sosok gubernur yang tak menyambut dia saat kunker selaku ketua DPRRI, yang kemudian menyasar kepada Ganjar. Ini semakin menambah menambah keyakinan Relawan KUBU ZERO bahwa Puan dan Ganjar memang berjarak secara politik. Kemarahan Puan itu seolah semakin menegaskan bahwa hubungannya dengan Ganjar tidak baik.

Puan ingin mengatakan Ganjar bukan siapa-siapa di PDI-P, kalau bahasa teman-teman PDI-P lain ya anak kos-kosanlah, cuma ngontrak. Ini tontonan kacau, amburadul, jauh dari warisan sang Grand-master, alm. Taufik Kemas. Dinamika ini kian memperlihatkan retaknya hubungan Puan dengan Ganjar, serta mempertegas persaingan antara keduanya. Relawan KUBU ZERO melihat jika Puas merasa tersaingi oleh Ganjar mengingat survei berbagai lembaga menunjukkan bahwa elektabilitas Gubernur Jateng itu jauh mengungguli Puan.