
KINERJA PEMKAB DAIRI TAHUN 2019 – 2021 MENURUT RELAWAN JOKOWI GAGAL, FAILED. !? – (1)
KoranJokowi.com, Dairi, Sumut : ” Impian Angin segar, eeee….ternyata Angin Surga”. Bupati Dairi Eddy Berutu dengan Wakil Bupati Dairi Jimmy L.Sihombing telah menjabat sejak tgl. 23 April 2019 , ke-2nya terpilih karena memang mandat dari masyarakat Kabupaten Dairi memimpin roda Pemerintahan di Kabupaten Dairi. Saat PIlbup Dairi tahun 2019 lalu pasangan Eddy-Jimmy menang di 14 kecamatan dan 15 kecamatan yang ada di Dairi. Saat itu ada sekitar 174.907 Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan pasangan Eddy-Jimmy meraih > 58,4% atau sekitar 82.000 suara. dimana diantara suara itu pastinya ada sumbangan dari RELAWAN JOKOWI di Kab. Dairi.
Awal kehadiran pasangan tersebut sebagai kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati Dairi dengan slogan dan jargon Perubahan dan Dairi Unggul, masyarakat Kabupaten Dairi khususnya RELAWAN JOKOWI Kab. Dairi begitu antusias terhadap pasangan itu dan menggantungkan harapan akan hadirnya sebuah perubahan nyata dari sebelumnya.
Dibeberapa tempat kampanye, mereka kerap menyatakan Dairi ke depan akan indah. Karena tidak ada kepentingan politik, bisnis maupun kepentingan nepotisme. Maka lebih dari 82.000 rakyat pun mendukung Eddy-Jimmy, terlihat rakyat demikian tulus dan mau berkorban. Apalagi Eddy-Jimmy dari kalangan mampu yang (pasti) jauh dari aroma KKN , apalagi kerap menjanjikan Infrastruktur jalan dan fasilitas umum menjadi program utama mereka. RELAWAN JOKOWI Kab. Dairi pun teken mati, mereka punya gaya dan cara bagaimana memenangkan Eddy-Jimmy. Mereka bukan struktur parpol pendukung, hanya RELAWAN JOKOWI, yang kini bernaung dalam KoranJokowi.com.
Namun tiba tiba muncul kasus pasien meninggal di RSUD Sidikalang (4/20) lalu, masyarakat kaget, media social pun menjadi tempat curhat yang mayoritas mempertanyakan sikap Bupati Eddy, bahkan Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Dairi, Lamasi Simamora pun ikut mempertanyakan ‘diamnya’ bupati. “Pemerintah kini memang dilematis”, tegur Lamasi.
Itu satu hal, masyarakat menyayangkan kenapa Pemkab Dairi ‘tertutup’ atas hal ini, apakah ini tanda bahwa mereka telah ingkar?, parameter ekstrim jika mereka belum mampu memperlihatkan Perubahan sebagaimana yang dijanjikan?.
Kemudian bergulir kesegala arah kebijakan Pemkab, yaitu terkait perekrutan Pejabat Eselon II dengan cara lelang jabatan untuk posisi jabatan Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah / Kepala Dinas dimana posisi tersebut didominasi orang orang dari luar Kabupaten Dairi, antara lain dari Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kotamadya Siantar dan Kabupaten lainnya.
Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kepala Dinas Pertanian, Direktur Utama RSUD Sidikalang dan Inspektur (Kepala) Inspektorat Kabupaten Dairi ‘semuanya’ berasal dari luar Kabupaten Dairi.Artinya kesempatan bagi ASN yang sudah lama mengabdi di Pemkab Dairi untuk memimpin pupuslah sudah.
“Betul itu bang, tidak itu saja, termasuk perekrutan Tenaga Harian Lepas di Dinas Dukcapil patut dipertanyakan atas kebijakan Kepala Dinas Dukcapil Kabupaten Dairi, dimana Tenaga Harian Lepas ( THL) direkrut dari luar Kabupaten Dairi yakni dari Kabupaten Humbang Hasundutan. Apakah untuk mengisi THL saja warga Kabupaten Dairi tidak ada yang mampu?!”, demikian Hotman – 63 tahun (samaran) seorang bapak dari anaknya yang kini menjadi guru honorer kepada KoranJokowi.com (18/4) lalu
Ditambahkan Hotman, yang pensiunan ASN Sidikalang, Adalagi hal yang sangat miris dan mengecewakan sejak kepemimpinan Bupati Dairi, Eddy Berutu, yakni tentang keberadaan Unit Pelayan Terpadu (UPT) Pemadam Kebakaran ( DAMKAR). Tiga kali peristiwa kebakaran rumah penduduk tiga kali kehadiran Petugas DAMKAR selalu terlambat sesuai jarak keberadaan yang menjadi catatan buruk bagi keberadaan DAMKAR di Pemkab Dairi. patut dipertanyakan sementara pengalokasian anggaran jelas jelas ada.
Memang benar apa kata Hotman , Tiga kali terjadi bencana atau peristiwa kebakaran rumah penduduk, dimana jarak UPT DAMKAR dengan lokasi musulibah kebakaran hanya beberapa ratus meter saja seharusnya dapat diminimalisir. Kemudian, Perumahan Sekolah Dasar di Barisan Tigor Kecamatan Tigalingga, Simpang Pasar Lama (Jl Sudirman Sidikalang) dan terakhir sebuah Ruko di Jalan Pegagan Sidikalang menjadi korban kelalaian dari UPT DAMKAR.
Juga halnya pelayanan di RSUD Sidikalang masih jauh dari harapan masyarakat dan mengecewakan, para pasien dan keluarga sangat sering mengeluhkan sistem dan pelayanan di RSUD tersebut terkesan lamban dan pilih kasih, juga ketersediaan darah untuk keperluan pasien salah satu permasalahan yang sering dihadapkan dengan pasien sehingga keluarga pasien harus berjibaku mendapatkan darah dengan menharapkan belas kasihan warga yang bersedia mendonorkan darahnya. Salah satu pasien baru baru ini, Boru Pakpahan (14 tahun) sehingga orang tua dan keluarga pasien sempat panik akibat tidak adanya ketersediaan darah.
Lagi lagi pengalokasian anggaran untuk infrastuktur juga belum memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan yang sangat mendesak untuk kepentingan banyak orang atau masyarakat . Misalnya, pembangunan halaman parkir Kantor KPUD Kabupaten Dairi, Pembangunan tempat parkir Mobil Ambulance di Jl Rumah Sakit Sidikalang, Pengaspalan Jalan yang tumpang tindih ke SMP Negeri 2 Siempat Nempu Hulu,dsb.
Jika ini adalah sekolah, maka Pemkab Dairi dianggap tidak lulus sekolah. Bagi kami, RELAWAN JOKOWI, Raportnya banyak merah. Gagal, Failed !? (Delon Sinaga & Team) – BERSAMBUNG –
4 Trackbacks / Pingbacks