
Laudato Si Indonesia,
” HARI PUSPA & SATWA NASIONAL “
Koranjokowi.com, Jakarta :
Ensiklik Laudato Si’ mengajak segenap umat manusia
berkontribusi bagi keberlanjutan kehidupan di bumi. Dengan satu dan lain cara setiap orang bisa
berkontribusi bahkan sejak usia dini. LSAP Pendidikan Laudato Si Indonesia menyelenggarakan
webinar Nasional dengan Tema ” Berbagi Cerita dalam rangka Hari Cinta Puspa dan Satwa
Nasional bersama para nara sumber cilik Siswa SD dari berbagai wilayah Indonesia dengan
kekhasan keragaman masing masing dan narasumber ahli dari Taman Safari Indonesia.
Moderator Webinar adalah Yumiko. Webinar ini dilaksanakan hari Selasa 15 November 2022.
Nara sumber ciliK yang pertama ialah Pius Pito kelas Enam SD Sint Carolus Tarakanita Bengkulu.
Dia tinggal di desa Talang Kalu,Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Begkulu Tengah. Sebelum
memulai cerita rielnya, dia terlebih dahulu memperkenakan dirinya dengan nama Pius Pito,
panggil saja saya Pito ujarnya. Saya tinggal didesa Talang Kalu, Kecamatan Pondok Kelapa,
Kabupaten Bengkulu Tengah, 14 Km jaraknya dari rumah saya ke sekolah kata Pito.
Dalam rangka memperingati hari Puspa dan Satwa Nasional yang jatuh setiap tanggal 5 November
kata Pito memulai ceritanya,maka tiga hal yang akan saya ceriterakan dan bagikan kepada
teman-teman lanjut dia yaitu, (1) Puspa langka di Bengkulu,(2) Tanaman pangan dan (3) Cinta
hewan. Puspa langka di Bengkulu kata Pito, adalah Raflesia. Konon kata Pito Bunga Raflesia
itu,menurut sejarahmya ujarnya, ditemukan oleh Dr. Lowis Agurte, waktu melakukan perjalanan
ke Pulau Jawa, dia ditangkap oleh pemerintah Hindia Belanda dan memerintahkan dia
melakukan ekspedisi selama tiga tahun dan menemukan tumbuhan bunga, diseputar sebuah
sungai di daerah Bengkulu, oleh Dr. Yoseph Raflesh Arnol. Sehingga tumbuhan tersebut diberi
Nama Raflesia. Raflesia merupakan bunga khas dan menjadi lambang Provinsi Bengkulu, ujar
Pito.
Nara sumber cilik kedua ialah Vincentius Adhyasta Cahaya Dwi Putra kls empat SD Kanisius
Mlese Klaten Jawa Tengah . Vincentius membagikan ceritera tentang tanaman langka di
daerahnya yaitu tanaman Jali.tahukah kalian tanaman Jali itu ? Tanya Vincentius , dijawab
sendiri, Jali adalah salah satu Serealia yang tidak mengandung gluten atau yang biasa disebut
glutenfree. Jali lanjut Vincent adalah Pusaka Boga yaitu harta pusaka berwujud bahan pangan
yang kita terima dan semestinya kata Vincent kita teruskan sebagai warisan antar generasi.
Dalam tradisi masyarakat tradisional sambung Vincentius, Jali biasa diolah menjadi nasi, jenang
dan ketan. Model olahan itu lanjut dia menunjukkan martabat jali sebagaI alternatif bahan
pangan pokok. Jali itu tanaman dengan bunga majemuk . Dari satu butir biji jali yang ditanam
dapat menghasilkan 5 hingga 15 batang pohom kata dia.Tanaman – tanaman itu hidup untuk
memberi kehidupan bagi kita semua. Itu bisa diolah menjadi makanan yang bisa kita nikmati
Bersama.
Nara sumber cilik berikutnya adalah, Theresia Delfreya A. Ranggu panggilan Freya, kelas lima
SD Santa Angela Labuan Bajo Flores. Komodo kata Freya memulai ceriteranya adalah salah satu
hewan langka yang hidup di pulau Flores tepatnya di Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur kata
Freya. Komodo merupakan jenis hewan Karnivora, karena makanannya adalah daging.
karnivora yang ganas, ini akan melacak mangsanya yang terluka dan memangsanya diwaktu
yang tepat. Komodo kata Freya termasuk spesies reptile yang memiliki bisa mematikan dengan
kuatnya gigitan serta racun berbisa yang muncul dari ribuan kelenjar pada gusinya. Mulut
moncongnya bulat, kaki yang kuat dan ekor berotot. Komodo jantan lebih besar daripada betina.
Komodo muda lebih berwarna kuning,hijau dan putih, pada latar belakang hitam. Ciri-ciri
Komodo ujar Freya penglihatan dan pendengarannya tajam, mengandalkan penciuman untuk
mendeteksi mangsanya, lidah Panjang dan bercabang berwarna kekuning-kunngan, serta gigi
yang tajam . Menurut Sejarahnya,ceritera Theresia Komodo ditemukan oleh Karel Van Steyn
Van Hensbroek pada tahun 1910.
Nara sumber cilik yang terakhir ialah, gabriela Anjela
MelansiaYenyen, SD YPPK Santa Maria Manokwari, Papua Barat. Burung langka di daerah ini
kata melansia panggilan akrabnya, adalah burung Cendrawasih dan burung Kasuari. Nara sumber
ahli, Tony Summampau yang diwakili oleh Seorang manager edukasi Taman safari Indonesia
(TSI) Rina Rajagukguk. Bagaimana melestarikan alam ?Apa yang terjadi jika satwa dan puspa
berkurang atau hilang dari bumi ? kata Rina, Melestarikan satwa dan tumbuhan adalah,
tanggung jawab manusia. Keanekaragaman hewan dan hayati terjaga. Mempertahankan
ekositem, dan sumber pangan ujar Rina.
Sungguh luar biasa para nara sumber cilik diatas, yang merupakan embrio nara sumber di level
yang lebih tinggi bahkan di tingkat nasional. Sekolah Katolik merupakan tempat persamaian
orang- orang berkarakter, berkwalitas dan calon-calon pemimpin dimasa depan
Disisi lain suster Vincentia ketua sektor Pendidikan laudato Si berharap agar pihak Taman Safari
Indonesia mengundang anak-anak SD ini menjadi Guide di taman Safari Indonesia untuk
melayani masyarakat yang berkunjung ke TSI, dan diapresiasi oleh manager edukasi Taman Safari
Indonesia.
(Ring-o/Foto.ist)
Lainnya,
“ Gunungan Laudato Si Ala TK – SD Kanisius Mlese Dukuh Klaten ” – KORAN JOKOWI
Be the first to comment