
“ Sekolah Katolik Sekarang dan ke Depan
Dalam Tantangan dan Tekanan, Apa Solusinya ? “
Koranjokowi.com, Jakarta
Rektor UKMC Dr. Antonius Singgih Setiawan, SE, M.Si dalam sambutannya pada Dies natalis ke 7 UKMC mengatakan Universitas Katolik Musi Charitas ( UKMC ) bersama Ikatan Sarjana Katolik ( ISKA ) DPC Palembang melaksanakan kegiatan seminar yang diadakan pada hari Senin ( 18/7/2022) bertempat di Aula Yoseph, Lantai 3 Gedung Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Katolik Musi Charitas, Jl. Bangau No. 60 Palembang.
Kegiatan seminar akan dilaksanakan secara hybrid (offline & Online) dengan kapasitas peserta 300 orang
(offline) dan secara online ditayangkan live streaming melalui chanel Youtube. Seminar
kependidikan dengan tema “Sekolah Katolik Sekarang dan ke Depan dalam Tantangan dan
Tekanan, apa solusinya;?. Dengan nara sumber Mgr. Yohanes Harun Yuwono Uskup Agung
Keuskupan Agung Palembang, Dr. Sr. M. Pauli FSGM, M.Sc.Ed Ketua Yayasan Dwi Bakti Bandar
Lampung, RD. Stefanus Supardi, S.Ag., M.Pd. Ketua Komisi Pendidikan (Komdik) Keuskupan
Agung Palembang (KAPal) & Ketua Yayasan Xaverius Palembang, Yoseph Handoko, S.T., M.T
Yoseph Handoko, S.T., M.T BUMN PLN/ ISKA DPC Kota Palembang.
Para nara sumber dan panitia & moderator seminar pendidikan dalam rangka Dies Natalis ke-7 Universitas Katolik Musi Charitas.
Rektor UKMC DR Singgih Setiawan SE.M.Si dalam sambutan pembukaan seminar menyebutkan
bahwa fakta pada saat ini, kemerosotan jumlah siswa seharusnya menjadi keprihatinan
stakeholder. Saat ini Sekolah Katolik menghadapi tantangan relevansi, sehingga perlu
mendefinisikan ulang apa yang menjadi keunggulan dan kekhasan. Sekolah bukan hanya
perkara teknis dan manajemen sumber daya. Stakeholder Sekolah Katolik seharusnya duduk
bersama membahas persoalan makro yang menjadi penyebab menurunnya minat terhadap
Sekolah Katolik melalui telaah dari sisi politik, pertumbuhan ekonomi, perubahan perilaku, dan
strata sosial masyarakat, kebijakan pemerintah.
Semangat kerjasama dan kolaborasi juga menjadi faktor penting sambungnya lagi, untuk
meningkatkan kualitas layanan pendidikan bagi setiap orang muda yang telah memilih
Universitas Katolik Musi Charitas sebagai media penyemaian mereka untuk tumbuh dan
berkembang secara akademik dan karakter humanisme.Untuk itu, Univeritas Katolik Musi
Charitas perlu menyediakan sebuah jendela virtual www.ukmc.ac.id bagi setiap Anda yang ingin
melihat Univeristas Katolik Musi Charitas lebih dalam. Web site ini akan memberikan berbagai
informasi penting dan terkini tentang Universitas Katolik Musi Charitas. Web site ini akan
mewujudkankan impian Universitas Katolik Musi Charitas untuk mencapai UKMC Bereputasi
tutupnya.
Dr. Sr. M. Pauli FSGM, M.Sc.Ed, menyampaikan paparannya dihadapan audiens.
Dalam rangka Dies natalis ini, UKMC bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Katolik
(ISKA)mengadakan zoominar 18 Juli 2022 bertema ; Sekolah katolik sekarang dan kedepan dalam tantangan dan tekanan ,apa solusinya?
Dr. Sr. M. Pauli FSGM, M.Sc.Ed selaku Ketua Yayasan Dwi Bakti Bandar Lampung mengatakan
bahwa Sekolah Katolik perlu menyadari esensi dari pendidikan. Pendidikan merupakan suatu
usaha menyangkut hidup masyarakat, karena lewat pendidikan betapapun sederhana
bentuknya kelangsungan hidup manusia di masa mendatang pasti terjamin. Pendidikan perlu
dikelola secara professional dengan menajemen pendidikan. Manajemen pendidikan adalah
suatu sistem dengan fungsinya dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan yang diterapkan dalam dunia pendidikan oleh para penyelenggara dan pengambil
keputusan dalam bidangnya masing-masing mendorong semua orangtua katolik
menghantarkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi.
Disisi lain Dr.sr.M. Pauli FSGM, M.Sc.Ed menyampaikan visi,misi Yayasan Xaverius Palembang,
(Sekolah Xaverius berindentitas katolik, profesional demi keunggulan Pendidikan. sedangkan
misinya kata suster, 1). Mempertegas identitas dan karakteristik pendidikan karolik, 2)
Menguatkan profesionalitas managemen organisasi (penyelenggaraan, pengelolaan dan
pelaksanaan pendidikan), 3) Mewujudkan pendidikan di sekolah katolik yang unggul. VisI,Misi,
Spiritualitas, Kharisma ini lanjut suster akan mengalir tiada henti, menjadi oase, dasar dan
pijakan . Bagaimana anda semakin mampu memiliki “Eyes of contemplation” untuk menjawab
kebutuhan dan perubahan zaman dengan spiritualitas kharisma ini tanyanya kepada peserta
seminar.
