Surat Terbuka , “PRESIDEN JOKOWI, PARA PETANI & PEJUANG SINGKONG NASIONAL DI LAMPUNG”

Surat Terbuka ,PRESIDEN JOKOWI, PARA PETANI & PEJUANG SINGKONG NASIONAL DI LAMPUNG”

– Selamat pagi Yth Bapak Presiden Jokowi, kalau pun bapak saat ini berada di Istana Bogor, dan kami di Lampung, namun bathin kita demikian dekat. Mari nikmati kopi pagi ini sebagai anugerah Allah SWT, Tuhan YME.

– Semoga pagi ini akan tetap seperti pagi hari lainnya kedepan yang penuh kehangatan matahari nasional pemersatu Ke-Bhinnekaan kita semua. Agh, seruput lagi pak kopinya.

-Rakyatmu hendak kemana lagi menyampaikan keluh kesah serta harapan karena bagaikan buah simalakama

– Petani singkong dengan hasil produksi yang banyak/melimpah,

  • Perusahaan Pengolah Singkong yang ada di Lampung sudah tidak mampu mengolah hasil produksi Singkong Petani sehingga untuk menjual singkong, kendaraan angkutan mereka harus rela menunggu antrian cukup lama bisa 4 sampai 5 hari, dan ini sangat merugikan petani karena dengan antrian yang berhari-hari tentu singkong itu mengalami penyusutan tonasenya yang cukup signifikan, belum lagi refraksi/potongan perusahaan yang cukup tinggi , tidak jelas dan tidak transparan dasar dari refraksi/potongan itu di ambil dan ditentukan oleh pihak perusahaan

  • Yth Bapak Presiden Jokowi, Saat ini harga singkong di lampung sekitar Rp.800/kg dengan biaya refraksi sekitar 15-20%, seolah kita belum merdeka, dimana dalam Nawacita II ini idealnya harga antara Rp.1.100-1.200/kg dengan biaya refraksi antara 7-10%. Mengapa semua ini menjadi kacau?, karena ada pihak yang bermain disini, bapak pasti tahu siapa mereka itu.

  • Dan alasan yang paling populer adalah karena Impor sagu dari luar sehingga gudang/stock sagu perusahaan-perusahaan yang ada di Lampung penuh dan banyak stok sagunya, serta tidak adanya ekspor  keluar

  • Sementara Bapak Presiden  membuat kebijakan membuka lahan baru di kalimantan untuk di tanami singkong seluas 60.000 hektar. pastinya kami sebagai rakyat mendukung kebijakan itu. Namun jika itu adalah bagian dari ‘perjuangan’ bapak Presiden Jokowi kepada kebutuhan produksi singkong nasional, bapak jangan lupa bahwa di Lampung masih banyak lahan  ‘tidak – bertuan , kritis dan sangat kritis’ yang mencapai > 402.000 hektar.

-Serahkan saja kepada kami pak, Inshaa Allah kami akan lakukan yang terbaik, karena 402.000 hektar itu jika per-hektar kemampuan panen sekitar 20-30 ton maka kita akan mampu ‘memanen sekitar 10.1 juta ton/10 bulan  dalam arti jumlah panennya pun lebih tinggi dari ‘food estate di kalimantan itu.

-Petani Singkong di Lampung adalah pejuang sejak bangsa dan negara besar ini berdiri, nama besar mereka tetap terkenang sejarah sebagai pemasok kebutuhan singkong nasional (20-40 juta ton)  dimana saat itu kami mampu andil hingga 20-40% , dan akankah masa ke-emasan itu datang lagi?, atau kita berhenti berjuang !?

-Hal lain yang dapat Bapak Presiden Jokowi lakukan adalah segera mencabut status lahan Register yang ada di lampung > 60 – 100.000 hektar khususnya yang sedang KoranJokowi.com perjuangkan sekitar 19.506 hektar lahan register, jika saja 10.000 hektarnya kemudian ‘dimintakan’ kepada mereka untuk ditanami singkong maka sederhananya akan tersedia 250.000 ton singkong/10 bulan.

-Yth Bapak Presiden Jokowi, sebelumnya luas lahan singkong di Lampung mencapai 366.830 hektar (ha) yang nyaris menyamai lahan padi >  447.374 ha. Kami pernah berjaya dalam hal ini khususnya di Lampung Tengah – 121.000 ha, Lampung Utara – 53.994 ha, dan Lampung Timur – 49.000 ha. Namun 5 tahun belakangan ini semua sirna kalau pun ada hanyalah tersisa sekitar 20%, karena lahan itu tergantikan Jagung dsb atau bahkan dijual demi kebutuhan hidup khususnya di Pandemi Covid 19 ini.

-Popularitas singkong di Lampung, (saat itu) karena budidaya ini mudah dikembangkan dan cepat terserap di pasar hal lainnya karena kami memiliki lebih dari 60  pabrik tepung tapioka yang tersebar hingga pelosok desa mana pun

-Yth Bapak Presiden Jokowi, kami kembali  memohon  sekiranya agar para petani singkong di Lampung bisa kembali ‘berjaya dan berjuang’ untuk ini. Salah-satu cara ideal menurut kami adalah dengan segera menaikan harga singkong antara Rp.1.100-1.200/kg dan menurunkan biaya Refraksi hingga di angka 5-8%, itu saja, pak. Sangat sederhana dan adil bagi semua pihak, petani dan pengusaha.

– Kami tidak ingin kekhawatiran Bung Karno itu terjadi kedepan, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”

Mari kita buktikan kepada Bung Karno bahwa itu tidak akan terjadi karena hal sepele yaitu karena singkong !

Kami yakin bapak bersama Kastaf Presiden Jenderal TNI Purn.Moeldoko dan Jenderal TNI Purn. Luhut Binsar Panjaitan lebih memahami atas semua hal diatas daripada yang lain, maaf , dan memang itu yang terbenar,pak. 

AYO PAK PRESIDEN

AYO PAK MOELDOKO

AYO PAK LUHUT

KITA BERJUANG LAGI !

 

Terima-kasih.

Lampung Utara, Tgl.12 Desember 2020.

Hormat kami,

an.Petani Singkong Lampung

Arief P.Suwendi

Een H. Prayudha

Jhonny Erick

Andi Anshori

Purwanto

Endang Ruwaliyana

Asep Hermawan

Tentang RedaksiKJ 3781 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan