
DIANTARA HARI SANTRI TAHUN 1945 & HARI PAHLAWAN 1945 ADA LASKAR NON-MUSLIM !?
KoranJokowi.com, Bandung: Pada 19 September 1945 tidak terhitung berapa laskar rakyat yang gugur saat terjadi ‘penyobekan’ bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya, para kiai pun berkumpul dibawah ‘komando’ Rais Akbar NU Kiai Haji Hasyim Asy’ari, NKRI HARGA MATI !
Rais Akbar NU Kiai Haji Hasyim Asy’ari lahir di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 14 Februari 1871 – meninggal di Jombang, Jawa Timur, 21 Juli 1947 yang kemudian dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang ini merupakan pendiri NU – Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia dengan jumlah masa lebih dari 90 juta orang. Di kalangan Nahdliyin dan ulama pesantren ia dijuluki dengan sebutan Hadratus Syeikh yang berarti ‘Maha guru
Pada tahun 1899, sepulangnya dari Mekah, K.H. Hasjim Asy’ari mendirikan Pesantren Tebu Ireng, yang kelak menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20. Dan pada tahun 1926, beliau menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya Nadhlatul Ulama (NU), yang berarti kebangkitan ulama.
Dengan ‘turun-gunungnya’ beliau saat itu, seolah magnit yang mampu menggerakan para santri, ulama, muslim dan non-muslim hingga kemudian hal ini dikongkritkannya dengan berkumpulnya para wakil-wakil cabang NU di seluruh Jawa dan Madura di Surabaya dan menyatakan perjuangan kemerdekaan sebagai ‘Jihad (perang suci).
Dalam pertemuan itu lahirlah ‘Resolusi Jihad Fii Sabilillah’ NU 22 Oktober yang menjadi dasar penetapan Hari Santri. Resolusi Jihad punya dampak besar di Jawa Timur dan daerah lainnya kemudian. Pada hari-hari berikutnya, ia menjadi pendorong keterlibatan santri dan jamaah NU untuk ikut serta dalam pertempuran 10 November 1945 (Hari Pahlawan) . Dalam sumber lain Perang Hari Pahlawan ini selain melibatkan Tentara Keamanan Rakjat, para santri, ulama, laskar rakyat, tentara Hizbullah, Sabilillah, Perang ini juga melibatkan TKR Chunking yang terdiri atas warga Tionghoa di Surabaya dan laskar non-muslim lainnya. Untuk hal ini akan kita tayangkan di-jilid berikutnya, sabar sob.
Sob, penetapan Hari Santri oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 pada 15 Oktober 2015 lalu merupakan penghargaan tertinggi yang selama ini dilupakan pemerintahan sebelumnya maka wajar jika Presiden Jokowi dan NU mempunyai ‘kedekatan psylogis tersendiri sebagaimana Presiden Sukarno lalu.
Sob, Inshaa Allah dilain waktu kita akan kupas salah-satu tokoh dan ulama besar yang menjadi guru besar beliau (K.H Hasjim Asy’ari ) yaitu Syaikh Nawawi al-Bantani ulama terkenal dari Banten yang mukim di Makkah.
Al-Fatihah untuk ke-2 ulama besar ini, para santri pejuang dan para pejuang 19 September 1945 dan 10 November 1945, semoga Allah memberikan tempat yang paling mulia, Aamiin YRA– BERSAMBUNG – (Red-01/Foto.ist)
1 Trackback / Pingback