Ngopitainmen (6), ‘GARENG COFFESHOP BUKAN SEKEDAR NONGKY NGOPI BIASA”

Ngopitainmen (6),

‘GARENG COFFESHOP BUKAN SEKEDAR NONGKY NGOPI BIASA”

Koranjokowi.com, Bandung :

Pada sebuah acara kebudayaan bersama keluarga besar kerajaan dan keraton nusantara 2019 lalu, Presiden Jokowi mengatakan, bahwa Wayang merupakan  suatu kesenian klasik yang adiluhung, mengandung isi yang tinggi nilai falsafahnya serta sifat-sifat rohaniah dan religiusnya. maka tidak salah jika UNESCO telah mengakui wayang sebagai ”Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity”. Wayang merupakan salah satu katrakteristik bangsa Indonesia yang harus selalu dilestarikan agar dapat terus dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. ‘Yeaghh !

Itu yang ada dalam pikiran saya saat Anggiat Sugiatto – StafSus Koranjokowi.com mengundang saya ke GARENG Coffeshop & WO, Jalan Patriot, Kranji, Bekasi. Hujan masih deras, sekitar pkl.09.18 saya pun telah tiba disana, dan diperkenalkan dengan ‘si-owner, Mas Harry Gareng. Yang juga sampai saya pamit pun masih ‘ gak mau disebut ‘owner, ahahah.

“Ini awalnya dimulai tahun 2009, kedai makan biasa saja mas,. Kemudian banyak teman mengusulkan untuk mendiversifikasi menjadi karaoke, baru saja melangkah , kami hancur lagi karena Covid 19, total closed”, jawab mas Harry dingin. “Tidak ada bantuan dari pemda?”, dia menggeleng. “berapa karyawan yang dirumahkan?”, “Enam”, … suasana hening. Distage beberapa teman sedang melantunkan lagu-lagu Koesplus yang menyayat hati, ‘dalem !

Teman saya mau sedikit remind ya, Presiden Sukarno (Bung Karno) sejak kecil menyukai wayang, selain melalui radio, ceritera orang sekitar juga beliau kerap memburu pagelaran wayang dimana saja. Juga saat beliau menjadi Presiden RI, kerapa mengundanga wayang kulit kesana, salah satu dalang idolanya adalah Ki Gitosewoko, mdalang ini juga Bung Karno kerapa ‘menitip content’ tentang Perjuangan, revoslusi, Pancasila dsb.

Tidak hanya itu, Bung Karno pun kerap ‘menasehati’ dalangnya agar para Punakawan (Semar, gareng, Petruk & Bagong) pun diberi peran yang lebih ‘menggigit, tidak hanya untuk ‘guyonan saja. Namun juga adalah abdi yang paham kemiliteran , politik dan toleransi beragama. Ahahaha, keren !

See the source image

See the source image

“Mengapa dinamakan Gareng?”, lanjut saya ke Mas Harry,  “Mengalir saja mas, yang jelas mungkin karena saya orang ‘jowo, suka akan tokoh wayang khususnya para punakawan. Dan Gareng saya suka sekali, yang bernama lengkap ‘Nala Gareng’, namun lebih akrabnya disebut ‘Gareng’ saja. Nama aslinya  itu Bambang Sukadadi, anak yang tertua di antara ketiga putra Semar lainnya, Petruk dan Bagong. Gareng memiliki sifat yang sopan dan halus ketika bertindak dalam segala hal.Itu saja”

Mas Harry pamit untuk melanjutkan giatnya, saya sempat berkeliling sebentar, kagum atas konsep Desain Interior Jawa yang ‘dipakai Gareng ini, ‘penuh gimmick tampilan rumah tradisional dengan dominasi kayu di dalam ruang dan sudut detil lainnya! Arsitektur bergaya Jawa memiliki ciri khas dengan budaya dan hierarki tersendiri yang di tunjukan dengan tampilan  elegan kalau pun sederhana.

Terimakasih kepada teman teman komunitas yang kerap kesana, warga sekitar yang toleran, para manajemen & staf Gareng juga teman-teman yang menjaga kendaraan tamu, juga para player, band personil, singer dsb. Inilah dunia ‘Ngopitainmen sesungguhnya, guyub & saling melindungi. ‘Keren !

Untuk Pemkot Bekasi, kalau pun sektor pajak restoran atau hiburan  melemah di tahun 2020-2021 yang hanya mencapai < 67%, namun bukan alasan pusat pusat ekonomi rakyat sebagaimana Gareng coffe-shop ini dinafikan perjuangan dan andilnya sejak thn.2009 lalu. Sudah adakah bentuk atensi & apresiasi yang dilakukan Pemkot dalam hal ini?, dukungan modal misalnya, itu bisa dianggarkan di RAPBD Kota Bekasi thn.2023 mendatang misalnya. Sehingga target pajak > Rp.420 milyar akan mudah tercapai dipasca Pandemi Covid 19 ini.

Saya pernah baca sebuah pribahasa Jawa yaitu ” Emban cindhe, emban siladan”, Menggendhong dengan selendang, menggendong dengan rautan bambu:  Nasihat yang kebanyakan ditujukan pada orang tua (penguasa), agar tidak membeda-bedakan perhatiannya terhadap anak ataupun rakyat (bawahannya). Yang disukai jangan lantas diberi kemudahan sementara yang tidak disukai terus-menerus disakiti (dipersulit hidupnya). ‘Ayeee !!

Bagi teman teman khususnya yang asal ‘Jowo, dengan kita datang kesana maka seolah kalian ‘pulang kampung; tempatnya ikonik, price-listnya murmer & Gareng buangeet lagh. Ahahah. 

(Red-01/G14t/Foto.ist)

Lainnya,

Ngopitainmen (5), ‘AYO KAWAN, DUKUNG SEKTOR NGOPITAINMEN PASCA COVID-19″ – KORAN JOKOWI

Ngopitainmen (4), “KEMBALI, KEMBALI KITA KE ISTANA & SAYANGI DIA” – KORAN JOKOWI

Kopitainmen (3), “Nada Aku Kembali Koesplus Untuk Hadi Tjahjanto” – KORAN JOKOWI

Ngopitainment  (2), “KAMI LEBIH KHATAM SOAL PANCASILA, WOY !” – KORAN JOKOWI

Ngopitainment  (1), “HANGGAR CAFE PONDOK KELAPA DIGOYANG, UHUY…!!’ – KORAN JOKOWI

Tentang Koran Jokowi 4190 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan