MENGAPA MEREKA MEMBENCI NU , MENGAPA KITA TIDAK  ? Karena kita bangga punya NU !!

MENGAPA MEREKA MEMBENCI NU , MENGAPA KITA TIDAK  ?

Karena kita bangga punya NU !!

Bandung, 18 Juni 2021.

Teman teman KoranJokowi.com dimana saja berada,

Teman teman Relawan Jokowi Garis Lurus dimana saja berada,

Teman teman Relawan Jokowi Non-partai dimana saja berada,

Kenapa Sayyid Seif Alwi diserang dengan isu Habib Palsu?
Kenapa Gus Muwafiq diserang dengan isu menghina Nabi?
Kenapa Abuya Kyai Said di serang dengan isu Liberal?
Kenapa Abah Habib Luthfi di serang dengan isu Syi’ah?
Yang terbaru Menag Gus Yaqut di fitnah dengan isu menyelewengkan dana haji?

Jawabannya adalah karena mereka sedang ingin memberontak dan menghancurkan Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI) sebagaimana yang telah dilakukan di Suriah, Irak dan negara Timur Tengah lainnya. Benteng NKRI yang terdepan adalah Nahdlatul Ulama (NU).

Karena mereka takut toleransi beragama yang selama ini diwariskan para pendahulu akan semakin kokoh dan merusak mimpi mimpi liar mereka …

Jadi bila ingin menghancurkan NKRI, maka hancurkanlah dulu NU. Bila ingin menghancurkan NU, maka hancurkanlah dulu ulama-ulama nya. Dan hancurkan kita semua …

Namun percayalah itu tidak semudah yang mereka kira …!

HIngga upaya menghancurkan kharismatik para ulama-ulama NU dengan cara menjauhkan mereka dari umat dan jamaahnya pun selalu gagal, karena umat dan jamaah lebih percaya kepada para ulamanya.

Upaya itu berhasil hanya kepada orang-orang awam yang minim ilmu , dan minim arti PANCASILA.

Para ulama NU sudah terbiasa menghadapi tekanan dan fitnah sejak jaman kemerdekaan, tidak mudah menumbangkan kekuatan itu.

Islam NU, NU Islam bukan ada dimana , dia ada dalam hati dan rumah rumah yang hangat dalam Ashma ALlah SWT, Tuhan YME. Yang menebarkan kedamaian, toleransi, dan kekuatan doa dan prilaku sederhana.

Teman teman KoranJokowi.com dimana saja berada,

Teman teman Relawan Jokowi Garis Lurus dimana saja berada,

Teman teman Relawan Jokowi Non-partai dimana saja berada,

Pasca heroikme Kebangkitan Nasional tahun 1908 lalu, semangat kebangkitan  terus menyebar ke mana-mana –  rakyat pribumi sadar jika selama ini terlalu banyak mengalami penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan.

Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan “Nahdlatul Fikri” (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.

K.H. Hasyim Asy’arie,  merasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, dan lahirlah  Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926), dan beliau diputuskan sebagai Rais Akbar. Nahdlatul Ulama (NU) menganut paham Ahlussunah Wal Jama’ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya Al-Qur’an, Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik.

Jumlah warga Nahdlatul Ulama (NU) atau basis pendukungnya hingga saat ini diperkirakan lebih dari 40 juta orang, termasuk mereka yang menetap di LN, dan mereka dari beragam profesi.  Kalau pun sSebagian besar dari mereka tinggal di desa desa.

Pada muktamar NU ke 25 di Surabaya tahun 1940, NU melihat Sukarno – yang saat itu dalam pembuangan – layak  menjadi calon pemimpin Indonesia pasca  Indonesia merdeka kelak. Saat itu dibuat semacam konvensi Presiden masa sekarang, yang dipimpin oleh KH Mahfud Siddiq. Mereka berkumpul memilih nama nama calon pemimpin yang muncul dari tokoh tokoh pergerakan Islam atau kebanggasaan. Dari 11 ulama senior dalam pemilihan konvensi itu, 10 memilih Sukarno dan 1 memilih Hatta.

NU banyak mengambil kepeloporan dalam sejarah bangsa Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa organisasi ini hidup secara dinamis dan responsif terhadap perkembangan zaman. Prestasi NU antara lain:

  1. Menghidupkan kembali gerakan pribumisasi Islam, sebagaimana diwariskan oleh para walisongo dan pendahulunya.
  2. Mempelopori perjuangan kebebasan bermadzhab di Mekah, sehingga umat Islam sedunia bisa menjalankan ibadah sesuai dengan madzhab masing-masing.
  3. Mempelopori berdirinya Majlis Islami A’la Indonesia (MIAI) tahun 1937, yang kemudian ikut memperjuangkan tuntutan Indonesia berparlemen.
  4. Memobilisasi perlawanan fisik terhadap kekuatan imperialis melalui Resolusi Jihad yang dikeluarkan pada tanggal 22 Oktober 1945, sebagai dasar perlawan dan Perang Surabaya (Hari Pahlawan, 10 November 1945)
  5. Berubah menjadi partai politik, yang pada Pemilu 1955 berhasil menempati urutan ketiga dalam peroleh suara secara nasional.
  6. Memprakarsai penyelenggaraan Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) 1965 yang diikuti oleh perwakilan dari 37 negara.
  7. Memperlopori gerakan Islam kultural dan penguatan civil society di Indonesia sepanjang dekade 90-an
  8. Dsb ….

Dan kita bangga punya  NU !

(Red-01/Foto.ist)

 

Tentang Koran Jokowi 4117 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan