
Melawan Lupa (113),
” JAWA BARAT AMAN DARI PEMBANTAIAN G30S/PKI
BERKAT JASA IBRAHIM AJIE !? “
Koranjokowi.com, Editorial :
Sebentar lagi kita akan merayakan Hari Kesaktian Pancasila Tgl.1 Oktober 1965 – 2022, dimana tahun – tahun sebelumnya kita dipaksa untuk ‘nobar, entah tujuannya apa. Kita mau memaki atau bagaimana?, sedangkan saat itu muncul kegaduhan setelah Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein ‘menuding’ Gedung kosong di depan Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Salemba, Jakarta Pusat,adalah bekas markas Partai Komunis Indonesia (PKI) yang mulai ada kehidupan baru lagi dalam arti markas neo-PKI ?
“Dua minggu lalu Partai Komunis Indonesia sudah berdiri. Pimpinannya namanya Wahyu Setiaji. Cari itu orang,” ujar Kivlan (3/6/2016), sontak Lurah Kramat dan aparatnya langsung mencari markas PKI itu, “Iya kaget juga, maka saya langsung mencarinya (markas PKI) tapi saya keliling-keliling tidak ada,” kata Lurah Suparjo saat itu. Bahkan dari manajemen Hotel Acacia yang berada disebelahnya mengakui memang pernah ada orang-orang yang masuk halaman gedung yang penuh semak belukar itu tapi mereka mau ‘numpang’ simpan gerobak jualannya. Jadi bukan orang PKI, ehehehe.
Kita semua bahkan menjadi heran, mengapa mantan Kepala staf Kostrad ini dimasa tuanya ini gemar tuding sana tuding sini tentang PKI, dia pernah juga menuduh jika partai Golkar, Nasdem dan PDIP telah bekerja sama dengan China dalam melakukan pengkaderan komunis. Sehatnya, mana mungkin ideologi Pancasila bekerjasama dengan komunis, om Kivlan?
Bahkan , Kivlan pun pernah menuding jika Jokowi telah mendapat restu dari PKI untuk Pilpres 2019. Meski tanpa bukti, Kivlan terus bicara bahwa PKI sudah menjanjikan 15 juta suara untuk Jokowi asal Jokowi mau minta maaf pada PKI jika menjadi Presiden lagi. Lucunya om Kivlan baru ‘berisik’ PKI saat era Presiden Jokowi, lalu kemana Kivlan saat jaman Presiden Gus Dur, Mega, Habibie dan SBY?
Agh sudahlah,
Teman teman Relawan Jokowi – Ahok dimana saja berada. Setelah kudeta G30S 1965 berhasil ditumpas, TNI-AD, Konstrad dan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) melakukan berbagai pendoktrinan untuk menciptakan ketakutan, kebencian secara umum, dan melakukan pembalasan terhadap PKI dan underbownya. Foto-foto para jenderal yang terbunuh diberitakan melalui media massa dengan komentar bahwa penganiayaan dan pembunuhan terhadap para jenderal merupakan perbuatan underbow PKI seperti Gerwani dan Pemuda Rakyat. Publikasi yang besar-besaran itu merupakan salah satu bentuk propaganda militer yang dikomandoi Pangkostrad Mayjen Soeharto. Klaim rezim Soeharto bahwa PKI bertanggung jawab atas G30S.
Sejarah mencatat peristiwa Gerakan 30 September atau G30S PKI tak hanya terjadi di Jakarta dan Yogyakarta. Banjir darah juga terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur, dsb. Bagaimana di Jawa Barat?
Mayor Jenderal Ibrahim Adjie – Panglima Komando Daerah Militer VI Siliwangi saat itu telah bertindak cepat, dia tidak mau di wilayah hukumnya terjadi pembantaian apapun alasannya, kalau pun ada penangkapan terhadap anggota PKI dan underbouw-nya harus tetap tidak melawan hukum, tidak main hakim sendiri, “Saya sudah kasih perintah kepada semua kesatuan di bawah saya, orang-orang ini ditangkap diamankan, tapi jangan sampai ada macem-macem.”, demikian Ibrahim saat itu
Ketegangan di Jawa Barat bukan tak terjadi , saat itu ibarat ‘bom waktu yang setiap saat dapat meledak dahsyat, namun Ibrahim tahu bagaimana meredamnya. Semua kalangan diajak bicara, diberikan pemahaman agar tidak terjebak dalam ‘perang saudara’, Ibrahim pandai membaca situasi. Perintah Ibrahim tampaknya diikuti tentara sampai level paling bawah. “Saya tidak ingin ada pembantaian di Jawa Barat, karena merasa bagaimanapun sebagian besar adalah orang kecil. Akan mengerikan kalau mereka dibunuh,” katanya
Sikap Ibrahim Adjie tak lepas dari sikap setianya kepada Presiden Sukarno. Pada 1 Oktober, presiden pertama itu mengeluarkan perintah agar semua pihak menghentikan aksi agar suasana tak runyam & merugikan rakyat. Pada hari yang sama, Sukarno mengirimi Ibrahim sepucuk surat yang isinya meminta Ibrahim datang ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, yang mempunyai ‘feel jika keselamatan Presiden & keluarganya sangat terancam.
