“Kab.Majalengka Jabar & Antah Berantah?”
Koranprabowo.id, IstanaKabinet :
Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati , Kab. Majalengka, Jawa barat sudah direncanakan sejak era Presiden Megawati dan Gub.Jabar – Ahmad Heryawan (Aher). Mereka optimis karena hasil Studi kelayakan Bandara ini sebenarnya sudah ada sejak 2003, izin penetapan lokasi pun dilakukan sejak 2005.

Sejak Tahun 2013, BJIB mulai dibangun dan ditargetkan beroperasi pada pertengahan tahun 2018 diatas lahan seluas 1.800 hektar dan direncanakan juga terdapat kawasan Aerocity Kertajati untuk mendukung keberadaan Bandara dengan anggaran lebih dari Rp.2,6 triliun, namun entah mengapa di era presiden Megawati dan SBY ini tiada progressnya. Bandara pun menjadi ‘sarang jin buang anak, eheheh.

Oh ya,Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2025 sekitar 1,36 juta jiwa yang menyebar di 26 kecamatan , 13 kelurahan dan 330 desa.

Teman teman relawan dimanasaja berada, karena anggaran BIJB sudah keluar dan seolah semua ‘cuci-tangan’, maka Presiden Jokowi pun terpaksa ‘melanjutkan’ BIJB dan pada 1 Juli 2019, dengan segala resiko, bandara ini resmi mampu melayani 12 rute domestik yang dilimpahkan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Sedangkan setahun sebelumnya, bandar ini hanya melayani satu rute yakni Kertajati-Surabaya karena 11 rute lainnya sepi peminat.

Baru saja jalan, pandemi Covid 19 pun meluluh-lantakan ekonomi, sehingga BIJB pun terseok-seok. Target 2,9 juta penumpang dan 1,5 juta ton kargo pun ikut tiarap. Presiden Jokowi pun tidak tinggal diam sejak September 2020, jalan Tol Kertajati dengan anggaran sekitar Rp.600 miliar pun dikebut. Dengan harapan pasca Covid19, konektivitas menuju bandara pun kembali normal.
Bahkan kemudian BIJB telah memberangkatkan lebih dari 13.200 Jemaah haji atau 30 Kloter yang berasal dari 9 Kabupaten/Kota diantaranya Kabupaten Subang, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Bandung, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Sumedang yang telah diberangkatkan dengan lancar dari Bandara Kertajati. Dan kemudian menjadi salah satu Bandara yang untuk pemberangkatan hajinya langsung dari Kertajati ke Jeddah tanpa transit, menggunakan pesawat Saudia Airlines dengan tipe Boeing 777-300ER.

Disatu sisi PT.BIJB terus bekerja sama dengan PT Jasa dan Kepariwisataan Jawa Barat (Jaswita) dan Bank Jabar Banten (BJB) untuk membangun fasilitas hotel bintang tiga sampai lima di kawasan BIJB dengan anggaran lebih dari Rp.600 miliar untuk mendukung kepariwisataan di sekitar Bandara Kertajati yang kelak menjadi salah satu sarana transportasi penting dalam konsep ‘Rebana Metropolitan’ yang meliputi tujuh daerah yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon

Maka publik heran disaat Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyebut bandara tersebut berada “in the middle of nowhere” (Di antah berantah). Kalau pun kemudian mengatakan “Jangan sampai infrastrukturnya besar, bagus, memakan biaya yang juga tinggi, tetapi tidak optimal atau kurang optimal,” ucap AHY namun tidak menjelaskan ‘di antah berantah’ itu apa, AHY kepada media meluruskan jika pemerintah tetap akan menjadikan BIJB sebagai pusat industri dirgantara.

Karena saat ini AHY pemerintah telah menjajaki kerja sama dengan sejumlah pihak, termasuk Kementerian Bappenas dan kementerian terkait lainnya, untuk menghadirkan kegiatan Maintenance Repair Overhaul (MRO) /bengkel pesawat di Kertajati.

Sebagai ‘orang sunda’, kami heran bagaimana AHY menyebut Kab. Majalengka dengan ‘antah berantah’ , karena jumlah kemiskinannya selalu menurun hingga 10% setiap tahun, tahun 2024 ini tersisa 134.000 sedangkan tahun 2020 sekitar 142.000. Juga realisasi pajak selalu maksimal/tahunnya, lihat saja tahun 2020 – tercapai Rp. 113 miliar (88%), tahun 2022 – Rp. 156 miliar (96,2%) dan tahun 2024 lalu mencapai 75% dari target Rp. 560-an miliar. Hal lain, di kabupaten ‘antah berantah’ ini pula UMK Kab. Majalengka di tahun 2020 sekitar Rp.1,97 juta dan di tahun 2025 ini menjadi Rp. 2,404 juta sehingga masuk peringkat ke-22 dari total 27 kota/kabupaten di Jawa Barat.
Dan jangan lupa, anggaran BIJB Rp.2,6 triliun itu juga ada andil masyarakat Kab. Majalengka, termasuk dari kami para relawan. “Pak Dedi kumaha ieu teh pak Dedi,ehehe”
‘Agh sudahlah..
(Red-01/Foto.ist)
Be the first to comment