BUG , BUZZER GANJAR. “SATU MATA, SATU HATI MENANGKAN GANJAR PRESIDEN 2024”

Teman teman Relawan Jokowi Ahok & Ganjar dimana saja berada,

Beberapa kali hadir di Rumah Bersama Pelayan Rakyat (RBPR) Jalan HOS Cokroaminoto 111, Jakarta Pusat khususnya dalam kesertaan selaku tim Pokja Sosmed GP Presiden RI Thn.2024, kami, koranjokowi.com dan koranganjar.com  pastinya telah mendapat banyak teman baru dari puluhan organ relawan. Dan ada satu sosok yang seakan ‘tiada kenal kata lelah, Sisca Rumondor – Ketua Pokja Sosmed HC.111 , yang kami kenal sejak era Jokowi-Ahok lalu.

Melihatnya seakan kembali kemasa kecil saya dimana saya penyuka para hero lokal dan dunia, salah satunya bernama Ratu Amanirenas yang pernah hidup diantara abad 25 hingga 21 SM , seorang ratu atau Kandake dari Kerajaan Kush, dan bolehlah hanya dia satu satunya Ratu yang mengenadlikan lebih dari  300.000 tentara Kerajaan Kush kuno (terletak di Sudan modern)  dengan ibukota Maroe – melawan penjajah Romawi sejak wilayah Kush hingga Mesir.

Oh ya,  Ratu Amanirenas , menurut sejarawan Yunani Strabo, buta total pada satu matanya karena sakit diusia kecil. Karena itu, dia sering disebut “Ratu Bermata Satu”, namun dia punya ‘Mata hati’ dimana dia akan terdepan untuk memperjuangkan rakyatnya 

Saat itu Ratu sedang fokus bagaimana mempertahankan kehidupan warganya dari musim kemarau panjang, pertanian hancur, sumber sumber air hilang dan penyakit menular pun silih datang berganti selama bertahun tahun. Pasukan Romawi dengan berbagai cara masih terus menekan dengan pajaknya, sampai suatu waktu Ratu pun mengumpulkan para jenderal perang dan penasehat kerajaan, memunculkan kata #LAWAN ROMAWI !

Dengan perlengkapan perang ‘apa-adanya’ Ratu memimping langsung peperangan selama 3 bulan lamanya, awalnya kerajaan sekitar yang didominasi pemimpin Pria yang selama ini memandang sebelah mata Ratu akhirnya mereka pun melakukan sekutu menggempur Romawi. Mereka pun merebut kota Aswan, Philae, dan Elephantine yang diduduki Romawi. Pasukan Kush menjarah kota-kota dan bahkan memperbudak Romawi, dibanyak sumber ada pula yang mengatakan banyak prajurit Roamawi yang desersi dan membantu Ratu. Beberapa ton logistik makanan dan peralatan perang pun dihibahkan kepada Ratu, baik pasukan Gajah, pasukan panah, dsb. Romawi pun mundur secara bertahap, Ratu dan pasukan menjadikan  El-Dakkeh sebagai markas besar.

Singkat ceritera, Para jenderal perang dan penasehat kerajaan pun mampu bernegosiasi dengan Romawi dan disepakati, yang pertama  penghapusan pajak di Meroë, yang kedua adalah pasuka Romawi mundur  ke perbatasan Mesir.