PASAR JATINEGARA JAKTIM TETAP BERDIRI KOKOH 

PASAR JATINEGARA JAKTIM TETAP BERDIRI KOKOH 

Koranjokowi.com, LifeStyle :

Pagi tadi (16/2), PimRed KOranjokowi.com menelepon saya, awalnya bicara tentang masa masa saat di SMA, yaitu di SMAN 53 Jakarta Timur, Jika PimRed adalah angkatan thn.1984 saya satu tingkat dibawahnya tahun 1985. Keseharian kami cukup dekat dan lekat saat itu, silahkan saja anda amati  foto  lawas dibawah ini, yang mana PimRed dan yang mana saya?

Hahahah..

Kemudian kami bicara tentang adanya kemajuan positip akan pasar tradisional yang saat ini  berjumlah lebih dari 14.182 unit yang tersebar di seuruh Indonesia namun dominan di Jawa Timur sebanyak 1.823 unit, Jawa Tengah (1.482 unit), dan Sulawesi Selatan (940 unit). Sedangkan daerah yang paling sedikit memiliki pasar tradisional adalah Kepulauan Bangka Belitung (54 unit), Kepulauan Riau (55 unit ), dan Kalimantan Utara/Kaltara (57 unit).

Sejak tahun 2014 lalu hingga saat ini tengah dilakukan revitalisasi atas 5.000 pasar itu khususnya yang berumur lebih dari 25 tahun. Pasar merupakan wadah bagi kegiatan masyarakat dalam melakukan perdagangan yang bertujuan sebagai pondasi dasar perekonomian suatu wilayah. Akan tetapi pertumbuhan pasar modern dan sektor digital yang dikelola oleh sektor privat telah mereduksi eksistensi dari pasar tradisional.

Pasar tradisional menjadi wadah bagi petani/nelayan dalam menjual hasil bumi secara langsung dan biasanya dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, BUMN dan BUMD.

Di Jakarta, salah satu yang tertua adalah Pasar Jatinegara. Pasar ini dulu bernama ‘Mester Passer’ dan ada sejak 1770-an saat zaman Belanda. Demikian kata PimRed,  namun hingga saat ini pasar ini nyatanya masih eksis beroperasi bahkan saling mengisi dengan Pusat Grosir Jatinegara dan Stasiun Jatinegara. Maka layaklah jika disebut juga sebagai tempat belanja favorit di kota Jakarta Timur.

Mengulik sejarahnya, masih kata PimRed Jatinegara pada zaman Belanda adalah pusat kabupaten dengan nama Meester Cornelis. Kabupaten ini meliputi Bekasi, Cikarang, Matraman, Tebet, Kramat Jati, Mampang, Pondok Gede, Pasar Rebo, Pancoran dan Kebayoran. Nama Meester Cornelis diambil dari nama Meester Cornelis Senen yang dulunya memiliki kawasan ini pada tahun 1661.

Pasar Jatinegara -- Suasana komplek pertokoan di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur pada awal tahun baru Januari 1973. Sebuah biokop, Kentjana Theatre berdiri di kawasan itu.

Disumber lain disebutkan, Cornelis awalnya berniat jadi pendeta tetapi ia ditolak. Belanda memberi dia hak istimewa untuk menebang pohon di tepi Kali Ciliwung. Dia juga memunyai sebidang tanah luas penuh pepohonan di pinggir Ciliwung. Tanah luas penuh pepohonan & rawa itulah yang kemudian dikenal dengan nama Meester Cornelis. Pasar ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1770-an. Dulu, kawasan Pasar Jatinegara dilalui oleh Trem Batavia. Pasar ini juga sempat memiliki waktu buka khusus yaitu hari Kamis dan sempat populer dengan sebutan Pasar Kamis.

Kemudian sekitar tahun 1942 pada masa penjajahan Jepang, nama Meester Cornelis diganti menjadi Jatinegara. Begitu juga dengan nama pasarnya menjadi Pasar Jatinegara, dimana ‘Jatinegara memiliki arti ‘negara sejati’ dan saat itu sudah dipopulerkan oleh Pangeran Ahmad Jayakarta. Saat itu beliau sedang mendirikan perkampungan Jatinegara Kaum di wilayah Pulo Gadung, Jakarta Timur.


Pasar Jatinegara dengan lebih dari 3000 kios yang ada saya yakini akan tetap kokoh berdiri disana kalau pun di Jakarta telah banyak berdiri pasar modern, supermarket dan pusat grosir.

‘Ayo ke Pasar Jatinegara !

(Gusmar/Foto.ist)

Jokowi2Periode

Lainnya,

Kabar Jakarta (99), ” Pasar Kramat Jati Revitalisasi 2188 Kiosnya, Keren ! “

Kabar Jakarta (99), ” Pasar Kramat Jati Revitalisasi 2188 Kiosnya, Keren ! “ Koranjokowi.com, Jakarta : Pastinya akan banyak pedagang dan masyarakat yang senang mendengar rencana akan ada revitalisasi Pasar Induk Kramat Jati , Jakarta […]

 

 

Tentang RedaksiKJ 4089 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan