AYO TEMAN RELAWAN, DUKUNG KEMENKRAF AGAR DANA RP.30 TRILYUNNYA BENAR DISERAP DAERAH !
KoranJokowi.com, Jakarta : “Bang ijin bertanya, apa betul Kemenkraf mempunyai Dana sekitar Rp. 30 Trilyun melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) sebagaimana yang tersiar di media ?”, tanya Wartawan Kota Bandung, Ani ‘Neng Gartini.
Waduh jangankan ngopi, sikat gigi pun belum. Dengan segala pengetahuan yang ada saya pun mencoba ‘mengurai pertanyaan itu kalau pun terbatas, al;
✓Akhir tahun 2015 lalu, 4 bank milik pemerintah meluncurkan mesin ATM Link Himbara ; PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI), PT Bank Mandiri Tbk. (Bank Mandiri), PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN).
✓Teman, Pemerintah. melalui BPJS Ketenagakerjaan di bulan Agustus 2020 telah ‘menyebarkan’ Bantuan Langsung Tunai ( BLT) atau Bantuan Subsidi Upah (SBU) sebesar Rp.37,7 triliun untuk sekitar 13,5 juta rekening yang telah divaliditas. Semua disalurkan melalui Bank Himbara > 53% dan non Himbara sebanyak 47%.
✓Adapun mengenai Rp.30 trilyun yang tersebar di Bank Himbara sebagaimana harapan Presiden Jokowi (seharusnya) akan menjaga likuiditas perbankan menyalurkan program pemerintah dalam bentuk kredit modal kerja.
✓Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam mendorong perbankan atas hal Itu selain menyajikan informasi serta prosedur yang mudah bagi pelaku UMKM di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga diharapkan lebih optimal mengakses program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Termasuk para pelaku usaha sektor Parekraf untuk ikut ‘menyerap’ program tersebut
✓Program PEN sebagaimana harapan Presiden Jokowi kiranya juga mampu mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya selama pandemi. Termasuk peran UMKM di Desa Desa terpencil, titik !
✓Maka untuk tahap awal, pemerintah pun menempatkan dana sebesar Rp. 30 triliun di seluruh bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
7.Yang terlupakan, UMKM yang setiap tahunnya tercatat menyumbang terhadap produk domestik bruto (PDRB) sekitar 55- 60,34 %, ada andil sektor Ekonomi kreatif didalamnya.Termasuk yang berada di Desa Desa terpencil, titik !
✓Teman, Sejak tahun 2014 lalu, Presiden Jokowi telah meminta Relawannya ikut-serta ‘mengawal’ masa depan ekonomi Indonesia melalui optimalisasi industri kerajinan atau industri kreatif hingga di Desa Desa terpencil sekali pun.
Karena kerajinan, industri kreatif di Indonesia telah tumbuh dengan sangat cepatnya, tumbuh dengan menakjubkan demikian beliau. Tinggal pemberdayaan di Desa lainnya yang terlupakan.
Teman,Jika saja beberapa produk seperti film, musik, dan aplikasi digital telah ikut andil dalam ekspor produk industri kerajinan dan industri kreatif sekitar Rp. 852 triliun.
Lalu bagaimana dengan peran kesenian tradisional baik kemarin maupun mendatang khususnya yang di Desa Desa terpencil juga yang terisolasi infrastruktur yang tidak layak?
✓Sudah sempatkah Menparekraf ‘duduk bareng’ dengan Mendiknas dan MenteriPUPR akan hal ini, termasuk Mendagri?, Sebagai yang kerap dilakukan Presiden Jokowi dengan istilah ‘Diplomasi Meja Makan’?
9.Mengapa Mendagri?, karena banyak kelompok/komunitas kesenian satu daerah lebih ‘ber-induk’ kepada donatur, baik swasta, perorangan bahkan (maaf) ke TMII ?, Mengapa mereka tidak melalui Kepala Daerahnya?, Ironis !
✓Tujuan mulia Presiden Jokowi, Kemenkraf dan Himbara patut di-acungi Jempol. Tinggal pengawasannya saja, karena dana besar Rp.30 trilyun Itu akan menjadi sia – sia jika tidak ‘terserap’ di daerah.
Satu contoh, masyarakat Kecamatan Suoh Kab. Lampung Barat demikian bekerja keras mempromosikan Danau Suoh dan destinasi lain sekitar, namun infrastruktur sepanjang menuju Itu > 38 Km masuk katagori ‘kurang layak’. Siapa yang mau disalahkan?
“Dimana alamat Kantor Pusat Himbara, bang?”, tanya Ani Neng.
“Saya ‘nggak tahu pastinya mba, tapi coba hubungi Kantor Besar Bank BNI 31th floor, JL Jenderal Sudirman, Kav. 1, Kota Jakarta Pusat. Telp.021. 251.1945, memang kenapa?”
Ani Neng bukan menjawab namun diseberang seluler terdengar menyeruput keras kopi digelasnya. ‘Sruuppuuutt. Lagh ! (Red-01/Foto.ist)
Be the first to comment