“PAK JOKOWI , PAK MENTERI KELAUTAN, NELAYAN CIPATUJAH TASIKMALAYA PERLU SEGERA BANTUAN PERAHU 10 – GT”

 “PAK JOKOWI , PAK MENTERI KELAUTAN, NELAYAN CIPATUJAH TASIKMALAYA PERLU SEGERA BANTUAN PERAHU 10 – GT”

KoranJokowi.com, Tasikmalaya, Jabar : Selama ini masyarakat / nelayan sekitar kabupaten Tasikmalaya demikian ‘terbius dengan gencarnya program pemerintah pusat khususnya dalam rangka mendorong kegiatan pengembangan sentra produksi perikanan laut juga termasuk kawasan yang memiliki potensi unggulan di kawasan budidaya air payau dengan komoditas udang dan bandeng, serta kawasan budidaya air tawar dengan komoditas patin, nila, mas dan lele,

Bahkan bantuan alat berat excavator senilai Rp. 1,3 milyar pun diturunkan  kepada Forum Komunikasi Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kabupaten Tasikmalaya di akhir tahun 2020 lalu dan banyak lainnya. Dimana semua ini sebagai percepatan peningkatan infrastruktur tambak budidaya serta sebagai langkah dalam menempuh target produksi udang naik sebesar 250% pada tahun 2024.

Dan  ini tentunya keterkaitan bagaimana mewujudkan Sentra-sentra Produksi Perikanan Budidaya Yang Berwawasan Agribisnis Guna mewujudkan penyediaan pangan asal ikan yang berdaya saing dan bernilai tambah serta mewujudkan Sumberdaya Kelautan sebagai sumber pendapatan Masyarakat Pesisir dan Nelayan di Kab. Tasikmalaya, itu benar, tidak ada yang salah.

Program revitalisasi UPR dan UPTD Pembenihan Ikan serta Unit Pengolahan dan Pemasaran dengan menciptakan pola kawasan produksi di pedesaan dengan memperkuat sub sistem – sub sistem agribisnis seperti penyediaan benih, pakan ikan, pengolahan hasil perikanan dan pemasaran hasil perikanan pun menjelang optimal kalau pun kemudian terganggu badai Pandemi Covid 19.

Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi kelautan yang cukup besar walaupun dengan karakteristik laut berupa laut samudra, tantangannya adalah optimalisasi di jalur I, II dan III yang baru termanfaatkan sebesar 13,5%. Kondisi tersebut diakibatkan oleh keterbatasan sarana prasarana penangkapan seperti sarana pangkalan pendaratan ikan, alat tangkap dan armada tangkap. Adanya peningkatan pemanfaatan potensi laut dengan meningkatkan ketersediaan sarana prasarana diharapkan dapat menjadi sumber perekonomian masyarakat pesisir dan nelayan. Ini yang sekarang terkendala.

Salah satu hal ini KoranJokowi.com temui di desa Cikawung ading kec Cipatujah kab Tasik Jabar  , dimana para nelayan disana terutama  nelayan di dermaga Pamayangsari   kekurangan perahu kapal untuk melaut tangkap ikan. “Iya demikian kenyataannya, maka melalui KoranJokowi.com kiranya dapat tersampaikan keluhan kami ini ke Menteri Kelautan dan Perikanan – Sakti Wahyu Trenggono bahkan kalau perlu ke pak Presiden Jokowi”, kata Dedi Mulyadi Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya (26/3) lalu.

Akibat kekurangan perahu, tambah Dedi, banyak nelayan luar wilayah  yang masuk kawasan dan menggarap potensi perikanan local dengan perahu – perahu kekuatan diatas 10 GT bahkan.”Jika saja saat ini jumlah nelayan kami sekitar 3800-an orang, 50%-nya itu tidak memiliki perahu. Kalau pun ada yang memiliki kapal berkekuatan 10 gross ton (GT) itu pun terhitung jari, maka mereka mengandalkan perahu bermesin 1 GT dengan daya tempuh maksimal hingga 3-4 mil. Seharusnya mereka mendapat sekitar 2-5 kuintal sekali melaut, karena mereka tidak bisa sampai ke tengah laut atau sekitar 12 mil dari pantai maka hasilnya pun dibawah 2 kuintal per-melaut. Dengan ukuran perahu hanya 14 meter x 9 meter x 0,7 meter, itu sangat beresiko jika gelombang besar. Padahal banyak ikan mahal ditengah laut seperti kakap merah, bawal putih, kerapu, dsb”  Waduh, gaswat bro ! (Red-01/AdeS/Foto,ist)

Tentang RedaksiKJ 3810 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan