
Melawan Lupa (66),
“JALAN BARU, NENEK HINDUN & GIRING YANG DIAJAK DUEL WARGA BETAWI”
Koranjokowi.com, Bandung :
Kisah Nenek Hindun yang pernah viral saat Pilgub DKI Jakarta thn.2017 lalu kembali mencuat, ini karena ‘ulah’ Ketum PSI – Giring Ganesha, kata Giring Nama jalan (alm) nenek Hindun ini lebih tepat untuk diperjuangkan menjadi nama jalan baru di Jakarta sebagai ‘kenangan’ seorang warga yang menjadi korban jahatnya Politik Identitas dan Politisasi Agama, seperti itulah narasi cuitan Giring melalui akun twitter pribadinya, Minggu (26/6/22) lalu.
Dan, ‘Buuum…. !!!, beragam reaksi pun muncul, pro – kontra, bahkan seorang warganet bernama @Gojekmilitan (26/6) lalu, yang mengaku sebagai orang betawi merasa tersinggung. “… Asli gw orang Betawi tersinggung dengan Tweet lo @Giring_Ganesha menghina Tokoh Betawi dan Daerah Betawi dengan Memframing bahwa orang Jakarta kota yang menelantarkan Jenzah Nenek Hindun sehingga harus diperjuangkan untuk nama jalan Gw tantang lu Duel dah @Giring_Ganesha” , cuit akun tersebut, dikutip Minggu (26/6/22).
Warganet lain yang ikut mengomentari, al:
“Pak Anies itu pemimpin yg berahlak, santun, baik,jujur berpendidikan tinggi, mengayomi masyarakat, mana mngkn membiarkan,melakukan hal2 yg tdk terpuji, kamu pikir masyarakat Indonesia terpengaruh LG dgn statusmu itu? Tdk sama sekali, dukungan masyarakat kepak Anies semakin banyak,” tulis Twitter ELang Biru.
“Mending lu diem dari pada selalu menampakan kebodohan lu. Setiap pemikiran lu selalu unfaedah,” tulis Twitter Andrean.
“Ujian terberat rakyat ini adalah menemukan mahluk seperti giring ini dan sialnha doi ketum umum partai, sial berikutnya partai @psi_id memang cocok buat giring,” tulis Twitter Ras Muhamad.
“otak semangkok mw ngomong sebak.. begitulah kelakuan
@Giring_Ganesha
Nenek Hindun (78) meninggal pada Selasa (7/3) lalu. Belakangan muncul keriuhan, Hindun yang memilih Ahok saat Pilgub DKI lalu jenazahnya kabarnya ditolak disalati. Tapi isu itu terbantahkan. Warga mengurus Hindun mulai dari memandikan, mengkafani, dan menyalatkan jenazah sampai membawa ke pemakaman. Jenazah disalatkan di rumah berukuran 5×5 meter. Ada tiga shaf, sekitar 12 orang dipimpin Ustaz Syafii memimpin salat jenazah.
SIAPA NENEK HINDUN ?
Nenek Hindun merupakan warga Setiabudi, Jakarta Selatan, yang jenazahnya diduga ditolak saat hendak disalatkan di Musala Al Mu’minuun. Penolakan itu sendiri disinyalir bermotif politik. Pasalnya, pada Pilkada Jakarta 15 Februari 2017 silam, Nenek Hindun mencoblos pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
Jenazah Nenek Hindun yang berusia 78 tahun itu juga disebut ditelantarkan oleh masyarakat sekitar. Sebab, sang nenek yang tak lagi bisa berjalan sejak lama itu memilih Ahok dan Djarot saat Pilkada DKI putaran pertama.
Ahok kemudian menyambangi kediaman Nenek Hindun di jalan Karet Raya II, RT 009 RW 05, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2017) lalu sekitar pkl.09.30. Kedatangannya saat itu untuk memeriksa kebenaran perihal jenazah Nenek Hindun ditolak saat mau disalatkan di Musala Al Mu’minun. Pertemuan antara Ahok dan pihak keluarga Nenek Hindun sendiri dilangsungkan secara tertutup. Media hanya diberi waktu sebentar untuk mengabadikan kedatangan Ahok di rumah tersebut.
‘Titik !
(Red-01/Foto.ist)
Lainnya,
Be the first to comment