” SEJAK LAMA ACEH MEMAAFKAN SUKARNO, ALHAMDULILLAH ! “

” SEJAK LAMA ACEH MEMAAFKAN SUKARNO, ALHAMDULILLAH ! “

Koranjokowi.com, OPini :

Saat saya ditelepon PimRed Koranjokowi.com dan ditanyakan apakah Aceh telah mampu memaafkan dan membuka babak baru era-wafatnya  Ir. Sukarno (Bung Karno) tgl.21 Juni 1970 lalu, saya, TM. Rajuli –  StafSus Koranjokowi.com Bd.IT yang juga putra Aceh bingung menjawabnya karena bagi kami para generasi muda Aceh apa yang telah didengar, dibaca dan diketahui ada ‘warna hitam’ dalam perjalanan sejarah Presiden Ir.Sukarno & Rakyat Aceh  itu adalah masa lalu. Dan menjadi pekerjaan berat bagi para penerus ajaran Sukarno khususnya para Capres 2024 – 2029 di Aceh.

Bukan untuk membuka luka lama bukan untuk saling menyakiti, karena rakyat Aceh selain pejuang juga pemaaf dan menghargai tokoh tokoh besar bangsa ini.

Fakta Sejarah "Bireuen Sebagai Ibu Kota RI ke III 1947"

-Pendopo Bireun thn.1947-1948-

Sejatinya manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna di antara ciptaan Allah yang lainya, namun kami juga sadar setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, dan Allah telah menentukan takdir setiap manusia yang hidup di dunia ini. Termasuk almarhum Ir. Sukarno.

Rombongan Ulama Atjeh

Ir. Sukarno pun saat hidupnya ingin menjadi makhluk yang mulia, mulia derajatnya, mulia jabatannya dan mulia hidupnya. Dan ini mendapatkan dukungan penuh dari rakyat Aceh, bukti terkecil itu misalnya pesawat Seulawah 1 & 2, emas untuk monas, dsb.

Daud Beureueh

Kata PimRed, Dukungan Aceh kepada Sukarno salah satunya melalui pemuda  Ali Hasjmy, yang menciptakan puisi dengan judul ”Aku Serdadumu: Untuk Bung Karno”. Puisi yang men-syarakatkan tentang pertautan aneka rasa (Kedaulatan, keagungan, kewibawaan masa lalu Aceh dan Indonesia dimasa depan). Sukarno  bagi Aceh adalah pemimpin besar negara baru, yang kemudian pertautan itu ‘terlukai dengan adanya pembubaran provinsi Aceh menjadi bagian dari Sumatera Utara.  Dan kita tidak perlu tahu lagi  ada apa sebenarnya & siapa sebetulnya ‘pembisik’ Sukarno saat itu sehingga kemudian lalai atau ingkar kepada Aceh.

Sukarno paham, 1000% paham, yakin & hormat

karena Aceh adalah tempat pertama masuknya agama Islam di Indonesia dan sebagai tempat timbulnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Peureulak dan Pasai. Kerajaan yang dibangun oleh Sultan Ali Mughayatsyah dengan ibukotanya di Bandar Aceh Darussalam (Banda Aceh)  yang terus luas hingga pantai Barat dan Timur Sumatra hingga ke Semenanjung Malaka. Bagi Sukarno Aceh adalah ke-agungan.

Sukarno paham, 1000% paham, yakin & hormat

bahwa kharisma Kesultanan Aceh-lah yang mempersatukan seluruh kerajaan-kerajaan kecil  jauh sebelum  abad 17 tepatnya dimasa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang kemudian Aceh pun disebut sebagai ‘Seuramo Mekkah (Serambi Mekkah)

Sukarno paham, 1000% paham, yakin & hormat

Jika di Aceh yang dihadapi bukan saja Belanda atau bangsa muka pucat lainnya (Portugis & Jepang) namun para kaum feodal yang bersembunyi dalam tubuh ‘uleebalang’, itu musuh utama, ibarat duri dalam daging rakyat Aceh, merekalah kaki tangan Belanda yang memerangi ulamanya sendiri beserta mayoritas rakyat Aceh yang anti-penjajahan. Yang kemudian ‘diplesetkan menjadi istilah: uleebalang; tanoh gob, tanoh jih; inong gob, inong jih. Yang maknanya: uleebalang; tanah orang, tanah dia; istri orang, istri dia.

