“MENGAPA PRESIDEN JOKOWI LEBIH MEMILIH BERTEMU BEBEK?, AGAR PARA MENTERI TERKAIT TIDAK MAKAN GAJI BUTA !. AHAHAH..”
KoranJokowi.com, Bandung : Kabinet adalah para pembantu Presiden yang dipercayakan kepada Menteri, dan instansi terkait. Kalau semua urusan diserahkan dan menjadi tanggung jawab Presiden, itu namanya ‘nggak ada kerjaan. Termasuk dalam urusan Demo Omnisbus Law ada lapisan kabinet dan instansi terdepan’ yang bertanggung-jawab soal Itu.
Maka cuitan Ulil Abshar Abdalla ke Jokowi, Apakah Bebek Lebih Penting Daripada Buruh (Twitter/@ulil).
bagi saya pribadi Itu ‘salah alamat, ‘nyok, kita check cuitannya;
“Pak Jokowi, nyuwun sewu, njenengan pergi ke Kalteng (Kalimantan Tengah) dan bertemu bebek di sana pada saat buruh dan mahasiswa protes di Ibu Kota, itu juga komunikasi yang buruk. Teramat buruk malahan, menurut saya,” ungkap Ulil
Bahkan Ulil merasa buruh yang melakukan demonstrasi lebih penting untuk didengar aspirasinya.
“Apakah bebek lebih berharga ketimbang buruh?” tandasnya keras.
Diketahui bahwa saat aksi unjuk rasa terjadi, Presiden Jokowi memang melakukan kunjungan kerja di Kalimatan Tengah dan para pembantunya yang terkait demo sudah diminta standby di Jakarta.
Ulil tidak salah menanggapi tindakan Presiden Jokowi tersebut, namun Ulil jangan lupa bahwa di Kabinet ada Menkopolhukam, Menaker, Kapolri bahkan Panglima TNI yang juga punya tanggung-jawab untuk Itu !?
Kalau semua Presiden Jokowi yang harus ‘menghadapi’ apapun, maka menteri menteri dan para kepala instansi terkait sama saja dengan ‘terima gaji buta’ dong, Agh..bagaimana sih Ulil ini, ahahah..
Untuk siapapun yang sedang membaca KoranJokowi.com, kami punya catatan yang tidak kalah dahsyat soal diatas itu, al :
✓Dua belas hari sebelum lengser, tepatnya 9 Mei 1998, Presiden Soeharto memutuskan untuk pergi ke Mesir. Kepergiannya bukan tanpa alasan, ia menghadiri pertemuan kepala negara-negara G-15.
✓Pada peringatan hari anti Korupsi pada 29 Desember 2009 lalu, ada unjuk rasa besar-besaran di Istana Negara. Ribuan orang menggeruduk Istana di Jalan Medan Merdeka Utara saat itu. Namun sayang, saat aksi digelar SBY sedang berada di Bali untuk acara internal. Bahkan SBY sempat mencurigai aksi demo itu dilakukan oleh Gerakan Indonesia Bersih (GIB).
Oh ya, ada lagi catatan lain, Ulil adalah salah satu pemrakarsa JIL – JARINGAN ISLAM LIBERAL. Dan sejak awal mendirikan JIL, Ulil dengan sadar mengambil peran yang tidak pernah dimainkan oleh banyak pemikir Islam di Indonesia.
Dalam wawancaranya di program Manusia-Manusia Indonesia pada 2016 lalu, Ulil mengatakan bahwa tugasnya adalah membuat orang-orang menjadi resah.
“Tugas saya adalah mengganggu kenyamanan orang-orang dalam berpikir, supaya orang-orang tidak nyaman. Tugas saya bukan seperti dai-dai pada umumnya, yang memberikan ketentraman seperti Arifin Ilham, Yusuf Mansur. Itu sudah banyak sekali. Umat Islam di Indonesia sudah banyak memiliki figur yang menenangkan,” kata Ulil.
Figur-figur seperti itu bahkan disebut Ulil sebagai ‘figur aspirin’. Figur yang memang dibutuh oleh umat Islam, tapi ada ruang lain yang harus juga diisi. Yakni ruang di mana umat Islam untuk bertanya dan tergugah.
Hal lain, Ulil sempat menjabat sebagai Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat di masa jabatan Ketua Umum Anas Urbaningrum.
Yang terakhir, dalam Kompasiana, (14/2/2014), penulis ‘kawakan‘ Sigit Kamseno dalam tulisannya ‘Mencongkel Ulil dari Demokrat’ , ada beberapa hal yang ‘terpaksa’ saya kutip untuk pembaca, yaitu :
…
“… Sebagai caleg pun, posisi Ulil tidak strategis. Ia berada pada nomor urut tujuh Dapil Jateng 3, sebuah nomor yang tidak meyakinkan untuk melengang ke Senayan sekalipun menggunakan sistem proporsional terbuka. Kecil kemungkinan Ulil menembus Senayan. Bahkan, sekalipun kemudian ia berhasil menembus Senayan karena termasuk caleg dengan raihan suara terbesar, perjuangan Ulil membumikan ide-ide liberalnya secara konstitusional masih panjang, ia harus berdebat dengan anggota-anggota dewan lain dimana perdebatan hanya berharga satu berbanding satu. Suara intelektual Ulil Abshar Abdalla, jebolan LIPIA dan Boston itu, akan setara dengan suara ‘pelawak’ yang juga jadi anggota dewan. Yang berlaku disana adalah kebijakan partai. Sementara pemikiran Ulil dipartai pun, tidak terlalu dihargai.
Tidak ada keuntungan bagi Demokrat merekrut Ulil Abshar Abdalla. Demokrat telah keliru logika jadikan Ulil sebagai pengurus. nampaknya dengan merekrut Ulil, partai mercy itu bermaksud ingin merangkul kalangan santri NU, dan jadikan Ulil sebagai vote getter. Disebut keliru sebab di kalangan NU, Ulil Cs berikut pemikiran-pemikirannya tidaklah populer”, titik.
Nah silahkan sobat – sobat KoranJokowi.com simpulkan atas hal ini.
Sob, bebek (itik/duck) itu termasuk dalam golongan unggas air. Setiap ada waktu santai, pasti mereka berenang, main air, termasuk di air bau sekali pun. Kerjanya senang senang saja !, namun dagingnya banyak dicari orang.
Sob, mengapa anak bebek suka ada di gerombolan anak ayam, hayo? Yang saya baca dibeberapa sumber, rupanya ibu bebek itu punya sifat tidak sabaran cenderung malas untuk mengerami telur-telurnya, maka oleh si pemilik bebek, telur-telur bebek itu ‘diselipkan’ di antara telur-telur ayam yang sedang dierami induknya.
Akhirnya jadilah induk ayam sebagai orang tua asuh anak bebek itu.
Nah kita tidak tahu apakah Presiden Jokowi ke Kalteng Itu memang sengaja menemui para Ibu bebek disana agar ‘JANGAN MALAS’ ?, nanti kita cari tau sob. Ahaha..
Mohon maaf lahir bathin. ‘Cuss.. (Red-01/Foto.ist)
Be the first to comment