
CATATAN DAN KENANGAN DELEGASI INDONESIA DALAM ACARA ASEAN WEEK 14 – 16 JUNI 2019 (SERI 2)
Koranjokowi.com, Jakarta : Tiga minggu sebelum Komunitas Gondang Saurdot sebagai delegasi Indonesia ,seorang pejabat perwakilan di ASEAN – Korea Centre menelpon Aldentua Siringoringo – Ketua delegas Indonesia bagaimana persiapan delegasi dan kemasan budaya yang akan ditampilkan tanya pejabat tersebut. Lalu beliau berpesan Jika mungkin kata pejabat perwakilan di Asean itu tolong bawakan lagu Korea dan Indonesia yang dikolaborasi. Mengingat bahwa ini memang pesta budaya antar bangsa , kami mempertimbangkannya , jawab Aldentua. Delegasi Indonesia menampilkn dengan kemasan musik etnik, Batak,dua lagu Korea yaitu : “Arirang” dan “ Gom Se mare “ satu lagi lagu Spanyol , “ Despacita “ dan dua lagu Batak yaitu : “Sigulempong” Dan “Siksik Si Batu Maningkam “
Lagu “Arirang dan Gomse Mare”kami pilih kata Aldentua yang pernah membela kasus 600 orang Supir PPD tahun 1998 ini , setelah anggota delegasi meriset dan mencari lagu yang diminati di korea ujarnya. Kami juga bertanya kepada beberapa orang Korea lanjut dia yang tinggal di Indonesia, jadilah paket medlei kelima lagu tersebut’Kami memilih mulai dari lagu yang lambat, “Arirang” sampai lagu yang cepat “ Siksik Sibatu Maningkam”.
Ketika kami berlatih, panitia yang sedang mengamati,mendengar dan menyimak penampilan kami yang membawakan lagu Korea itu. Informasi itu cepat menyebar begitu cepat, sehingga mendorong banyak orang untuk menonton delegasi Indonesia .
Dalam penampilan kedua , jumlah penonton tidak sebanyak penampilan hari pertama sehabis pembukaan, Namun sambutan yang tidak kami bayangkan terjadi ketika musik dimulai dan lagu “Arirang” dimainkan. Rupanya lagu “Arirang” sangat populer di Korea. Banyak orangtua berdiri sambil menari dan memfoto-foto delegasi Indonesia. lagu tersebut.
Musik mengalun terus, semakin banyak yang berdiri,menari, dan bernyanyi.Pindah ke lagu “Gom Se Mare”, suasana semakin menarik., O…aawuh… Spektakuler sekali sampai lagu terakhir, kenang ketua delegasi. “ Siksik Sibatu Maningkam”mereka terus menari.
Setelah musik selesai, mereka bertepuk tangan meriah , mengantar delegasi Indonesia yang mendapat sambutan meriah dari penonton Korea. Sambutan ini tak terbayangkan. Kejadian ini sangat mengharukan sekaligus membanggakan Anak-anak Indonesia sebagai anggota delegasi. Ketika kami turun dari panggung dan masuk ke ruang ganti , ada dua wartawan yang datang dan meminta kami menunjukkan cara memainkan Hasapi ( kecapi Batak )yang hanya memiliki dua senar tetapi bisa memainkan lagu dan melodi dengan baik.
Mereka mengagumi alat musik etnik Indoneisa yang bisa memainkan lagu mereka dengan baik. Kolaborasi lagu ternyata juga bisa menjadi kolaborasi budaya. Saling menghormati dan saling mengagumi budaya. Indonesia mengagumi budaya Korea,drama Korea, band pop Korea.Orang Korea mengagumi musik etnik Indonesia. Persahabatan antar bangsa sangat baik dipelihara melalui persahabatan kebudayaan , musik panggung budaya bersama.Panggung budaya Asean Week di Seoul,14 – 16 juni 2019 telah membangun hubungan yang erat antara Korea dan Indonesia serta negara-negara Asean lainnya.
Ada pelajaran yang menarik dari panggung Asean Week tersebut yang layak dipertimbangkan dan rekomendasikan di Indonesia. Panggung antar budaya bangsa, hendaknya perlu dipertimbangkan untuk ditampilkan sebagai pertunjukan di destinasi wisata kita di Indoneia sarannya. Dengan pertunjukan seperti itu kata dia kita berharap bahwa wisatawan Mancanegara akan datang dan menonton keanekaragaman budaya dan musik etnik yang unik . sangat banyak musik dan budaya etnik kita di Indonesia yang layak kita angkat menjadi atraksi pertunjukan tingkat dunia usulnya
(Ring-o/Foto.ist)
Sebelumnya,
Be the first to comment