Sukarno, Abu Daud Beureu’eh, para ulama & laskar rakyat Aceh memang  “nekat”, bahu membahu setelah melawan Belanda kemudian melawan ‘uleebalang, raja raja kecil di Aceh yang diktator . Karena uleebalang  ini dianggap bertentangan dengan budaya egaliter Aceh, sedangkan Aceh meyakini bahwa semua manusia sama di hadapan Allah. Hanya iman dan taqwa yang membedakan antara satu manusia dengan manusia lainnya

1385269222451096900

Dalam bukunya The Achenese,Snouck Hurgronje  bahkan mengatakan bahwa Uleebalang memang  kepanjangan kekuasaan atau pejabat dari Sultan Aceh, akan tetapi dalam prakteknya, mereka bertindak sesuka hati melebihi kewenangan yang telah diberikan oleh Sultan Aceh. Puluhan ribu rakyat Aceh bersimbah darah, meregang nyawa karena mereka anti  uleebalang.

Kehadiran tokoh Sukarno menjadi harapan kemudian untuk Aceh lebih baik lagi dalam segala hal, kalau pun tidak memuaskan banyak pihak saat itu hingga lahirnya UU No.24 Tahun 1956 tentang pembentukan kembali Provinsi Aceh yang meliputi seluruh wilayah bekas keresidenan Aceh. Apapun Sukarno telah membayar ‘kekhilafannya. Aceh pun bangkit kembali sebagai suku Pejuang hingga saat ini.

 “Kami sebagai generasi muda Aceh kalau pun berat hati, kami harus ikhlas, harus menerima semua dengan lapang dada, jiwa besar demi NKRI & Sang Saka Merah Putih , kemarin, hari ini & mendatang. Penegakan keadilan pembangunan & kesejahteraan nasional kepada rakyat Aceh sebaik – baiknya, itu tugas kami selaku generasi muda Aceh. Semoga pula Koranjokowi.com selalu hadir terdepan atas hal ini, Alfatihah untuk almarhum/mah  Ir  Sukarno , tokoh nasional, para pejuang Aceh, juga para uleebalang. Semoga para Capres 2024 semakin memahami jika Aceh bukanlah pendendma, dan semoga para alm/mah diberikan surga dan dimaafkan segala khilafnya,  aamiin allahuma amiin”, tutup saya

(R47U/Foto.ist)

Lainnya,

Berikut adalah sebagian kutipan pidato pidato Sukarno yang tercatat fdalam tinta emas rakyat Aceh:

1.”Dimana-mana Belanda sudah mendirikan negara “boneka” untuk mengepung RI. Sudah waktunya sekarang pemuda-pemuda Aceh yang berdarah pahlawan siap melakukan “perang sabil” untuk mengusir kaum penjajah dari persada Ibu Pertiwi tercinta”. (Ir. Soekarno, juni 1948 dilapangan terbang militer Lhok Nga.)

2.”Biar Republik Indonesia tinggal selebar “payung”, kita harus berjuang terus dengan “ACEH sebagai Daerah Modal” dalam meneruskan cita-cita proklamsi 17 Agustus 1945 dan meneruskan perjuangan kemerdekaan Bangsa dan Negara”. (Ir. Soekarno, juni 1948 di Kota Asan, Sigli)

3.”Negara kita dalam keadaan gawat, ruang gerak kita dipersempit dan sekarang hanya daerah Aceh satu-satunya wilayah Rl masih utuh yang tidak diduduki militer Belanda. Aceh menjadi penting sebagai alternatif satu-satunya yang menentukan kedudukan dan cita-cita bangsa dan negara RI. Karena itulah saya namakan “Aceh Daerah Modal”, modal untuk melanjutkan perjuangan dan cita-cita kemerdekaan yang diproklamasikan tanggal 17Agustus 1945″ (Ir. Soekarno, di Markas Divisi X, Kota Juang Bireun, juni 1948)

4.”Saya minta bantuan Kakak (panggilan Bung Karno kepada Gubernur Militer Aceh, Langkat dan Tanah Karo Jend. May. Tgk. Mohd. Daud Beureueh) agar rakyat Aceh turut mengambil bagian dalam perjuangan bersenjata yang sekarang sedang berkobar antara Indonesia dan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah kita proklamirkan tanggal 17 Agustus 1945″. (Ir. Soekarno, dipendopo keresidenan Aceh di Kutaraja, juni 1948)

5.”Seandainya kolonial Belanda mengadakan serangan terhadap RI dengan menduduki Yogyakarta, maka Aceh ditunjuk sebagai Pusat Pemerintahan Darurat RI”.

Tentang RedaksiKJ 3808 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

1 Trackback / Pingback

  1. " Guntur Sukarno, Saksi kecil Bung Karno saat melawan CIA & eratnya Bung Karno  dengan Rakyat Aceh " | ISTANA NEWS

Tinggalkan Balasan