Sehari kemudian, Pimpinan Sementara Angkatan Darat – Mayor Jenderal Soeharto melapor kepada Sukarno bahwa situasi dapat dikuasai. Dalam surat yang ditulis tangan pada 2 Oktober 1965, Soeharto menyatakan berhasil mencegah pertumpahan darah. “Nyuwun dawuh lan nyadong deduko–bila saya bertindak lancang,” ujar Soeharto menutup suratnya.
Belakangan ucapan Soeharto tak terbukti. Bahkan Pembantaian ribuan anggota PKI dan simpatisannya terjadi di berbagai tempat, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur demikian dahsyatnya. Sejumlah peneliti, seperti Robert Cribb dari Universitas Nasional Australia, juga Benedict Anderson, menyatakan tindakan brutal itu terjadi di daerah-daerah yang didatangi satuan elite militer Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).
“Dalam banyak kasus, pembunuhan dimulai setelah kedatangan kesatuan elite militer, yang lalu memerintahkan dan memberi contoh tindakan kekerasan,” kata Cribb dalam buku Pembantaian PKI di Jawa dan Bali 1965-1966. Jawa Barat beruntung: RPKAD tak merangsek di sana. Alhasil, kata Anderson, “Di Jawa Barat tak terjadi pembantaian.”
SIAPA IBRAHIM ADJIE
Peristiwa berdarah G30S rupanya menjadi sinyal runtuhnya kekuasaan Sukarno , Suharto pun mulai ‘bersih – bersih’ para loyalis Sukarno, salah satunya Mayjen Ibrahin Ajie, kalau pun banyak jasa menumpas PKI & DI-TII Kartosuwirjo ternyata tidak membuat posisi Ibrahim Adjie nyaman di era Orde Baru.
Kartosoewirjo memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) 7 Agustus 1949 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Soekarno kemudian mengirimkan tentara dari Divisi Siliwangi dan satuan-satuan lain untuk menumpas gerakan DI/TII Kartosoewirjo yang telah cukup meresahkan rakyat
Peperangan gerilya di belantara Jawa Barat berlangsung sejak thn.1949, dan baru tahun 1962 gerakan ini berhasil dipatahkan. Kartosoewirjo ditangkap tentara Siliwangi pimpinan Ibrahim Adjie saat bersembunyi dalam gubuk di Gunung Rakutak, Jawa Barat tanggal 4 Juni 1962. Kalau pun Karto adalah sahabat lama, Soekarno tetap menjatuhkan hukuman mati padanya.
BIJAK CEN SOEKARNO: HARI TERAKHIR KARTOSOEWIRJO (bijakcendekiasoekarno.blogspot.com)
Kembali ke Ibrahim Adjie,
dia pun ‘di-dubeskan’ di tahun 1966 sebagai Duta Besar RI di Inggris hingga thn.1970, setelah itu kemudian memilih menjadi pengusaha kontraktor (PT Kurnia Djaya Alam) . salah satu nya adalah proyek Jalan Trans Barelang di Batam sepanjang 54 km yang di dalamnya dibangun pula 6 jembatan antar-pulau. Dari situlah nama Ibrahim Adjie sangat dikenal oleh masyarakat Batam
Sayang, hari-hari senja Ibrahim Adjie harus dilaluinya dalam kondisi sakit yang berangsur parah. Sang panglima kebanggaan Bung Karno ini terserang stroke. Meskipun sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura, nyawa Ibrahim Adjie tak tertolong. Ia meninggal pada 25 Juli 1999 lalu.
(Red-01/Foto.ist)
#Jokowi2Periode
Lainnya,
#Melawan Lupa – (1); The Smiling General, “DARAH ITU MERAH JENDERAL !” – KORAN JOKOWI
Pilpres 2024 (19): “JOKOWI BEBAS PKI, BAGAIMANA PARA CAPRES 2024 YAD?” – KORAN JOKOWI
#Melawan Lupa – (1); The Smiling General, “DARAH ITU MERAH JENDERAL !”
Pilpres 2024 (19): “JOKOWI BEBAS PKI, BAGAIMANA PARA CAPRES 2024 YAD?”
Melawan Lupa – (9), “MAUNG SILIWANGI YANG DIHEMPASKAN ORDE BARU & NASIB RUMAH MAKAN RINDU ALAM”
Be the first to comment