Dominikus Budiarto, S.T., M.T., IPM, koordinator panitia mnyempaikan laporannya tentang perjalanan seminar
Mgr Yohanes Harun Yuwono selaku Uskup Agung Palembang dalam materinya memberi judul,
"Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati " mengatakan bahwa bagi Gereja
Katolik, pendidikan merupakan suatu hal yang menjadi perhatian istimewa, karena melalui
pendidikan, gereja dapat menjalankan tugas perutusannya untuk memajukan perkembangan
manusia secara seutuhnya dan masyarakat secara menyeluruh. Pendidikan Katolik lanjut Mgr
Yohanes adalah bagian dari misi gereja, maka alangkah baiknya kalau menjadi gerakan dan
tanggung jawab seluruh umat. Terlalu besarnya peran pemerintah dalam pendidikan maka akan
muncul tantangan tersendiri bagi penyelenggara pendidikan Sekolah Katolik dewasa ini.
Campur tangan yang berlebihan dapat membelenggu dunia pendidikan dalam merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum yang kreatif dan menjawab kebutuhan masyarakat.
Mgr. Yohanes dalam paparannya, mengatakan kita dipanggil untuk melanjutkan membangun
negara dan bangsa.
Pada masa kini ujar uskup Palembang ini pemberian diri kita untuk bangsa
dan negara perlu menyesuaikan diri dengan keadaan zaman. Bangsa dan negara ini
memerlukan orang-orang pandai dan berpendidikan. Oleh karena itu lanjutnya lagi,saya
mendorong semua orangtua katolik sebagai penanggung jawab utama pendidikan anaknya
untuk berusaha sekuat tenaga guna menghantar anak-anaknya memperoleh pendidikan
sampai ke perguruan Tinggi. berbicara tentang pendidikan Karakter ujar Mgr, Yohanes, Presiden
Jokowi sendiri pernah mengatakan akan sulit membangun kemandirian bangsa jika sifat-sifat
seperti munafik atau hipokrit, segan bertanggung jawab atas perbuatannya,memiliki karakter
yang lemah dan lain-lain,masih melekat. Berangkat dari kondisi itulah sehingga presiden Jokowi
memperkenalkan jargon revolusi mental pada 6 Desember 2016 dengan menandatangani
Instruksi presiden nomor 12 tahun 2016 tentang gerakan nasional revolusi mental. Banyak
Pahlawn Katolik yang patut diteladani, kata Mgr Yohanes Harun Yuwono ini , seperti misalnya
kata dia, I.J Kasimo, Mgr. Alb Sugyiopranoto, Ig Slamet Ryadi, Laksamana Adi Sucipto dan
lainnya . Mereka para teladan memberikan diri kepada bangsa dan negara. Mereka tidak
menghendaki kita berpangku tangan dalam mengisi kemerdekaan ini, tutupnya
Yoseph Handoko, S.T., M.T menjelaskan bahwa dalam konteks pendidikan, hasil utama yang
harus diingat selalu dan menjadi prioritas adalah siswa dan kualitas pembelajarannya. Selain
itu, inovasi juga harus menjadi budaya. Cara-cara kerja lama yang tidak membuahkan hasil yang
efektif dan efisien perlu diubah. Karena budaya inovasi tidak mungkin akan muncul tanpa
adanya kemerdekaan. Sekolah Katolik seharusnya bisa menjadi contoh dalam perubahan ini,
sekolah jadi pusat menyemai peradaban Indonesia masa depan. RD Stefanus Supardi,S.Ag M.Pd
menjelaskan peran gereja (umat Allah) yang didalamnya ada Keuskupan Agung Palembang
(KAPal), Komisi Pendidikan (Komdik), Yayasan Pendidikan Katolik, Pimpinan Sekolah, Paguyuban
Guru
Katolik( PGK ), Pemerhati Lembaga Pendidikan Katolik dan Ormas Katolik tentunya sangat
dibutuhkan untuk mendukung gerakan untuk melakukan penyelamatan Sekolah Katolik yang
masih tersisa.
Dominikus Budiarto, S.T., M.T., IPM. koordinator Panitia didampingi DR Heri Setiawan
ST,MT.IPM Ketua ISKA menyatakan bahwa seminar ini merupakan media untuk saling bertukar
pikiran dan berbagi pengetahuan diantara para umat Allah, akademisi, peneliti, dan praktisi
serta pemerintah. Seminar ini juga diharapkan dapat membangun jaringan komunikasi yang
baik dengan semua pihak sehingga hasil rekomendasi seminar yang telah dilakukan dapat
memberikan kontribusi strategi kongkrit untuk mewujudkan kebangkitan Sekolah Katolik di
KAPal seperti pada zaman keemasan dulu.
(Ring-o)
Be the first to comment