
Melawan Lupa (69),
“PRESIDEN TERTUKAR , PRESIDEN BERKOPIAH & PEMBEBASAN IRIAN BARAT”
Koranjokowi.com, Bandung :
Dibawah kepemimpinan ‘Putra Sang Fajar – Ir H Sukarno, Presiden yang kerap ‘berkopiah’ ini, kita (Indonesia) menjadi ‘macan dunia’, bahkan menjadi rebutan negara negara besar baik Uni Soviet (Rusia) dan Amerika Serikat. Maka tak heran, ketika Presiden Berkopiah ini terlihat mesra dengan Uni Soviet, AS pun seperti kebakaran jenggot dan menuding beliau bermain mata dengan Blok Timur.
Presiden Sukarno pastinya bukan ‘Presiden Yang Tertukar’, dia memang diciptakan Allah SWT – Tuhan YME untuk memimpin Indonesia dan diakui dunia. Tanpa harus diframing para ‘buzzeRp – sewaan. Ahahaha.
Mesranya hubungan RI-Soviet waktu itu tidak dapat dipisahkan dari persahabatan akrab antara Presiden Sukarno dan Perdana Menteri Nikita Kruschev. Ada persamaan antara keduanya. Setidak-tidaknya ketidaksenangan mereka terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Jika Bung Karno pernah mengecam PBB sebagai alat imperlias dan kolonial yang kemudian diikuti dengan keluarnya Indonesia dari PBB
Sedangkan Kruschev pernah membuat heboh ketika berpidato di Sidang Umum PBB. Sambil berteriak mengecam AS, ia kemudian melepaskan sepatunya. Lalu berulang-ulang diketokkan ke meja tempat berpidato.
Ahahahah, Bossque, bossque…
Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Khrushchev bersama Presiden Sukarno dan Menteri Luar Negeri Soebandrio dalam acara resepsi yang diadakan pihak Indonesia di Hotel Waldorf-Astoria, New York, 3 Oktober 1960
Teman teman relawan Jokowi dimana saja berada,
Sebetulnya, hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat periode 1950-an dan 1960-an saat presiden Dwight Eisenhower kemudian saat John F Kennedy menjabat, tidak harmonis, disitulah ‘si penyambung lidah rakyat’ memainkan peran strategis. Presiden Berkopiah ini seperti memainkan layang-layang, tarik, ulur, tarik, ulur.
Selepas kunjungan pertama ke AS pada 1956, ‘ujug-ujug’ Presiden Berkopiah ini ke Moskow – Uni Soviet. ahaha.. ini pastinya membuat “gerah” AS. Ini seperti balas dendamnya Presiden Berkopiah karena rencana ‘Pembebasan Irian Barat’-nya ditanggapi dingin oleh Kennedy, Sementara Belanda tetap berusaha untuk mempertahankannya sebagai wilayah jajahan.
Dan di momentum 24 April 1961, Presiden Berkopiah sangat ‘bete’ saat bertemu presiden JF.Kennedydi karena tidak menghasilkan apa-apa. Bahkan Presiden Berkopiah ini merasa didikte saat Kennedy menanyakan apa pentingnya Irian Barat bagi Indonesia.
‘Ahahahaha…macan berkopiah kok didikte.
Beda dengan ‘si beruang merah, Uni Sovyet, tanpa pikir panjang mereka pun memenuhi keinginan Presiden Berkopiah. Nikita Khrushchev, yang memang mendukung gerakan antikolonialisme di Asia dan Afrika, dengan cepat mengumumkan dukungannya terhadap Indonesia merebut Irian Barat dari Belanda.
‘si beruang merah juga mulai mempersenjatai angkatan bersenjata Indonesia. Dari akhir 1950-an hingga akhir masa kepemimpinan Sukarno pada 1966, dengan 1 kapal penjelajah, 14 kapal perusak, delapan kapal patroli antikapal selam, 20 kapal rudal, beberapa kapal torpedo bermotor dan kapal meriam, serta kendaraan-kendaraan lapis baja dan amfibi, helikopter, dan pesawat pengebom. Juga dana yang jika di-kurskan sekarang mungkin senilai Rp.5-10 trilyun?
Bantuan ‘Si beruang merah’ ini membuat AS dan sekutunya ‘jantungan karena ini akan berdampak kepada perang terbuka antara Blok Barat & Timur, Kennedy pun kemudian sibuk menelpon Presiden Berkopiah agar bisa lebih ‘wise, ahahahah.
Dan selain Bung Karno adal tokoh lain yang berperan tinggi dalam hal ini, yaitu Menteri Luar Negeri Indonesia, Roeslan Abdulgani dan Subandrio, yang fasih berbahasa Rusia.
Situasi benar-benar berubah ketika Indonesia dipersenjatai oleh Soviet, Belanda sudah kalah perang dengan rakyat Indonesia kalau pun hubungan Bung Karno dan AS menjadi dingin, Bung Karno telah melakukan apa yang orang lain tidak pikirkan.
Pada tanggal 19 Desember 1961, Bung Karno pun mengeluarkan Tri Komando Rakyat (Trikora) yang berisi:
1.Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda
2.Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat, tanah air Indonesia
3.Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa
Kemudian pemerintah Indonesia & Belanda bertemu di Markas Besar PBB pada tanggal 15 Agustus 1962. Dan operasi militer Trikora pun dibubarkan 1 Mei 1963. Selanjutnya
untuk menjamin keamanan di Irian Barat maka dibentuk suatu pàsukan keamanan PBB
yang dinamakan United Nations Security
Forces (UNSF) di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Said Uddin Khan dan
Pakistan. Pekerjaan UNTEA di bawah pimpinan Jalal Abdoh dan Iran juga berjalan
lancar sehingga tepat pada tanggal 1 Mei 1963 roda pemerintahan RI sudah
berjalan Sebagai Gubernur Irian Barat pertama maka diangkatlah E. J. Bonay,
seorang putera asli Irian Barat
“Sementara, citra kami di mata orang Indonesia meningkat. Sekali lagi, kami telah menunjukkan bahwa kami adalah sahabat sejati negara-negara yang memperjuangkan kemerdekaannya. Kami telah membantu Indonesia bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata,” kata Perdana Menteri Nikita Khrushchev saat itu.
‘URRaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !!
(Red-01/Foto.ist)
-BERSAMBUNG-
Lainnya,
Melawan Lupa (68), “Jadi Menteri Terkaya, Sosok Ini Siap Depak Jokowi dari Tahta?” – KORAN JOKOWI
Melawan Lupa (64), ” PRESIDEN TERTUKAR ITU ADA DIANTARA RUSIA & UKRAINA, KAMU SEHAT !?”
Melawan Lupa (65), “PRESIDEN YANG TERTUKAR , CALON SEKJEN OKI ATAU SEKJEN PBB YANG SANTUY !” -(2)
Be the first to comment